Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata

b.pembudidayaan ikan; c. pariwisata alam perairan; atau d.penelitian dan pendidikan. Pasal 32 poin 1, Pemanfaatan kawasan konservasi perairan untuk pembudidayaan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 2 huruf b dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.

2.7.6 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor Per.17Men2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Pola pengelolaan kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil diatur dalam Pasal 31, sebagai berikut: 1 Pola pengelolaan KKP3K dan KKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, dilakukan melalui sistem zonasi. 2 Sistem zonasi KKP3K dan KKM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri: a. zona inti; b. zona pemanfaatan terbatas; danatau c. zona lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan. 3 Zona inti sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a wajib dimiliki setiap jenis KKP3K dan KKM. 4 Setiap jenis KKP3K dan KKM dapat memiliki satu atau lebih zonasi sesuai dengan luasan dan karakter bio-fisik serta sosial ekonomi dan budaya KKP3K dan KKM. Selanjutnya dalam Pasal 32 dijelaskan fungsi dari masing-masing zona tersebut, yaitu: 1 Zona inti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat 2 huruf a, antara lain diperuntukkan: a. perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut; b. perlindungan ekosistem pesisir yang unik danatau rentan terhadap perubahan; c. perlindungan situs budayaadat tradisional; d. penelitian; danatau e. pendidikan. 2 Zona Pemanfaatan terbatas antara lain diperuntukkan: a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; danatau d. pendidikan. 3 Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain zona rehabilitasi. Berdasarkan pembagian dan fungsi masing-masing zona, dapat diketahui bahwa di daerah konservasi pesisir dan laut dapat digunakan untuk pemanfaatan terbatas yang merupakan perikanan berkelanjutan.

2.7.7 Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional Dalam PP ini dikatakan, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Pasal 51 mengatakan kawasan lindung nasional terdiri atas: a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; b. kawasan perlindungan setempat; c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; d. kawasan rawan bencana alam; e. kawasan lindung geologi; dan f. kawasan lindung lainnya. Selanjutnya, Pasal 51c dijelaskan dalam Pasal 52 poin 3, yaitu: Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas: a. kawasan suaka alam; b. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya; c. suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut; d. cagar alam dan cagar alam laut; e. kawasan pantai berhutan bakau; f. taman nasional dan taman nasional laut; g. taman hutan raya; h. taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan i. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Sedangkan lokasi-lokasi yang termasuk dalam kawasan lindung diatur dalam Lampiran VIII PP No. 262008 tentang Kawasan Lindung Nasional, dimana menyebutkan Taman Nasional Kutai termasuk dalam kawasan taman nasional dengan status pengembangan tahap I.

2.7.8 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.56Menhut-II2006 Tentang