126
b. Kegiatan pengelolaan tahun 2005 -2009
Berdasarkan analisis kandungan pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa
kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan stimulus amar alamiah, manfaat
dan religius sangat terbatas dilakukan. Sampai saat ini pengelola masih melakukan kegiatan-kegiatan yang belum mengacu kepada visi dan misi
pengelolaan dan belum terkait dengan stimulus amar. Penetapan kegiatan oleh
pengelola belum mengacu kepada visi yang sudah dirumuskan dan belum mengenai sasaran pada pemecahan akar permasalahan. Kegiatan-kegiatan belum
berpedoman kepada tuntutan karakteristik dan kebutuhan sumberdaya alam hayati lokal maupun tuntutan kebutuhan masyarakat sekitar hutan, seperti dapat dilihat
pada tabel berikut. Tabel 19. Kegiatan pengelolaan sedang dan akan dilakukan tahun 2005-2009 yang
berkaitan dengan tri-stimulus amar konservasi
Judul kegiatan
Stimulus alamiah
Stimulus manfaat
Stimulus religius
1. Penataan kawasan • Review Zonasi Taman Nasional Meru Betiri, Dll
Tidak jelas Tidak jelas
Tidak ada
2. Pembinaan daya dukung kawasan
• Pembinaan habitat banteng, Dll Ada
Tidak ada Tidak ada
3. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
• Identifikasi dan inventarisasi jenis flora • Identifikasi dan inventarisasi jenis fauna
• Pembuatan demplot tumbuhan obat pulepandak Ada
Ada Ada
Tidak jelas Tidak jelas
Ada Tidak ada
Tidak ada Tidak jelas
4. Pemanfaatan Kawasan • Penyusunan master plan pariwisata alam
• Pembinaan kader konservasi dan pecinta alam • Penyusunan buku informasi tumbuhan obat, Dll
Ada Ada
Ada Tidak jelas
Tidak jelas Tidak jelas
Tidak jelas Tidak jelas
Tidak jelas
5. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan
• Operasi pengamanan fungsional, Dll Tidak jelas
Tidak ada Tidak jelas
6. Pembinaan Sumber Daya Manusia • Pendidikan dan latihan penjenjangan.
• Pelatihanpenyegaran POLHUT dan PPNS, Dll Tidak jelas
Tidak jelas Tidak jelas
Tidak jelas Tidak jelas
Tidak jelas
7. Pembinaan Partisipasi Masyarakat • Membantu urus hak paten merek 20 produk jamu
• Pengadaan bibit oleh petani mitra rehabilitasi. • Pelibatan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi
• Pendampingan kelompok tani mitra rehabilitasi • Penyuluhan konservasi.
Tidak ada Ada
Tidak jelas Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Tidak ada Ada
Ada Ada
Ada
Sumber : Balai Taman Nasional Meru Betiri 2004c
127 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kegiatan pengelolaan taman
nasional yang dilakukan selama ini sangat kurang atau belum mengaitkan dengan stimulus manfaat . Ini dapat diketahui dari bentuk-bentuk pemanfaatan
sumberdaya hasil hutan Taman Nasional Meru Betiri oleh masyarakat sekitar di antaranya adalah : pengambilan tumbuhan obat, pengambilan kayu komersial
untuk bahan bangunan, pengambilan kayu bakar perencekan, pengambilan jenis bambu, pengambilan rotan, perburuan satwa, dan pengambilan madu.
Bentuk-bentuk interaksi masyarakat hutan yang disebutkan di atas selalu dipandang oleh pengelola sebagai kegiatan pelanggaran hukum, karena selama ini
pemahaman tentang substansi peraturan perundangan kurang memadai yang membuat mereka bersikap seperti itu. Peraturan perundangan tentang pengelolaan
taman nasional selama ini belum banyak dioperasionalkan dan diimplementasikan dengan kondisi karakteristik lokal lapangan Lampiran 13.
Masyarakat pendarung kedawung selama ini dianggap melanggar hukum dan merupakan faktor penyebab langkanya kedawung di hutan. Padahal dalam
penelitian ini masyarakat pendarung sebaliknya sangat berperan sebagai penyebar biji untuk regenerasi kedawung di hutan. Surat Keputusan Menteri Kehutanan
tentang “tugas pokok dan fungsi pengelola taman nasional” adalah salah satu contoh produk peraturan yang kaku dan tidak operasional dengan kondisi dan
karakteristik lokal lapangan. Tugas pokok dan fungsi pengelola tidak dengan tegas dan tidak dengan nyata menyebutkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pembinaan masyarakat sekitar hutan yang sudah lama bergantung dan berinteraksi dengan hutan taman nasional, termasuk pengembangan pengetahuan tradisional
masyarakat yang mendukung konservasi. Berdasarkan bentuk-bentuk interaksi masyarakat dengan kawasan hutan
serta dikaitkan dengan tri-stimulus amar konservasi seharusnya disusun prioritas program kegiatan pengelolaan kawasan taman nasional. Pengelola harus benar-
benar memahami kegiatan mana yang perlu dilakukan dan kegiatan mana yang tidak perlu dilakukan atau tidak prioritas untuk dilakukan. Banyak kegiatan yang
dilakukan selama ini tidak berhubungan langsung dengan kepentingan kesejahteraan masyarakat sekitarnya stimulus manfaat dan banyak yang tidak
berkaitan dengan kebutuhan konservasi sumberdaya hayati kawasan itu sendiri
128 stimulus alamiah, seperti yang diungkapkan dan ditemukan dalam penelitian
disertasi ini Lampiran 15.
3. Titik temu pengelolaan taman nasional dengan kepentingan masyarakat