15 Gambar di atas dapat dibuat suatu “sistem nilai kedawung” yang
direfleksikan dari stimulus, yaitu N= fX,Y,Z. Sumbu Y “penting” adalah stimulus kedawung berupa nilai-gunamanfaat kedawung, sumbu X “baik” adalah
stimulus kedawung berupa nilai-etik, moral, kerelaan, sikap atau perilaku untuk konservasi, dan sumbu Z “benar” adalah stimulus kedawung berupa nilai-fakta
bioekologi dan kondisi populasiregenerasi untuk terwujudnya konservasi. Walaupun sistem nilai dapat berubah, dan nilai N di dalam sistempun dapat
berubah, namun N harus selalu berada di dalam ruang sistem sumbu X, Y dan Z, yaitu dalam gambar ruang pada skala garis kontinu, bukan berada dalam gambar
ruang garis putus-putus. Apabila nilai terlepas dari sistemnya, maka terjadi keterputusan nilai, sehingga terjadilah discontinuity, inconsistency, disparity dan
distortion terhadap konservasi kedawung.
3. Aliran informasi dalam ekosistem sebagai stimulus
Menurut Rachman 1996, masyarakat tradisional menggunakan informasi alam sebagai pedoman utama untuk melakukan aksi atau tindakan dalam
kehidupan mereka berinteraksi dengan lingkungan habitat alami. Pakar antropologi pertanian IPB yang pernah menjadi murid dari Terry A. Rambo yang
disebutkan di atas menggambarkan aliran informasi dalam suatu ekosistem masyarakat tradisional sebagai berikut :
Sumber : Rachman, 1996
Gambar 3. Aliran informasi dalam ekosistem masyarakat tradisional Selanjutnya Rachman 1996 mengemukakan di dalam masyarakat
tradisional terjadi tukar menukar informasi antara sistem sosial masyarakat dengan ekosistemnya, yaitu antara lain berupa :
a. Input dari ekosistem ke sistem sosial masyarakat. Input ini antara lain dapat berbentuk informasi misal: suara, penglihatanvisual.
b. Input dari sistem sosial masyarakat ke ekosistem. Input informasi yang diperoleh sistem sosial masyarakat dapat menghasilkan informasi baru
sebagai input terhadap ekosistem, misalnya informasi untuk aksi konservasi.
Energi dan
materi Sinyal
Stimulus Ditangkap
pikiran masyarakat
Keputusan Aksi
atau tindakan
16 Berikut dikemukakan beberapa contoh informasi tentang sinyal-sinyal
alam yang ditangkap oleh kelompok individu atau kelompok masyarakat menjadi stimulus bagi sikap dan selanjutnya menjadi informasi untuk bertindak atau
beraksi. Tabel 1. Beberapa contoh informasi kejadian alam sebagai stimulus
Sumber Informasi untuk stimulus variabel bebas
Kelompok yg dituju
Makna informasi jadi stimulus bagi
sikap Informasi untuk
bertindak variabel tak bebas
1. Suara monyet Pemburu
Kehadiran monyet Dekati, jerat atau tembak
2. Cahaya merah terang di langit saat matahari terbenam
Pelaut Besok hari akan cerah
dan baik Berangkat untuk melaut
3. Banyak binatang mengungsi turun dari gunung
Masyarakat sekitar gunung
Gunung segera akan meletus
Segera mengungsi menjauhi gunung ke tempat aman
4. Air laut di pantai surut drastis dan banyak ikan terdampar
Masyarakat pinggir pantai
Bencana tsunami segera akan terjadi
Segera berlari menjauhi pantai ke tempat aman
5. Buah kedawung menghitam di Pohonnya
Masyarakat pendarung buah
kedawung Buah kedawung masak
dan siap dipanen Segera memanen buah
kedawung 6. Di hutan alam taman nasional
hanya ada pohon-pohon kedawung berdiameter besar.
Pengelola dan masyarakat
pendarung kedawung
Proses regenerasi terhambat atau terputus,
pohon kedawung akan menjadi langka dan
bahkan punah Lakukan segera pengayaan
atau penanaman pohon kedawung di hutan
alamtaman nasional
Pada Tabel 1 di atas dapat dipahami bahwa suatu sinyal adalah mengandung informasi, apabila informasi tersebut dapat dipahami dan disadari
oleh kelompok yang dituju, maka sinyal akan menjadi stimulus dan akan mendorong menjadi sikap. Selanjutnya stimulus-sikap kemudian akan
memberikan informasi untuk bertindak atau beraksi. Kalau semua proses ini dapat terjadi dan berlangsung baik dalam suatu kelompok masyarakat tertentu,
maka barulah tindakan atau aksi yang diinginkan sesuai dengan bentuk, arah dan sifat stimulus akan dapat terwujud dengan baik.
Contoh yang baik dan mudah dipahami adalah seperti terjadi pada peristiwa bencana alam Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 di Aceh yang
telah menimbulkan banyak korban nyawa manusia. Sebelum Tsunami, terjadi gempa kuat yang berpusat di dasar laut, sesaat kemudian muncul dua fenomena
atau sinyal alam sekaligus, yaitu air laut surut seketika dan banyak ikan terdampar. Dua sinyal alam yang terjadi sekaligus ini, tidak lain adalah
merupakan dua variabel bebas yang merupakan informasi dari alam. Informasi tersebut mendorong dan merangsang sikap dan aksi masyarakat variabel tak
bebas. Masyarakat umumnya berlari mendekati laut berebut memungut ikan
17 yang terdampar, bukannya informasi ini menjadi stimulus bagi masyarakat untuk
segera lari menjauhi pantai Akhirnya mereka banyak menjadi korban tsunami.
4. Stimulus, sikap dan aksi konservasi