Berpikir Sistem System Thinking

2.3 Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Scylla serrata

2.3.1 Berpikir Sistem System Thinking

Paradigma Dinamika Sistem DS berangkat dari cara berpikir secara sistemik yang mempelajari keterkaitan objek dari pengamatan dan penyelidikan dalam dunia nyata. Berpikir sistem telah ada pada proses berpikirnya manusia dalam memecahkan permasalahan hidupnya dengan mencari tahu know terhadap realitas yang dihadapinya. Dalam menyelidiki dan mengamati realitas, manusia senantiasa melihat keterkaitan antara faktor-faktor yang diamatinya dengan memilah-milah analisis kemudian merangkainya sintesa. Dengan ini akan dicapai sebuah solusi yang komprehensif menyeluruh. Berpikir sistem adalah upaya untuk memahami struktur dari sebuah sistem yang diamati kemudian mempelajari pola perilaku untuk menyimpulkan kejadian yang terjadi pada sistem tersebut. Hasilnya dapat ditemukan pengungkit leverage yang mempengaruhi dari sistem yang terjadi untuk dijadikan dasar proses perbaikan struktural. Senge 1995 menyebut leverage sebagai pilarnya DS, yang menurutnya bahwa dalam melihat aksi dan perubahan dalam struktur yang menjadi pemicu signifikan memperbaiki penyakit kronis. Seringkali pengungkit mengikuti prinsip eknonomi, yang artinya di mana hasil terbaik tidak datang dari usaha berskala besar melainkan dari kegiatan kecil yang berfokus dengan baik. Berpikir sistemik menurut Balle 1994 akan sangat berguna untuk menghindari pembuatan kesalahan yang mendatangkan malapetaka ketimbang menemukan kebijakan yang paling cemerlang dan optimal. Pandangannya dapat bertahan dalam jangka panjang, bukan mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. Pendekatan sistem merupakan kajian lintas disiplin ilmu dan keberhasilan dalam pelaksanaannya perlu didukung oleh suatu tim yang multidisipliner pula dan yang terpenting dari tim tersebut adalah adanya komunikasi interpersonal dan pengorganisasian Eriyatno 2003. Berpikir sistemik mempunyai corak dan sangat tergantung dari pelaku yang menerapkannya terkait pada kebiasaaan dan kebutuhannya. Kebiasaan berhubungan dengan bidang pengetahuan yang melekat dalam diri seseorang. Kebutuhan berpikir berhubungan dengan pembelajaran dari pengalaman dalam pekerjaan yang membutuhkan corak berpikir tertentu, seperti bidang teknik dan ekonomi memiliki corak berpikir yang berbeda. Masing-masing corak memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan biasanya ada yang menggunakannya dengan menggabungkan menjadi satu. Tiga corak yang dimaksud adalah berpikir sistem masukan-keluaran, berpikir sistem umpan balik dan berpikir sistem umpan balik adaptif Aminullah 2004. Corak pertama tidak menjadikan keluaran untuk mempengaruhi masukan kembali. Kedua, penyempurnaan corak pertama di mana keluaran dijadikan umpan kembali untuk mempengaruhi masukan. Ketiga, seperti corak kedua hanya saja pengaruh lingkungan luar turut dijadikan pertimbangan.

2.3.2 Umpan Balik