Kerelaan berkorban masyarakat untuk aksi konservasi

102 Keterangan No Pernyataan Harapan Aksi Konservasi Kedawung Masyarakat Pengelola 18 Menyemaikan atau menyebarkan biji kedawung di areal hutan alam. - - 19 Buah kedawung yg tergantung di pinggir tajuk tidak semuanya dipungut - 20 Biji kedawung yang dipanen sendiri selalu ada yang dijadikan bibit. - 21 Kedawung saat ini perlu pengayaan atau penanaman di hutan alam. - - 22 Ada biji kedawung tercecer diperjalanan di hutan sehabis memanen - 23 Biji direndam air panas 5 menit dan air biasa 1 malam, lalu disemaikan. - - 24 Biji kedawung untuk mudah tumbuh dipotong sedikit ujung kulit bijinya. - - 25 Jarak tanam kedawung di lahan rehabilitasi diperlebar min. 30 m + - 26 Patroli dan larangan masuk hutan, bukan kegiatan penting dilakukan - Rata-rata 2,6 - - 0 = tidak relevan untuk diujikan + = sangat suka atau sukasetuju ; - = tidak suka atau kurang sukakurang setuju Gambar 32. Bias pemahaman stimulus kedawung, tidak sejalan dengan aksi masyarakat dan aksi pengelola untuk konservasi kedawung

7. Kerelaan berkorban masyarakat untuk aksi konservasi

Penelitian untuk mengkaji stimulus religius apakah telah berperan mendorong sikap masyarakat pendarung untuk aksi konservasi didekati melalui kerelaan berkorban untuk aksi konservasi. Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan menunjukkan dengan menguji 7 pernyataan tentang kerelaan berkorban dapat diketahui, bahwa sikap dan aksi masyarakat tidak dilandasi kerelaan berkorban untuk konservasi kedawung. Artinya nilai-nilai religius dan nilai-nilai sosio-budaya masyarakat tradisional tidak menjadi stimulus bagi kerelaan berkorban untuk aksi konservasi. Pernyataan “Biji kedawung yang dipanen, ada yang disisakanditinggalkan di hutan” menggambarkan bahwa sinyal ini tidak dipahami masyarakat, yaitu bahwa kedawung butuh bijinya disisihkan sebagian kecil untuk sumber bibit di hutan. Dipihak lain bagi masyarakat menganggap bahwa semua biji kedawung Aksi masyarakat yg terkait erat harapan konservasi kedawung : 25 Terjadi bias pemahaman stimulus kedawung, sehingga harapan konservasi kedawung tidak sejalan dengan aksi masyarakat dan aksi pengelola : Aksi pengelola Harapan aksi konservasi kedawung 103 yang dipanen dapat dijadikan uang. Sangat jarang dengan kesadaran sendiri masyarakat rela menyisihkan sebagian kecil biji untuk dibibitkan. Dari 80 orang responden hanya 3 orang yang membibitkan kedawung dari biji yang mereka panen sendiri. Alasannya adalah karena pohon kedawung masih banyak di hutan dan bisa tumbuh sendiri secara alami. Rincian hasilnya dapat dilihat pada Gambar 33 berikut. Keterangan No Pernyataan kerelaan berkorban masyarakat untuk konservasi Skor rata2 Sikap 13 Buah kedawung yang muda dimakan satwa budeng 1,8 - 20 Biji kedawung yang dipanen sendiri selalu ada yang dijadikan bibit. 2,3 - 27 Kedawung untuk penyebaran bijinya di hutan alam perlu bantuan manusia. 2,3 - 28 Kedawung ditanam di lahan rehabilitasi tanpa imbalan menanam palawija. 1,4 - 29 Kedawung ditanam di lahan pertanian hak milik pribadi masyarakat. 1,4 - 30 Permudaan kedawung di hutan tidak bisa diserahkan kepada alam saja. 2,3 - 31 Biji kedawung yang dipanen selama ini, ada yang ditinggalkan di hutan 1,8 - Rata-rata 1,9 - + = sangat suka atau sukasetuju 3,9 ; - = tidak suka atau kurang sukasetuju 3,8 Gambar 33. Kerelaan berkorban masyarakat belum ada untuk konservasi kedawung Masyarakat pendarung tidak ada yang rela memindahkan anakan kedawung yang tumbuh dibawah pohon induknya, kecuali Mbah Setomi. Walaupun mereka mengetahui bahwa biji kedawung di bawah pohon induknya, tidak akan pernah bisa tumbuh menjadi pohon besar, kecuali dipindahkan jauh dari pohon induknya. Masyarakat tidak pernah menanam pohon kedawung di lahan pertanian milik mereka sendiri, karena mereka tahu pohon kedawung yang sudah besar akan banyak mengambil luasan lahan pertanian mereka yang sempit. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh pengelola, bahwa agar berhasil konservasi kedawung memerlukan lahan hutan atau perkebunan yang relatif luas. Namun begitu, dapat diketahui bahwa masyarakat pendarung kelas umur diatas 40 tahun lebih rela berkorban untuk konservasi kedawung, sehingga Kerelaan berkorban untuk konservasi : Nihil

13, 20, 27, 28, 29, 30 dan 31

Dokumen yang terkait

Beberapa Aspek Ekologi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 7 63

Status Rizobwm Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (Cma) Pada Kedawung (Parkia Timoriana (Dc.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 16 58

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 3 224

Pengetahuan Masyarakat Dan Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri

0 10 61

Bioecological of kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) medicinal plant in natural forest Meru Betiri National Park

0 18 9

Sikap Masyarakat Dan Konservasi Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus Di Taman Nasional Meru Betiri

1 53 458

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kesesuaian Habitat Kedawung (Parkia timoriana (D.C) merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 14 87

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 9 385

Community’s Attitudes and Conservation: An Analysis of of Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.), Stimulus of Medicinal Plant for the Community, Case in Meru Betiri National Park

0 12 11

PEMANFAATAN TuMBuHAN OBAT OlEH MASYARAkAT DI SEkITAR TAMAN NASIONAl MERu BETIRI Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

0 0 10