Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan mangrove di Taman Nasional Kutai TNK seluas 5 277.79 ha. Waktu pengambilan data antara bulan Oktober 2008- Juni 2010. Gambar 12 Peta lokasi penelitian. Metode penentuan titik stasiun untuk survey bioekologi dilakukan secara purposive sampling , dimana penentuan titik stasiun dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang diambil antara lain berdasarkan karakteristik ekologis habitat mangrove dan kependudukan. Habitat mangrove TNK dibagi menjadi 3 stasiun utama, yaitu: Muara Sungai Sangatta Sta. A, Teluk Perancis Sta. B, dan Muara Sungai Sangkimah Sta. C. Pada masing-masing stasiun tersebut akan dibuat substasiun-substasiun mulai dari perairan pantai menuju mangrove ke arah daratan. Perbedaan karakteristik pada masing-masing stasiun tersebut adalah: ‒ Stasiun A: Sungai Sangatta merupakan muara sungai besar, telah dibuka tambak dan ada perkampungan kecil, mangrove didominasi jenis Avicenia. ‒ Stasiun B: Teluk Perancis merupakan teluk yang cukup terlindung, di teluk ini bermuara beberapa alur sungai kecil, belum ada pemukiman, mangrove didominasi jenis Rhizophora apiculata. ‒ Stasiun C: Sungai Sangkimah terletak di dekat areal perusahaan minyak Pertamina, ada pemukiman penduduk pada jarak yang tidak terlalu jauh, terdapat teluk yang lebih kecil dibanding Teluk Perancis dimana bermuara S. Sangkimah, mangrove didominasi Rhizophora apiculata, Bruguiera parviflora , dan Sonneratia alba. Lokasi masing-masing stasiun dapat dilihat pada Gambar 12.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif guna mendapatkan fakta dari kondisi yang ada melalui survei dan analisis laboratorium. Tujuannya, untuk mendapatkan data kondisi bioekologi S. serrata di kawasan mangrove TN Kutai, status pemanfaatan sumberdaya S. serrata, dan penilaian dampak pemanfaatan sumberdaya S. serrata terhadap kelestarian ekosistem mangrove dan dampak sosial ekonomi pada masyarakat lokal, terutama nelayan dan petambak di kawasan mangrove TN Kutai. Gay dalam Sevilla et al. 1993 mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang meyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu: 1. Analisis sosial ekonomi masyarakat dan kondisi umum TN Kutai. 2. Analisis status bioekologi kepiting bakau dan daya dukung lingkungan. 3. Analisis pemanfaatan sumberdaya kepiting bakau. 4. Identifikasi sistem pengelolaan kepiting bakau di TNK. 5. Pemodelan dan simulasi skenario pengelolaan sumberdaya kepiting bakau. 6. Penyusunan rekomendasi dan kebijakan pengelolaan sumberdaya kepiting bakau di hutan mangrove TNK. Berdasarkan masalah yang diteliti tersebut, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode survei, yaitu mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala yang ada dihubungkan dengan kondisi faktual dari daerah dimana lokasi penelitian itu berada Sevilla et al. 1993.

3.3 Analisis sosial ekonomi masyarakat dan kondisi umum TN Kutai