Kaltim pupuk, PT Badak NGL dan Pertamina minyak dan gas serta PT.
Kiani Lestari, PT. Surya Hutani Jaya dan PT Porodisa pemegang konsesi
hutan. Mitra Kutai memberikan dukungan finansial dan teknis yang sangat dibutuhkan untuk pengelolaan kawasan kepada Balai TNK. Bentuk partisipasi
dan kerjasama Mitra Kutai tersebut dikukuhkan melalui SK Dirjen PHPA No. 121KptsDj-VI1995 tanggal 30 April 1994.
4.8 Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat terkait dengan pengelolaan mangrove di TNK ditelusuri dengan menggunakan alat kuisioner dan wawancara secara mendalam.
Hasil penelusuran terhadap persepsi masyarakat disajikan secara deskriptif berikut.
4.8.1 Pemahaman Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Mangrove
Dalam penelitian ini, pemahaman masyarakat diartikan sebagai pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang kondisi ekosistem mangrove,
peraturan, fungsi dan pemanfaatan hutan mangrove bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekosistem mangrove di
kawasan TNK khususnya terhadap kondisi, rehabilitasi dan konservasi mangrove secara umum cukup baik. Namun tingkat pemahaman terhadap fungsi dan
peraturan yang terkait dengan ekosistem ini relatif rendah. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang paham terhadap kondisi
mangrove di TNK, apakah masih bagus atau mulai terdegradasi, sebesar 67. Responden yang memahami perlunya rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove
di TNK sebanyak 50. Namun demikian, walaupun banyak responden yang setuju untuk konservasi mangrove, mereka juga merasa pemanfaatan hutan
mangrove bebas dilakukan, kelompok ini sejumlah 58.33. Sebanyak 25 masyarakat memahami fungsi mangrove bagi perikanan, dan namun yang
mengerti peraturan perundangan tentang mangrove hanya 20 Tabel 12. Pemahaman masyarakat terhadap fungsi mangrove dalam hal ini adalah
sebagai pencegah abrasi dan erosi, tempat hidup, bertelur dan berkembang biak beberapa jenis ikan, udang, kepiting dan kerang.
Tabel 12 Pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan mangrove. No
Tingkat Pemahaman Masyarakat Persentase
1 Kondisi mangrove
66.67 2 Fungsi
ekologis mangrove
25 3 Peraturan
tentang mangrove
20 4
Setuju Rehabilitasi dan konservasi 50
5 Bebas memanfaatkan mangrove
58.33
Sumber: Hasil olahan data primer 2009
Pemahaman terhadap rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove menunjukkan seberapa penting kedua kegiatan ini dilakukan. Masyarakat sangat mendukung
diadakannya program-program rehabilitasi dengan syarat tidak membatasi mereka dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Walaupun masyarakat mendukung program rehabilitasi, namun di sisi lain masyarakat masih memanfaatkan mangrove dengan cara yang merusak, misalnya
mengambil kayu untuk bangunan atau membuka tambak. Sehingga diduga bahwa pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan mangrove masih bersifat
sepotong-sepotong, dimana keterkaitan antara fungsi, pemanfaatan dan konservasi mangrove belum dipahami seutuhnya.
Tingkat pemahaman yang rendah terhadap peraturan yang berkaitan dengan mangrove di TNK umumnya disebabkan kurangnya sosialisasi dan
informasi terhadap peraturan-peraturan yang ada yang menyebabkan masyarakat memanfaatkan mangrove secara tidak terkendali dan tidak ramah lingkungan yang
pada akhirnya menyebabkan degradasi mangrove. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih intensif dalam sosialisasi peraturan-peraturan tentang perlindungan
mangrove dan sanksi-sanksi terhadap peraturan yang ada. Selain itu diperlukan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem mangrove
yang lestari dan berkelanjutan dalam hal pemanfaatan sumberdaya mangrove. Tingkat persepsi yang berkembang dalam masyarakat dibangun oleh
beberapa faktor internal yang terdapat dalam masyarakat, faktor-faktor internal tersebut merupakan kekuatan yang mendukung terhadap segala bentuk kegiatan
masyarakat khususnya yang menyangkut perilakunya dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Namun demikian, persepsi masyarakat ini tidak dapat
dijadikan ukuran mutlak untuk melihat suatu gejala, karena persepsi tersebut
dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan maupun pengetahuan seseorang.
4.8.2 Persepsi Masyarakat terhadap Pemanfaatan S. serrata