VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Konservasi kedawung di lapangan gagal, karena terjadi ketidak-sejalanan antara stimulus dengan sikap dan aksi konservasi masyarakat maupun pengelola.
Sinyal kedawung tentang kelangkaan selama ini tidak menjadi informasi bagi masyarakat pendarung maupun pengelola. Sehingga sinyal kedawung yang
menginformasikan tindakan yang seharusnya dilakukan, tidak menjadi stimulus bagi masyarakat maupun pengelola untuk bertindak konservasi.
2. Stimulus kedawung tidak terkait erat dengan sikap masyarakat dan sikap
pengelola, kecuali stimulus manfaat ekonomi. Tetapi stimulus manfaat ekonomi ini tidak simultan menjadi pendorong sikap dan aksi konservasi di
lapangan. Begitu juga stimulus tentang manfaat obat tidak menjadi sikap untuk aksi konservasi.
3. Terjadi bias terhadap pemahaman stimulus kedawung, terutama yang berkaitan dengan kegagalan proses regenerasi, sehingga tidak menjadi stimulus bagi
sikap dan aksi konservasi oleh masyarakat maupun oleh pengelola. 4. Tidak adanya kerelaan dari masyarakat untuk aksi konservasi, hal ini terjadi
karena : 1 masyarakat tidak memahami dan tidak menyadari sifat bioekologi kedawung sangat memerlukan bantuan manusia untuk penyebaran biji di alam;
2 tidak jelasnya hak kepemilikan atau hak pemanfaatan yang legal bagi masyarakat, hal ini menjadikan sikap masyarakat bersifat masa bodoh terhadap
aksi konservasi; 3 nilai-nilai religius dan nilai-nilai sosio-budaya tidak lagi menjadi stimulus bagi sikap dan aksi masyarakat untuk konservasi.
5. Terjadi perbedaan pengalaman dalam sikap dan aksi konservasi antara masyarakat dengan pengelola. Ternyata masyarakat lebih berpengalaman
dengan konservasi kedawung dibanding dengan pengelola. Misalnya masyarakat ikut membantu konservasi kedawung melalui penyebaran biji di
hutan walaupun hal ini umumnya mereka lakukan tanpa disengaja pada waktu mengangkut biji, yaitu adanya biji yang tercecer di lantai hutan.
158
6. Masyarakat dan pengelola tidak memahami dan tidak menyadari bahwa
stimulus, sikap dan aksi konservasi harus dilaksanakan secara simultan. Prasyarat terwujudnya konservasi kedawung atau konservasi sumberdaya
hayati taman nasional lainnya secara nyata di lapangan apabila totalitas dari tri- stimulus amar alamiah, manfaat dan religius konservasi harus simultan dan
mengkristal menyatu menjadi pendorong bagi sikap masyarakat dan pengelola untuk aksi konservasi.
7. Stimulus kedawung untuk konservasi adalah unik spesifik dan akan menjadi