67 spesies tumbuhan pohon dan non-pohon yang hidup berdekatan dengan
kedawung. Ada 9 spesies tumbuhan obat yang relatif sering dijumpai hidup berdekatan dengan kedawung seperti dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Sembilan spesies tumbuhan obat yang sering dijumpai bersama kedawung
No Nama Jumlah
plot Persentase
1 Bendoh Artocarpus elasticus Reinw.
42 33
2 Rau Dracontomelon mangiferum Bl.,
40 31
5 Kluncing Spondias pinnata Kurz. 37
29 4 Gundang
Ficus variegata L, 34
26 3 Suluh
Parinarium corymbosum 30 23
6 Talesan Polyalthia lateriflora
19 15
7 Glintungan Bischofia javanica Bl.
19 15
8 Ademati Aphanamixis polystachya R.N.Parker
15 12
9 Timo Kleinhovia hospita
15 12
Sumber : data diolah dari Rinekso 2000 dan Winara 2001
Pohon kedawung bisa hidup berdampingan dan berdekatan dengan pohon- pohon dari berbagai spesies lainnya, tetapi di hutan alam kedawung tidak pernah
dijumpai hidupnya berdekatan dengan sesama spesiesnya. Daftar vegetasi tumbuhan yang hidup berdekatan dengan kedawung di
hutan alam TNMB selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
D. Nilai Manfaat Kedawung
1. Kegunaan untuk obat
Daun kedawung dapat digunakan sebagai obat sakit perut nyeri dan mulas; bijinya dapat digunakan sebagai obat untuk nyeri haid, kejang-kejang pada waktu
haid, atau akan bersalin, demam nifas, kholera, mulas, masuk angin, antidiare, mencret, sakit perut, karminatif, borok, kudis, luka, sakit pinggang, sakit jantung
mengipas, cacingan, radang usus, penguat lambung dan cacar air; dan kulitnya dapat digunakan sebagai obat kudis Heyne, 1987; Hadad, Taryono, Udin dan
Rosita, 1993; Yuliani, Ma’mun dan Tritianingsih, 1993. Kayu kedawung dapat dalam ukuran sangat besar akan tetapi karena tidak
begitu awet, tidak digunakan; warnanya putih rata, kasar dan lunak serta tidak mengandung kayu teras. Menurut keterangan Koorders dalam Tectona 1910,
halaman 121 yang dikutib oleh Heyne 1987, di Manila kayu tumbuhan ini digunakan sebagai bahan industri korek api akan tetapi di pabrik korek api yang
68 pertama di Jawa di anggap tidak dapat digunakan karena baunya yang tidak enak.
Selanjutnya di Bogor diberitakan bahwa setelah kulitnya direbus dengan adas- pulasari dapat digunakan sebagai obat kudis. Dikemukakan pula bahwa polong
kedawung setelah ditumbuk dengan air dipakai untuk mencuci kepala. Dalam vakliteratur pernah diberitakan tentang pembuatan gula dari polong, sedangkan
bijinya kadang-kadang digunakan sebagai pengganti pete tetapi rasanya pahit. Di Bogor biji dimakan dengan nasi kalau masih sangat muda Heyne, 1987. Biji
yang tua dimana-mana dipakai sebagai obat penyakit kolik dan bahan ini merupakan bagian penting dari obat kolera diterbitkan dalam Tijdschr.v.Inl.
Geneeskundigen 1910, hlm. 25. Biji dapat dipanggang seperti kopi kemudian dikupas dan ditumbuk. Tepung biji dapat diminum sebagai obat kolik angin dan
seduhan dari tepung yang sama dengan daun sembung diminum untuk pengobatan kejang pada waktu haid Heyne, 1987; Kloppenburg-Versteegh,1983. Penulis
yang sama mengemukakan bahwa penggunaan kedawung sebagai tapel pada berak darah dan lendir sebagai akibat masuk angin. Orang Melayu menurut
Ridley juga menggunakan sebagai obat penyakit kolik dan selanjutnya digunakan sebagai obat penguat lambung Heyne, 1987.
Pemanfaatan biji di beberapa Negara Afrika meliputi berbagai macam produk terutama produk hasil fermentasi. Biji yang dipanggang dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti kopi Wildeman, 1906 dalam Hall, Tomlison, Oni, Buchy and Aebischer, 1997. Ekpenyong et al. 1977 dalam Hall et al.
1997, telah meneliti kemungkinan penambahan biji dalam bubur yang sering digunakan sebagai weaning food atau makanan bayi. Dalam pengobatan
tradisional, biji yang telah difermentasi digunakan untuk mengobati hipertensi dan infeksi Covi, 1971 dalam Hall et al., 1997. Ekstrak air dari bijinya menunjukan
efek penghambatan terhadap sekresi dan agregasi platelet Rendu et al., 1993 dalam Hall et al., 1997. Sedangkan masyarakat Indonesia terutama di Jawa, biji
kedawung merupakan bagian penting dari obat kolera Heyne, 1987. Saat ini masyarakat generasi muda sudah tidak mengenal lagi kedawung
yang pernah dilaporkan oleh Heyne 1987, yaitu bahwa kebiasaan masyarakat pada zaman dulu memakan biji muda kedawung dengan nasi. Pengetahuan
tradisional ini telah terputus, padahal jenis ini berfungsi bagi kesehatan
69 masyarakat dalam memelihara proses pencernaan. Seperti diketahui bahwa
gangguan pencernaan merupakan awal dan sumber dari segala macam penyakit. Pada Gambar 14 dapat dilihat berbagai manfaat pohon kedawung dan
bagian-bagiannya yang digunakan oleh masyakarat hutan di Afrika Barat. Pohon kedawung bagi mereka ternyata sangat penting dalam adat-istiadat dan kehidupan
sehari-hari.
2. Kandungan kimia