Kaitan k Penyebaran spasial a. Ketinggian dari permukaan laut

t p y p m m G e d d T terbuka atau penelitian b yang tidak ra 20 m 2 per Data pohon pionir Keda matahari lan menjadi poh Gambar 11.

e. Kaitan k

Berd dan Subastia dan bagian T Tabel 10. K da Resort dan desa sekitar Kelimpahan kedawung Luas habitat potensial Data hasil p u kerapatan bahwa kedaw apat. Hal in ha, seperti p a ini menun r yang bisa h awung meru ngsung, seh hon yang dew Jumlah frek luas bidang kelimpahan dasarkan ana an 2007 da Timur dari k Kelimpahan p ari kawasan Kawasan banyak b Resort: W da Desa: C Sa t penelitian Suba 20 40 60 80 Jumlah indi v id u vegetasinya wung paling ni ditunjukka pada Gambar njukkan bah hidup dengan upakan spesi hingga anaka wasa, memer kuensi poho dasar m2h n kedawung alisis data ha apat diketah kawasan sepe populasi ked TNMB n TNMB bagia berinteraksi d Wonoasri, Sanen an Bandealit Curahnongko, A anenrejo, Temp 105 poh 20.694 H astian 2006 20 Kelas lu a yang renda g banyak tum an dengan pe r 11 Rineks hwa karakter n baik di tan ies intoleran an kedawun rlukan cahay on kedawung ha pada 129 g terhadap p asil penelitia hui kelimpah erti dapat dil dawung antar an Barat dg masyarakat nrejo, Andongr Andongrejo, purejo, Curaht hon Ha 21 ‐40 uas bidang dasa ah. Hal ini mbuh di are enutupan kel so, 2000 dan ristik pohon nah lahan yan n yang memb ng untuk bi ya matahari l g ditemukan 9 plot pengam perkampung an Rinekso han kedawun lihat pada Ta ra bagian Ba t Kawasa sedikit rejo takir Resort : Desa 41 ar lbds m2ha mengacu ke eal kerapata las ”luas bid Winara, 200 n kedawung ng tidak sub butuhkan ba isa hidup da langsung. n berdasarkan matan gan masyar 2000, Win ng antara ba abel 10 berik arat dan bagi an TNMB bag t berinteraksi : Sarongan, Ma Sukamade : Sarongan 31 poh 13.475 61 epada hasil an vegetasi dang dasar” 01. g termasuk bur. anyak sinar an tumbuh n kelas rakat nara 2001 agian Barat kut : ian Timur gian Timur dg masyarak alangsari dan hon 5 Ha kat Keterangan : Titik-titik merah = penyebaran kedawung aktual; hitam dan merah muda merupakan habitat potensial kedawung Gambar 12. Peta penyebaran spasial kedawung dan habitat potensial kedawung m t b H d k a p l h w m b k k p A p d G Tabe melimpah d taman nasio bagian Bara Hal ini terj disengaja da kedawung. alami, karen pendarung. lambat dan histogram pa Dika wilayah bag mendukung bahwa kawa kampung p kedawung, m penelitian i Andongrejo 13 dapat dil pemanen bu dibawah 5 k Gambar 13. el 10 dan di kawasan t onal bagian at lebih men jadi karena alam proses p Sedangkan na sangat j Jadi secara tidak terjad ada Gambar aitkan deng gian Barat kehidupan asan hutan b pendarung, memberi pen ni telah te yang mem lihat bahwa uah kedawu km memiliki . Kelimpaha berdasarka 5 km 5 km J a ra k da ri ka mpung p e nd ar un g Gambar 1 taman nasion Timur. Pol ngelompok d adanya int penyebaran kawasan ba arang ada alami proses di sepanjang 7. an luas ha dan Timur, kedawung. bagian Barat dimana te ngaruh posi rinventarisa mungut buah hutan yang ung yaitu d kelimpahan an pohon ked an jarak deng 2 m m 12 menunju nal bagian B la penyebar dibandingka tervensi ma biji, yaitu p agian Timur kegiatan pe s regenerasi g tahun, sep abitat poten , memiliki Akan tetap t yang berb erjadi inter tif terhadap si penduduk kedawung s berdekatan i desa And n pohon keda dawung di k gan kampun 20 40 Jumlah in ukkan popu Barat di ban an spasial k an dengan k asyarakat pe ada waktu p pola penye engambilan kedawung d perti fenome nsial kedaw peluang yan pi fakta di l atasan langs raksi penda penyebaran k Desa Cu sebanyak 80 dengan temp dongrejo dan awung yang kawasan huta ng 5 km da 60 ndividu ulasi kedaw nding denga kedawung d awasan bag endarung se proses penga ebarannya m buah kedaw di hutan alam ena yang dip wung, kualit ng sama un apangan me sung dengan arung deng n biji kedaw urahnongko 0 orang. Pa pat tinggal m n Curahnon lebih tinggi. an alam TNM an 5 km 80 63 wung lebih an kawasan di kawasan ian Timur. ecara tidak ambilan biji masih murni wung oleh m sangatlah perlihatkan tas habitat ntuk dapat enunjukkan n desa atau gan pohon ung. Pada dan Desa da Gambar masyarakat ngko, yaitu . MB 64 Sedangkan desa Sarongan yang berada di perbatasan kawasan taman nasional bagian Timur sejak dulu sampai sekarang sangat jarang anggota masyarakatnya yang masuk hutan melakukan pemanenan buah kedawung. Sehingga pohon kedawung bagian Timur taman nasional jarang yang dipanen buahnya oleh masyarakat. Berdasarkan fakta ini ternyata masyarakat yang setiap tahun melakukan pemanenan buah kedawung di kawasan taman nasional bagian Barat, yaitu dari desa Andonggrejo, Curahnongko dan Sanenrejo memberikan dampak positif bagi kelestarian kedawung itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan data kelimpahan pohon kedawung yang lebih tinggi di kawasan hutan yang berdekatan dengan desa ini. Ini tidak lain adalah bukti bahwa masyarakat ikut membantu melakukan penyebaran biji di kawasan hutan. Data Tabel 8 menunjukkan bahwa biji kedawung yang jatuh dan berkecambah secara alami di bawah pohon induknya tidak pernah bisa hidup menjadi individu pohon kedawung yang baru. Sehingga dapat dipastikan bahwa faktor manusia pemanen buah kedawung selama ini berpengaruh positif sebagai pelaku penyebaran biji. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat pemanen buah kedawung, ternyata mereka umumnya membiarkan buah atau biji tercecer di lantai hutan pada waktu memikul buah kedawung di hutan menuju pulang. Mereka menyatakan dari biji yang tercecer inilah tumbuh individu pohon kedawung yang baru, terutama di sekitar jalan setapak atau tempat-tempat yang berdekatan dengan sungai atau anak sungai sewaktu mereka beristirahat di hutan. Arah penyebaran kedawung semakin dekat ke perkampungan masyarakat atau semakin ke pinggir kawasan, karena masyarakat membawa biji kedawung pulang dari dalam hutan menuju perkampungan. Penutupan lahan di kawasan taman nasional bagian Barat lebih banyak terbuka, karena terganggu dengan aktivitas masyarakat yang melakukan pemungutan hasil hutan berupa kayu dan non-kayu. Hal ini memberi pengaruh positif bagi kelestarian kedawung untuk tumbuh individu baru, karena hidupnya bersifat intolerant, memerlukan banyak cahaya matahari langsung yang masuk ke lantai hutan. 65 Fakta ini telah menggugurkan dugaan sebelum penelitian ini dilakukan yang menganggap selama ini pelaku utama penyebab kelangkaan pohon kedawung di hutan alam adalah masyarakat pendarung kedawung. Malahan fakta dari hasil penelitian ini, telah membuktikan justru sebaliknya, bahwa masyarakat pendarung kedawung membantu konservasi kedawung sebagai penyebar biji di hutan, walaupun mereka lakukan dengan tidak sengaja.

C. Status Kedawung dengan Tumbuhan Obat Lainnya

Dokumen yang terkait

Beberapa Aspek Ekologi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 7 63

Status Rizobwm Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (Cma) Pada Kedawung (Parkia Timoriana (Dc.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 16 58

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 3 224

Pengetahuan Masyarakat Dan Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) Di Taman Nasional Meru Betiri

0 10 61

Bioecological of kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) medicinal plant in natural forest Meru Betiri National Park

0 18 9

Sikap Masyarakat Dan Konservasi Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus Di Taman Nasional Meru Betiri

1 53 458

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kesesuaian Habitat Kedawung (Parkia timoriana (D.C) merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur

0 14 87

Sikap masyarakat dan konservasi suatu analisis kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasioal Meru Betiri

0 9 385

Community’s Attitudes and Conservation: An Analysis of of Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.), Stimulus of Medicinal Plant for the Community, Case in Meru Betiri National Park

0 12 11

PEMANFAATAN TuMBuHAN OBAT OlEH MASYARAkAT DI SEkITAR TAMAN NASIONAl MERu BETIRI Utilization of medicinal plants by people around of Meru Betiri National Park

0 0 10