UU No. 05 Tahun 1990 : Konservasi Sumber Daya

188 Selanjutnya Pasal 5 ayat 1 menyebutkan sebagai berikut: “Setiap orang berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas ruang”. Pasal ini ditindaklanjuti dengan PP nomor 69 tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Dalam Pasal 2 PP menyebutkan : Dalam kegiatan penataan ruang masyarakat berhak : 1 Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; 2 Mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah, rencana tata ruang kawasan dan rencana rinci tata ruang kawasan. mewujudkan kesejahteraan yang mandiri berbasis pengembangan sumberdaya hayati lokal dan mendukung konservasi taman nasional. Kapasitas SDM pengelola sangat kurang

3. UU No. 05 Tahun 1990 : Konservasi Sumber Daya

Alam hayati dan Ekosistemnya Hasil analisis Pada pasal 28 disebutkan “Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar” Selanjutnya pada Pasal 36 ayat 1 butir g disebutkan bahwa pemanfaatan jenis tumbuhan dapat dilaksanakan dalam bentuk : budidaya tanaman obat-obatan, dengan ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peaturan Pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 37 ayat 1 diatur bahwa peranserta rakyat dalam konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh Pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna; ayat 2 disebutkan dalam pengembangan peranserta rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Pemerintah menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya di kalangan rakyat melalui pendidikan dan penyuluhan. Stimulus alamiah kuat Stimulus manfaat lemah Stimulus religius lemah Undang-undang ini belum dengan tegas mengakomodir pencapaian kesejahteraan masyarakat sekitar taman nasional melalui pemanfaatan secara lestari sumberdaya hayati yang terdapat di dalam taman nasional. Dalam Undang-undang di atas belum diatur bahwa eksistensi taman nasional harus memprioritaskan secara langsung maupun tak langsung dapat berperan mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat hutan sekitar taman nasional. Ketentuan Pasal tersebut menunjukkan bahwa peran serta rakyat dalam pengelolaan kawasan pelestarian alam masih berpola top-down. Inilah yang menjadi kendala, tidak operasional di lapangan dan banyak menjadi pertentangan di masyarakat. Pasal tersebut bermakna pemberdayaan masyarakat untuk konservasi hutan, tetapi tidak diimbangi dengan jelas insentif yang diperoleh masyarakat dari kegiatan konservasi. Masyarakat tidak diberi akses legal mengenai pemanfaatan sumberdaya hutan taman nasional, melalui pemungutan secara lestari, seperti yang sudah berlangsung terhadap tumbuhan obat kedawung selama turun temurun sejak zaman Belanda dahulu. Juga pemerintah daerah dan pengelola taman nasional secara legalitas dalam peraturan perundangan yang berlaku belum diberi mandat yang tegas dan tanggungjawab yang jelas untuk ikut mengurus mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui konservasi dan pemanfaatan potensi taman nasional. Padahal sebagai prasyarat utama terwujudnya konservasi taman nasional di Jawa yang padat penduduk ini adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat sekitar taman nasional, sebagaimana yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran dari disertasi ini. Kapasitas SDM pengelola sangat kurang 189 Lampiran 13 Lanjutan

4. UU No. 32 Tahun 2004 : Pemerintahan Daerah

Dokumen yang terkait

Beberapa Aspek Ekologi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 7 63

Status Rizobwm Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (Cma) Pada Kedawung (Parkia Timoriana (Dc.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 16 58

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 3 224

Pengetahuan Masyarakat Dan Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri

0 10 61

Bioecological of kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) medicinal plant in natural forest Meru Betiri National Park

0 18 9

Sikap Masyarakat Dan Konservasi Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus Di Taman Nasional Meru Betiri

1 53 458

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kesesuaian Habitat Kedawung (Parkia timoriana (D.C) merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 14 87

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 9 385

Community’s Attitudes and Conservation: An Analysis of of Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.), Stimulus of Medicinal Plant for the Community, Case in Meru Betiri National Park

0 12 11

PEMANFAATAN TuMBuHAN OBAT OlEH MASYARAkAT DI SEkITAR TAMAN NASIONAl MERu BETIRI Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

0 0 10