pencaharian responden, dengan pertimbangan bahwa responden terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya di kawasan mangrove TN Kutai. Untuk kepentingan
penelitian ini, maka jenis responden yang digunakan adalah; 1 nelayan kepiting bakau, 2 pedagang pengumpul kepiting bakau, 3 petambak, 4 nelayan lain,
dan 5 pengambil kebijakan. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam deep interview dengan
para pengambil kebijakan yang terkait dengan pengelolaan TN Kutai, dengan
substansi yang menyangkut a Permasalahan kerusakan habitat mangrove yang meluas akibat pemanfaatan yang merusak, b bentuk-bentuk pemanfaatan ramah
lingkungan yang dapat dilakukan dalam habitat mangrove, c kebijakan pemerintah yang perlu dilakukan agar habitat mangrove di TN Kutai dapat
dimanfaatkan dengan menjaga kelestarian lingkungan. Responden untuk deep interview dipilih secara sengaja purposive
sampling dari
kelompok berikut: i
Pemerintah Daerah Kepala Desa, Bappeda, Dinas Kelautan Perikanan, ii Pengelola Taman Nasional Kutai Kepala Balai TNK,
iii Pengelola perusahaan yang ada di dalam wilayah TNK Pertamina.
B. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder antara lain berupa literatur penunjang yang ditelusuri dari hasil penelitian sebelumnya, data monografi Kecamatan Sangatta Selatan, data
statistik Badan Pusat Statistik, data dasar Balai Taman Nasional Kutai, Bappeda Kabupaten Kutai Timur, dan data dari instansi lain yang terkait dengan penelitian
ini.
3.3.3 Analisis data sosial ekonomi masyarakat
A. Penentuan Jumlah Unit Responden
Jumlah sampel untuk responden ditentukan secara random proporsional berlapis Stratified Proporsional Random Sampling. Stratified Proporsional
Random Sampling merupakan salah satu satu cara pengambilan sampel
berdasarkan strata. Strata ditentukan dari jenis matapencaharian penduduk yang terkait dengan ekosistem mangrove.
Jumlah unit sampel untuk responden petambak dan nelayan ikan ditentukan berdasarkan persamaan estimasi proporsi sebagai berikut Cochran
dalam Nazir 2003: ............................................................................ 1
Keterangan : n
= jumlah unit sampel yang diinginkan, N = jumlah total jenis responden, D = B
2
p
4 B adalah bound of error = 0,10 , dan estimator dari proporsi populasi =
0,1. Selanjutnya, pemilihan responden yang diambil sebagai obyek penelitian
ditentukan secara random sampling, untuk mengurangi subyektivitas. Responden nelayan kepiting bakau, pedagang pengumpul kepiting bakau, dan pengambil
kebijakan, pemilihan responden sebagai obyek penelitian dilakukan secara sensus, karena jumlah unit sampelnya kurang dari 25 orang. Prosedur penentuan jumlah
dan pemilihan responden dapat dilihat pada diagram Gambar 13.
Gambar 13 Bagan alir penentuan jumlah dan jenis responden.
Stratified Proporsional Random Sampling
n
5
=30
n
3
= 7
n
1
= 15 Pedagang pengumpul
kepiting bakau Nelayan kepiting
bakau Data Sosial Ekonomi
n
4
= 17
Jenis Responden
Jumlah responden
sampel
Sensus
Pemilihan responden
47 23
N
4
= 32 N
5
= 160
N
2
=1
N
1
=15
Ukuran Sampel Sensus
Purposive Sampling
Nelayan lain
petambak Pengambil
kebijakan
N
3
=7
n
2
= 1
B. Analisis Pemanfaatan Sumberdaya
Scylla serrata
Untuk mengetahui mata rantai sistem pemanfaatan sumberdaya S. serrata di kawasan mangrove TN Kutai dilakukan penelusuran dengan melakukan
wawancara pada pengguna S. serrata. Responden yang digunakan dalam wawancara ini adalah responden nelayan yang sama dengan yang digunakan
untuk kuisioner sosial ekonomi. Sebagai data pendukung dilakukan penelusuran pada instansi-instansi yang terkait dengan sistem pemanfaatan S. serrata, antara
lain Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Kutai Timur dan Balai Karantina Ikan Kelas I Sepinggan Balikpapan.
i. Pengumpulan Data Budidaya Pembesaran S. serrata
Budidaya pembesaran kepiting bakau yang akan dianalisis adalah budidaya yang menggunakan metode sylvofishery, yaitu dengan cara
membesarkan kepiting bakau dalam karamba tancap dalam kawasan hutan mangrove.
Lokasi untuk pembangunan kurungan tancap dipilih di dalam area rawa mangrove yang berada pada kisaran pasang surut air laut, sehingga penggantian
air dalam kurungan dapat dilakukan setiap hari dengan mengikuti mekanisme pasang surut air laut .
Dimensi dari kurungan tancap adalah 10 m x 20 m 200 m
2
Di dalam kurungan tancap, digali saluran keliling dengan ukuran lebar antara 0.6-0.9 m dan dalam 0.8 m. Suatu saluran kecil lebar 0.3 m dan dalam 0.3
m dibangun menyeberang dalam kurungan tancap itu. Tanah galian dari saluran dan tinggi
jaring adalah 2.5 meter untuk mencegah pemangsa predator dan untuk mencegah kepiting melarikan diri. Jaring yang digunakan bermata jaring 1.25
inchi. Jaring didukung oleh tonggak pada tiap interval 3 meter. Tinggi tonggak 3 meter dengan 0.6 meter ditancapkan dalam tanah. Untuk penggunaan waring
sebagai pagar, pada bagian bawah waring tetap perlu ditancapkan papan sedalam ± 0.6 meter untuk mencegah kepiting melarikan diri dengan menggali lubang
dalam lumpur. Untuk mencegah masuknya hamapredator, pada bagian luar dari jaring pagar dibuat pagar keliling dari bahan bambu yang dibelah. Tinggi pagar
bambu minimal sepanjang ukuran biawak terbesar, yaitu ± 1 meter.