Daur hidup Scylla serrata

pertahanan, dan tempat mengerami telur atau anaknya. Dengan adanya kaki perenang menyerupai dayung, jenis S. serrata memiliki kemampuan berenang yang cepat yang bertujuan untuk proteksi diri dari predator dan menangkap mangsa Kasry 1996. Pada saat larva, jenis S. serrata dan kebanyakan jenis kepiting lainnya hidup sebagai plankton, berenang-renang bebas, terbawa arus, dan setelah dewasa hidup di dasar perairan . Kepiting bakau dewasa merupakan salah satu dari biota yang hidup pada kisaran kadar garam yang luas euryhaline dan memiliki kapasitas untuk menyesuaikan diri adaptasi yang cukup tinggi. Kepiting bakau juga memiliki kemampuan untuk bergerak dan beradaptasi pada daerah teresterial serta pada tambak yang cukup tersedia cukup pakan bagi kelangsungan hidupnya. Kemampuan tersebut berbeda dengan organisme lain, karena kepiting bakau memiliki vaskularisasi dinding ruang insang untuk memudahkan menyesuaikan diri dengan habitatnya.

2.1.3 Daur hidup Scylla serrata

Scylla serrata merupakan jenis biota yang melakukan ruaya selama daur hidupnya, sehingga pada setiap tahapan hidupnya S. serrata menempati habitat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Organisme, jarang yang secara acak menyebar di sepanjang lingkungan Condit et al.; Bertnes et al.; dalam Webley et al. 2009. Pada hewan, distribusi yang tidak acak ini dibangkitkan oleh mekanisme pilihan tempat tinggal. Kematian, merupakan salah satu mekanisme yang mungkin terjadi. Hewan yang rekruit secara acak, dan sebagian mati di tempat yang tidak nyaman, namun akan bertahan hidup di tempat lain akan menyebar secara tidak acak dan berasosiasi dengan habitat yang sesuai Crowe Underwood dalam Webley 2009. Pemahaman akan biologi S. serrata dan ekologi lingkungannya diperlukan agar dapat mengelola sumberdaya S. serrata dengan benar. Pada kondisi lingkungan yang memungkinkan, kepiting dapat bertahan hidup hingga mencapai umur 3-4 tahun dan mencapai ukuran lebar karapas maksimum lebih dari 200 mm Perrine; Heasman dalam Bonine et al. 2008. Scylla serrata betina matang pada ukuran lebar karapas antara 80-120 mm Hill; A B Heasman et al. dalam Bonine et al. 2008. Sedangkan S. serrata jantan matang secara fisiologis ketika lebar karapas berukuran 90-110 mm, namun tidak cukup berhasil bersaing untuk pemijahan sebelum dewasa secara morfologis yaitu dari ukuran capit dengan lebar karapas 140-160 mm Perrine; Heasman dalam Bonine et al . 2008. Scylla serrata menunjukkan sifat seksualitas dimorfisme, dimana kepiting jantan cenderung menjadi lebih berat dibanding kepiting betina pada lebar karapas yang sama Chakrabarti dalam Bonine et al. 2008; Siahainenia 2008. Di wilayah tropis, reproduksi S. serrata berlangsung sepanjang tahun, dengan puncaknya pada musim hujan Le Vay 2001. Scylla serrata melangsungkan perkawinan di perairan mangrove dan secara berangsur-angsur sesuai dengan perkembangan telurnya, kepiting betina akan beruaya berenang ke laut dan memijah, sementara kepiting jantan tetap di perairan hutan bakau atau muara sungai Hill 1975. Kasry 1996 menyatakan bahwa kepiting betina yang telah beruaya ke perairan laut akan berusaha mencari perairan yang kondisinya cocok untuk tempat melakukan pemijahan, khususnya terhadap suhu dan salinitas air laut. Peristiwa pemijahan S. serrata terjadi pada periode bulan-bulan tertentu, terutama awal tahun. Jarak yang ditempuh dalam beruaya untuk memijah tidak lebih dari satu kilometer ke arah laut menjauhi pantai. Motoh 1979 menyatakan bahwa perkembangan kepiting bakau S. serrata mulai dari telur hingga mencapai dewasa mengalami beberapa tingkat perkembangan, yaitu: stadia zoea, stadia megalopa, stadia kepiting muda juvenil, dan stadia kepiting dewasa. Sekitar 12 hari setelah pemijahan, telur menetas, dan melalui fase larva yang disebut dengan zoea, yaitu sebagai larva tingkat I Zoea I dan terus menerus berganti kulit, sambil terbawa arus perairan pantai, hingga mencapai Zoea V. Proses ini memerlukan waktu minimal 18 hari Warner 1977. Kemudian berganti kulit menjadi megalopa yang bentuk tubuhnya sudah mirip dengan kepiting dewasa kecuali masih memiliki bagian ekor yang panjang. Tahap megalopa berlangsung antara 7-9 hari Phelan Grubert 2007. Pada tingkat megalopa ini, kepiting mulai beruaya pada dasar perairan berlumpur menuju perairan pantai, dan biasanya pertama kali memasuki perairan muara sungai, kemudian ke perairan berhutan bakau untuk kembali melangsungkan perkawinan Gambar 4. Secara ringkas siklus hidup kepiting bakau S. serrata menurut Afrianto Liviawaty 1993 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Pembuahan Telur Larva Zoea Kepiting Kepiting Megalopa dewasa muda Gambar 4 Diagram siklus hidup kepiting bakau. Untuk menjadi kepiting dewasa, zoea membutuhkan pergantian kulit kurang lebih sebanyak 20 kali. Proses pergantian kulit pada zoea berlangsung relatif cepat, yaitu sekitar 3-4 hari tergantung pada kemampuan tubuhnya. Pergantian kulit tersebut juga tergantung pada faktor umur, pakan dan habitat. Pada tingkat zoea terjadi ± 5 kali pergantian kulit untuk menjadi megalopa Afrianto Liviawaty 1993. Setelah megalopa berganti kulit, maka kepiting akan memasuki fase kepiting muda. Kepiting betina muda sudah dapat melangsungkan perkawinan pada tingkat kepiting muda ke-16 setelah 16 kali berganti kulit dalam fase kepiting muda. Umur kepiting diperkirakan 1 tahun dengan lebar karapas lebih kurang 99 mm Phelan Grubert 2007.

2.1.4 Karakter dewasa kelamin