V. PROFIL KEDAWUNG
Kedawung sebagai objek penelitian ini memiliki profil dan karakteristik yang dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu meliputi aspek botani, status
konservasi di alam, status tumbuhan obat dan nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hal ini dikemukan sebagai berikut :
A. Botani
1. Morfologi
Sinonim dari tumbuhan obat Parkia timoriana DC. Merr adalah : Parkia biglobosa Auct. Non Benth; Parkia javanica Lamk. Merr; dan Parkia
roxburghii G. Don. Nama Indonesia antara lain: Alai, kedahung. Sedangkan di Sunda namanya peundeuy, cipetir dan masyarakat Jawa dikenal dengan nama
kedawung. Kedawung merupakan pohon raksasa hutan dengan tinggi bisa mencapai
50 m dengan tinggi bebas cabang 5 – 28 m dan diameternya bisa mencapai 143 cm 1,5 m. Pada spesies-spesies yang merupakan sinonim kedawung diatas,
terdapat ciri unik yaitu jumlah daun akan semakin sedikit tetapi ukurannya akan semakin besar seiring dengan perubahan habitatnya dari daerah kering savana ke
daerah tropika basah Heyne, 1987. Batang berkayu, tegak, batang muda berwarna coklat dan setelah tua
berwarna putih kotor, kasar dan lunak serta tidak mengandung kayu teras, tidak begitu awet, bercabang di atas, jumlah cabang utama bisa mencapai 7 buah,
membentuk tajuk yang lebar, diameter tajuk berkisar antara 6 – 35 m, dengan kelas rata-rata 10-20 m, posisi tajuk pohon kedawung umumnya berada diatas
tajuk pohon lain dengan derajat kesempurnaan tajuk pada umumnya sempurnabulat membentuk payung, kedalaman tajuk berkisar antara 4 – 24 m.
Daun majemuk menyirip ganda, tangkai daun berkelenjar, permukaan atas hijau mengkilat, beranak daun banyak, daun 20-80 pasang. Bunga majemuk, umumnya
berbunga pada setiap bulan April, karangan bunganya berbentuk bongkol dengan kelompok bunga jantan di bagian pangkalnya, tangkai bunga panjang dan terkulai,
polong panjang dan gepeng, warna coklat tua dan berkayu, kulit keras. Pohon
52 umumnya berbanir dan tinggi banir bisa mencapai 5,5 m. Pada saat keduwung
berbuah jumlah malai pada satu pohon kedawung bisa mencapai 456 malai, dalam satu malai jumlah keris yang paling banyak bisa mencapai 27 keris, kelas rata-
rata keris malai antara 8 - 12 malaikeris, dalam satu keris terdapat 6 – 22 bijikeris Rinekso, 2000
2. Distribusi geografis
Distribusi pohon kedawung di dunia meliputi : India, Bangladesh, Burma Myanmar, Thailand, Afrika Barat Yusuf dan Zuhud, 2001. Sedangkan di
Indonesia meliputi : Jawa, Nusakambangan, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat dan Papua berdasarkan data spesimen Herbarium
Bogoriense, Winara, 2001. Di Taman Nasional Meru Betiri terdapat di lokasi : Pondok Nongko,
Sembah Andong, Kandang Montor, Ungkalan, Batu Ketek, Sedomati, Jembatan Lau, Batu Kucing, Pancuran Besar, Curah Luak, Tanjakan Petek, Apak Dorodok,
Tumpak Kesing, Sumber Dua, Sumber Satu, Sungai Dua, Air Terjun, Seruji, Jembatan Pinceng, Sumber Salak, Sumber Gadung, Pondok Mantri, Markas
Pondok Mantri, Watu Mejo, Sungai PA, Teluk Meru Barat, Teluk Meru Timur, Sungai Lanang, Tumpak Dawung, Gumuk Pentil, Sumber Urip, Tumpak Waru
dan Pondok Plastik Rinekso, 2000; Winara, 2001 dan Zuhud, Prasetyo, Dewi dan Sumantri, 2003.
3. Ekologi