75 terjadinya intervensi luar. Hal ini dapat dibuktikan antara lain dari fakta pola
penyebaran spasial pohon kedawung, dimana kelimpahan populasi kedawung jauh lebih tinggi di kawasan bagian barat yang berdekatan dengan perkampungan
masyarakat pendarung, dibanding dengan kelimpahan kedawung yang jauh lebih rendah di kawasan bagian timur yang berjauhan dengan perkampungan penduduk.
Sikap dan aksi konservasi dapat terwujud apabila ketiga kelompok stimulus alamiah, manfaat dan religius tersebut telah menjadi satu dan mengkristal
menjadi pendorong sikap setiap individu masyarakat dan pengelola. Ketiga kelompok stimulus pendorong sikap untuk aksi konservasi ini disingkat dan
disebut “Tri-stimulus amar konservasi” amar singkatan dari alamiah, manfaat
dan religius. Selanjutnya rincian analisis tentang sikap dan aksi untuk konservasi dikemukan sebagai berikut.
1. Ketidak-terkaitan stimulus dengan sikap masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian dapat dipastikan terjadi ketidak-terkaitan stimulus kedawung terhadap sikap masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa stimulus kedawung yang sangat direspon masyarakat hanya stimulus manfaat ekonomi. Berikut ini dikemukakan hasil dan analisis penelitiannya.
a. Stimulus manfaat Manfaat ekonomi.
Berdasarkan paket pernyataan stimulus kedawung tentang manfaat ekonomi kedawung yang terdiri dari 4 pernyataan, menunjukkan
sikap masyarakat memberi respon sangat suka terhadap pernyataan stimulus kedawung yang berhubungan dengan manfaat ekonomi.
Sinyal kedawung tentang informasi nilai ekonomi ditangkap positif menjadi stimulus oleh masyarakat dan telah menjadi “stimulus kuat” evoking
stimulus selama ini, seperti pernyataan stimulus : “Hati berbunga-bunga melihat pohon kedawung berbuah lebat yang telah menghitam”. Ungkapan kegembiraan
seperti inilah yang keluar dari Mbah Setomi, seorang pendarung buah kedawung yang sudah sepuh dari kampung Timur Sawah yang telah mulai memanen buah
kedawung di hutan Meru Betiri sejak penjajah Jepang masuk ke kampung mereka Curahnongko tahun 1947.
76 Pernyataan stimulus : “Saat pohon kedawung berbuah, masyarakat masuk
hutan untuk memanen buahnya”. Pernyataan ini sangat direspon positif oleh masyarakat. Buah pohon kedawung sudah masaktua yaitu mulai awal bulan
September sampai akhir Oktober sehingga menjadi stimulus kepada masyarakat masuk hutan untuk memanen kedawung. Kegiatan masyarakat masuk hutan untuk
memanen buah kedawung ini sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum kawasan hutan Meru Betiri ini dikukuhkan oleh pemerintah menjadi taman
nasional pada tahun 80 an. Pada bulan Agustus sampai September merupakan bulan yang menyenangkan bagi masyarakat pendarung kedawung, karena
merupakan musim untuk memanen buah kedawung. Biasanya pada masa itu mereka menginap di hutan selama 3-5 hari.
Berikut ini dikemukakan hasil pengolahan data seperti dapat dilihat pada Gambar 15.
Keterangan No
Pernyataan stimulus kedawung tentang nilai manfaat ekonomi
Skor rata2
Sikap
1 Hati berbunga-bunga melihat pohon kedawung berbuah lebat yang telah menghitam
5
+
2 Saat pohon kedawung berbuah, masyarakat masuk hutan untuk memanen buahnya.
5
+
3 Pohon kedawung sudah sejak lama menjadi sumber penghasilan masyarakat.
5
+
4 Biji kedawung banyak dibutuhkan untuk bahan baku industri jamu
4,8
+
Rata-rata 4,9
+
+ = sangat suka atau suka rata-rata skor 3,9 ; - = tidak suka atau kurang suka rata-rata skor 3,8
Gambar 15. Keterkaitan sikap masyarakat terhadap stimulus nilai manfaat ekonomi kedawung
Sejak kawasan hutan ini menjadi taman nasional, maka kegiatan masyarakat masuk hutan dan mengambil hasil hutan dianggap suatu pelanggaran.
Kegiatan pengambilan kedawung ini umumnya mereka lakukan dengan kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang, yaitu satu orang sebagai pemanjat dan
pemungut buah di atas pohon, sedangkan yang lain mengumpulkan buah yang sudah jatuh di bawah pohon.
Teknik pengambilan buah kedawung biasanya dilakukan dengan cara dipanjat, dimana tangga yang digunakan adalah dengan cara membuat patek di
pohon tersebut. Hal ini terlihat dengan adanya kayu-kayu kecil yang ditancapkan
Sikap Masyarakat Semua stimulus terkait
dengan sikap masyarakat
Stimulus kedawung tentang manfaat
ekonomi
p l
k d
A p
- -
- -
- -
- -
m pada pohon
langkah kak Tidak
keberanian dilihat pada
Gambar 16
Pengam Agustus ata
pengambilan - Pembuat
ada jamb - Patok y
dengan p - Setiap po
- Bagian y ditancap
- Panjang - Patok te
bagian d - Patok dit
- Setelah dipanjat
buah ke dengan g
yang pot
Dala musim keda
n tersebut de ki si pemanja
k semua ora dan keteram
Gambar 16
a 6. Alat dan b
tanpa tali kedawung
mbilan buah au Septemb
n kedawung tan patok un
be patok dibu ang akan d
panjang 18 – otongan diba
yang dipoton kan ke poho
patok yang ersebut dibe
dari panjang tancapkan d
semua patok sampai kec
edawung ya galah yang d
tong. am masyarak
awung berbu engan ukura
at. ang bisa me
mpilan tingg berikut ini :
bahan patek pengaman
g c. h kedawung
ber. Adap adalah seba
ntuk injakan uat dari bam
dibuat diamb – 20 cm
agi empat ba ng empat dib
on kedawung sudah jadis
enamkandip patok
engan jarak k tertancap d
cabang utam ang letaknya
diujungnya d kat ada kese
uah di hutan an yang dis
emanjat poho gi dengan m
b a, seorang
b, dan beka dilakukan s
pun langka agai berikut
n dari batang mbu
bil dari bag agian
bentuk sedem g diruncingk
iap dipatoka patokkan ke
60 – 75 cm di batang po
ma dan buah a di ujung
diikatkan pis epakatan tida
dan pada po sesuaikan de
on kedawun menggunakan
pendarung as patek yan
satu tahun se ah kerja ya
g jambe yan gian paling
mikian rupa kan
an panjangny e pohon ke
ohon kedaw h kedawung
ranting, pe sauclurit. N
ak tertulis, y ohon tersebut
engan tapak ng, karena m
n pantek sep
c sedang mem
ng tertancap ekali, yaitu p
ang dilakuk g sudah tua
bawah dan sehingga mu
ya lebih kura edawung se
wung, maka p bisa diamb
engambilan Namun ada ju
yaitu apabila t sudah dipa
77 k kaki dan
memerlukan perti dapat
manjat di pohon
pada bulan kan dalam
, jika tidak n dipotong
udah untuk ang 15 cm
edalam 13 pohon bisa
bil. Untuk dilakukan
uga cabang a pada saat
asang pasak
78 yang baru, maka orang lain tidak boleh memanen buah kedawung pada pohon
tersebut pada musim itu. Ini merupakan konsensus masyarakat yang penting untuk menghindari konflik sesama masyarakat pendarung kedawung.
Sedangkan terhadap pernyataan “Pohon kedawung sudah sejak lama menjadi sumber penghasilan masyarakat”, semua masyarakat menyatakan
sikapnya sangat suka. Hal ini menunjukkan bahwa secara ekonomi masyarakat memandang pohon kedawung itu merupakan salah satu sumber pendapatan
mereka sejak lama dan dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi kehidupan keluarga terutama di masa paceklik. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat
ikatan hidup yang erat antara mereka dengan pohon kedawung, tetapi ikatan nilai ekonomi ini belum menjadikan pendorong bagi masyarakat untuk berbuat
konservasi kedawung di hutan alam. Secara sadar ataupun tidak disadari masyarakat pendarung TNMB telah
ikut dan berperan di dunia global melalui kedawung. Berdasar hasil wawancara dengan masyarakat diketahui semua biji kedawung setiap tahun habis terjual
kepada tengkulak. Hal ini sesuai dengan penelitian Purwandari 2001, bahwa semua hasil biji kedawung habis terserap oleh industri jamu di Jawa dan
kebutuhan industri masih belum bisa terpenuhi, suplai biji kedawung langsung diserap industri jamu meningkat setiap tahunnya dan rata-rata per tahun mencapai
88 ton. Biji kedawung digunakan oleh sepuluh industri jamu di Jawa, lima diantaranya termasuk industri jamu besar yang sudah mengekspor produknya ke
mancanegara. Sekitar 51 macam produk obat tradisional atau jamu berbahan baku biji kedawung. Masa kini dan mendatang perlu dijalin kerjasama yang saling
menguntung antara masyarakat, pengelola dan industri jamu untuk konservasi kedawung. Pemerintah seharusnya berperan sebagai fasilitator dan regulator
secara proaktif bagi kepentingan ketiga belah pihak dengan prinsip keadilan yang berkelanjutan, misalnya pajak yang dipungut oleh pemerintah dari industri jamu
hendaknya disalurkan untuk kepentingan penelitian, peningkatan kapasitas masyarakat untuk konservasi dan peningkatan nilai tambah bagi masyarakat.
Manfaat obat.
Berdasarkan paket pernyataan stimulus kedawung tentang manfaat obat yang terdiri dari 4 pernyataan, hanya satu pernyataan, yaitu: “Biji
kedawung berkhasiat untuk obat sakit perut kembung” yang menjadi sikap
79 masyarakat, tetapi hanya sebatas mengetahui dan menyukai biji kedawung
bermanfaat untuk obat sakit perut. Masyarakat sekarang ini sehari-hari tidak lagi memanfaatkan biji kedawung untuk mengobati sakit perut. Mereka sudah banyak
beralih menggunakan obat-obat pabrik farmasi yang dijual bebas di warung- warung, karena praktis dan terpengaruh dengan siaran TV yang mulai masuk
tahun 1973. Saat ini sudah terjadi perubahan budaya masyarakat tentang menjaga kesehatan keluarga. Hanya beberapa orang tua yang selalu menyimpan biji
kedawung di rumahnya untuk dijadikan persediaan obat keluarga. Sedangkan masyarakat umumnya tidak lagi menyimpan biji kedawung. Masyarakat tidak
mengetahui manfaat atau khasiat kedawung yang beranekaragam, selain untuk dapat mengobati sakit perut. Berbeda dengan masyarakat tradisional di Afrika
yang banyak tahu tentang manfaat kedawung selain untuk obat sakit perut Hall, Tomlison, Oni, Buchy dan Aebischer, 1997. Walaupun begitu ada beberapa
orang yang sangat suka dengan pohon kedawung seperti yang diungkapkan oleh Suparno, seorang pendarung kedawung. Dia memberi julukan untuk pohon
kedawung sebagai pohon kehidupan - pohon sumber waras. Pohon ini banyak sekali jasanya baik sebagai pelestarian hutan melalui peningkatan kesuburan
tanah, mencegah longsor, erosi. Juga pohon ini memberikan manfaat kalau bijinya dikonsumsi secara teratur ia akan memelihara kesehatan perut. Berikut
dikemukan rincian hasil dalam bentuk Gambar 17.
Keterangan
No Pernyataan stimulus kedawung tentang nilai manfaat obat
Skor rata2
Sikap
5 Biji kedawung dipakai sendiri untuk obat sakit perut kembung.
2,7
-
6 Biji kedawung selalu ada disimpan di rumah untuk obat.
2
-
7 Biji kedawung berkhasiat untuk obat sakit perut kembung.
4,4 +
8 Pohon kedawung adalah tumbuhan obat yang banyak khasiatnya.
3,2
-
Rata-rata
3,1
-
+ = sangat suka atau sukasetuju 3,9; - = tidak suka atau kurang sukasetuju 3,8
Gambar 17. Sikap masyarakat terhadap stimulus nilai manfaat obat kedawung
Stimulus kedawung yg terkait sikap masyarakat : 7 Sikap Masyarakat
Stimulus kedawung: nilai manfaat obat,
yang belum terkait sikap masyarakat
5, 6 dan 8
80 Begitu juga Mbah Setomi mengungkapkan perasaannya, bahwa kedawung
merupakan pohon tumbuhan obat yang unggul. Sejak zaman Jepang kedawung paling banyak dipakai untuk mengobati penyakit dan kedawung sangat dikenal di
masa itu untuk obat segala macam penyakit dan dicampur dengan temulawak. Makan biji kedawung dapat menghaluskan kulit, melancarkan pernapasan. Pohon
kedawung adalah pohon yang membanggakan di hutan, karena manfaat dan fungsinya yang dirasakan Mbah Setomi berdasarkan pengalamannya.
Berdasarkan analisis data terbukti bahwa sikap masyarakat terhadap nilai manfaat obat berbeda nyata pada kelas umur masyarakat pendarung. Begitu juga
ada korelasi yang nyata antara kelas umur dengan sikap manfaat obat. Masyarakat kelas umur di atas 40 tahun ternyata lebih merespon stimulus nilai
manfaat obat. Hasil analisis menunjukkan pula bahwa dalam masyarakat mulai terjadi ketidak-keberlanjutan pengetahuan tentang manfaat obat kedawung dari
generasi tua ke generasi muda. Faktor yang menjadi penyebabnya adalah terutama generasi muda lebih banyak dipengaruhi dengan informasi luar dan
menganggap obat kedawung sudah kuno. Tokoh masyarakat Mbah Setomi mengatakan 1 banyak generasi muda sekarang tidak tahu, karena tidak pernah
mengambil buah kedawung di hutan; 2 banyak anak muda sombong, membanggakan obat-obat modern; 3 menganggap obat dari kedawung tidak
praktis dan merepotkan dan 4 obat yang dijual di warung atau toko sudah siap pakai dan manjur.
TNMB memiliki banyak spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit perut dan gangguan pencernaan, yaitu dari 355 spesies tumbuhan obat telah
diketahui sebanyak 135 spesies berkhasiat untuk mengobati penyakit perut atau gangguan pencernaan, salah satu di antaranya yang paling dikenal masyarakat
adalah pohon kedawung.
Pengetahuan tradisional masyarakat hutan di Afrika Barat tentang manfaat dan pengolahan kedawung jauh lebih banyak, berkembang dan maju dibanding
masyarakat TNMB. Hal ini dapat dimengerti karena keanekaragaman tumbuhan di hutan alam di Afrika Barat jauh lebih sedikit dibanding ekosistem hutan hujan
tropika Indonesia. Masyarakat Afrika tidak punya banyak pilihan terhadap spesies
81 yang bermanfaat, seperti masyarakat hutan TNMB. Maka proses trial and error
pada masyarakat Afrika jauh lebih intensif terjadi dan dalam waktu panjang.
b. Stimulus alamiah Kelangkaan