2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioekologi Kepiting Bakau
2.1.1 Klasifikasi S. serrata
Kepiting bakau tergolong dalam kelas Crustacea, subkelas Malacostraca, ordo Decapoda, famili Portunidae dan genus Scylla Jones Morgan 1994. Saat
ini ada empat spesies dari genus Scylla sebagaimana dikemukakan oleh Keenan 1999; yakni Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla paramamosain, dan
Scylla olivacea . Pembedaan keempat spesies ini dilakukan berdasarkan pada
electrophoresis allozyme, pembagian mitokondria DNA dan analisis morphometrik Keenan 1999. Keenan et al. 1998, membuat klasifikasi genus
Scylla yang berbeda dengan klasifikasi sebelumnya, dengan ciri-ciri tiap jenis
seperti pada Tabel 1. Klasifikasi ilmiah bagi spesies Scylla serrata dalam menurut Motoh
1979 adalah sebagai berikut: Kingdom
: Animalia Filum
: Arthropoda Subfilum
: Mandibulata Kelas
: Crustacea subkelas
: Malacostraca Ordo
: Decapoda Subordo
: Pleocyemata Seksi
: Brachyura Famili
: Portunidae
Subfamili : Portuninae
Genus :
Scylla Species : Scylla serrata Forsskål 1775
2.1.2 Morfologi S. serrata
Bentuk badan kepiting secara umum adalah badan yang pendek dengan abdomen yang tereduksi. Badan yang pendek diakibatkan oleh fusi antara kepala
dan toraks membentuk cefalotoraks dan ditutupi oleh karapas. Sedangkan
abdomen tereduksi menjadi tipis, rata dan terlipat di bawah cefalotoraks, karena itu kepiting dinamakan brachyura atau ekor pendek Garth Abbott 1980.
Tabel 1 Karakteristik jenis kepiting bakau Scylla spp. menurut Keenan et al.
1998.
No Jenis
Pola poligon dan warna
Ciri morfologisfaktor pembeda
1 Scylla serrata
Pola poligon dan warna
Duri pada dahi Duri pada bagian
luar cheliped Chela
dan kaki-kakinya memiliki pola poligon yang sempurna untuk kedua jenis kelamin dan
pada abdomen betina. Warna bervariasi dari unggu, hijau sampai hitam kecoklatan.
Tinggi, sempit, dan agak tumpul, dasar cekungan lembah diantara dua duri membulat.
Sepasang duri tajam pada carpus dan. dua duri tajam pada propodus di bagian tepi atas, di
belakang dactilus.
2 Scylla
tranquebarica Pola poligon dan
warna Duri pada dahi
Duri pada bagian luar cheliped
Chela dan dua pasang kaki jalan pertama
berpola poligon samar-samar, serta dua pasang kaki yang lain mempunyai pola yang lebih jelas.
Pola poligon bervariasi terdapat pada abdomen betina dan tidak ada pada abdomen jantan.
Warna bervariasi mirip dengan S. serrata. Duri pada dahi agak tinggi, tumpul, dan lembah
antara dua duri membulat. Sepasang duri tajam pada carpus dan. dua duri
tajam pada propodus di bagian tepi atas, di belakang dactilus.
3 Scylla
paramamosain Pola poligon dan
warna Duri pada dahi
Duri pada bagian luar cheliped
Chela dan kaki-kakinya berpola poligon yang
samar-samar untuk kedua jenis kelamin. Warna bervariasi dari ungu, hijau sampai coklat
kehitaman tergantung habitat. Agak tinggi, berbentuk segitiga dengan tepian
yang bergaris lurus dan lembah antara dua duri berbentuk siku 2 duri tengah lebih tinggi.
Pada dewasa tidak ada duri pada bagian luar carpus,
tetapi dengan 1 duri tumpul kecil pada juvenile dan propodus mempunyai sepasang
duri agak tajam berukuran sedang pada bagian tepi atas, di belakang dactylus, diikuti dengan
gerigi ke arah posterior..
4 Scylla
Olivaceae Pola poligon dan
warna
Duri pada dahi Duri pada bagian
luar cheliped Chela
dan kaki-kakinya tanpa pola poligon yang jelas untuk kedua jenis kelamin. Warna
bervariasi dari oranye kemerahan, coklat sampai coklat kehitaman tergantung habitat.
Rendah, membulat dengan lembah yang dangkal diantaranya.
Umumnya pada dewasa tidak ada duri pada carpus
pada betina ada, tetapi dengan 1 duri kecil tumpul pada tepi luar pada juvenile.
Sedangkan propodus dengan sepasang duri tumpul di bagian atas belakang dactylus, dimana
juvenile dan kepiting muda berduri, duri bagian dalam lebih besar daripada nyang luar.
Kepiting bakau ditutupi oleh karapas yaitu kulit yang terdiri atas khitin bercampur bahan kapur yang telah mengeras. Karapas berbentuk bulat pipih,
dilengkapi dengan sembilan duri pada sisi kiri dan kanan. Empat duri yang lain terdapat diantara kedua matanya. Mempunyai sepasang kaki jalan yang bentuknya
besar disebut capit yang berfungsi untuk memegang, tiga pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang berbentuk bulat telur dan pipih seperti alat pendayung
Motoh dalam Karim 1998 . Untuk membedakan kepiting jantan dan betina dapat dilakukan dengan
mengamati ruas-ruas abdomennya. Kepiting jantan ruas abdomennya sempit, sedangkan pada betina lebih besar. Perut kepiting betina berbentuk lonceng
stupa sedangkan jantan berbentuk tugu. Perbedaan lain adalah pleopod yang terletak dibawah abdomen, dimana pada kepiting jantan yaitu pleopod berfungsi
sebagai alat kopulasi, sedangkan pada betina sebagai tempat melekatnya telur Moosa et al. 1985.
Ciri-ciri umum dari genus Scylla adalah memiliki karapas berbentuk menyerupai segi enam, agak bulat atau oval, ukuran chela kanan lebih panjang
daripada chela kiri, pasangan kaki terakhir berbentuk pipih dan diadaptasikan untuk berenang, sisi anteroteral karapas berduri sembilan buah dengan ukuran
yang hampir sama, jarak antar ruang rongga mata orbital luas, bagian depan Gambar 2 Kepiting betina dan kepiting jantan.
A. S. serrata betina dewasa kelamin B. S. serrata jantan moulting
Foto: Phelan Grubert 2007 A B
mempunyai enam buah duri, serta memiliki ruas propodus cheliped yang menggembung.
Pasangan kaki pejalan yang terakhir pleopod V berbentuk memipih pada ruas terakhirnya propodus dan daktilus. Capit pleopod I mempunyai bagian
propodus menggembung dengan permukaan yang licin Gambar 3. Selanjutnya Siahainenia 2008 yang memodifikasi dari Keenan 1998
menambahkan bahwa kriteria klasifikasi S. serrata dewasa adalah warna bervariasi dari ungu sampai hijau dan coklat kehitaman. Pola poligonal terlihat
jelas pada hampir semua bagian tubuh. Duri pada bagian dahi karapas lebar, tinggi dan agak tumpul, berbentuk segitiga. Empat duri yang di tengah berukuran
panjang hampir sama sehingga terlihat rata. Terdapat dua duri yang tajam pada propodus
dan dua duri yang tajam pada carpus.
Gambar 3 Morfologi Scylla serrata. Foto: Pratiwi Wijaya 2010
Berbagai jenis krustasea hidup di mangrove menggali tanah sampai permukaan air sebagai adaptasi terhadap pasang surut perairan dan juga terhadap
predator. Jenis-jenis Portunidae seperti S. serrata dapat menggali lubang hingga 5 meter keluar dari sisi tebing sungai masuk ke mangrove. Lubang yang digali
bervariasi fungsinya, bergantung pada spesiesnya, yaitu sebagai tempat menghindar dari predator, tempat menampung air, sumber bahan pakan organik,
sebagai rumah atau daerah teritorial dalam berpasangan dan kawin, tempat
karapas
kaki jalan I kaki jalan II
kaki jalan III basis
ischium
kaki renang daktilus
propondus karpus
merus mata
antene
pertahanan, dan tempat mengerami telur atau anaknya. Dengan adanya kaki perenang menyerupai dayung, jenis S. serrata memiliki kemampuan berenang
yang cepat yang bertujuan untuk proteksi diri dari predator dan menangkap mangsa Kasry 1996. Pada saat larva, jenis S. serrata dan kebanyakan jenis
kepiting lainnya hidup sebagai plankton, berenang-renang bebas, terbawa arus, dan setelah dewasa hidup di dasar perairan .
Kepiting bakau dewasa merupakan salah satu dari biota yang hidup pada kisaran kadar garam yang luas euryhaline dan memiliki kapasitas untuk
menyesuaikan diri adaptasi yang cukup tinggi. Kepiting bakau juga memiliki kemampuan untuk bergerak dan beradaptasi pada daerah teresterial serta pada
tambak yang cukup tersedia cukup pakan bagi kelangsungan hidupnya. Kemampuan tersebut berbeda dengan organisme lain, karena kepiting bakau
memiliki vaskularisasi dinding ruang insang untuk memudahkan menyesuaikan diri dengan habitatnya.
2.1.3 Daur hidup Scylla serrata