Pasang Surut Laut Ekologi Habitat Mangrove TNK

Bunyavejchewin dan Nuyim dalam Zamroni 2008, guguran serasah daun di hutan mangrove primer Thailand selatan sangat fluktuatif. Selama musim panas serasah meningkat pada bulan Januari-Maret, Pertengahan musim hujan serasah meningkat di bulan Juli-Agustus, dan di akhir musim hujan serasah meningkat di bulan November-Desember.

5.1.1.4 Kondisi Hidro-Oseanografi

A. Pasang Surut Laut

Pasang surut di perairan pesisir Kabupaten Kutai Timur termasuk tipe campuran cenderung ke harian ganda atau mixed prevailing semidiurnal Unmul 2002, yaitu kecenderungan dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan amplitudo dan periode pasang surut yang berbeda. Fluktuasi pasang surut maksimum tercatat sebesar 2.5 meter pada saat pasang purnama Dishidros 2005; Unmul 2002. Tinggi rendah pasang surut akan berpengaruh dalam kelimpahan S. serrata , karena S. serrata keluar masuk habitat mangrove biasanya bersamaan dengan mekanisme arus pasang dan surut. Selama pelaksanaan penelitian diketahui bahwa S. serrata akan masuk ke hutan mangrove pada saat pasang untuk mencari makan, sehingga pada saat seperti inilah para nelayan akan memasang perangkap di tepi-tepi perairan, berupa rakkang yang diberi umpan ikan rucah untuk memancing kepiting masuk dalam perangkap. Sedangkan nelayan yang menangkap kepiting dengan pengait akan mencari kepiting tepat pada saat air mulai surut, karena pada saat itu kepiting akan mencari lubang untuk bersembunyi. Semua nelayan yang diwawancarai sepakat menyatakan bahwa kepiting tidak akan ditemukan pada saat ‘konda’, yaitu kondisi dimana air diam, tidak pasang dan tidak juga surut. Konda terjadi diantara dua pasang besar yang terjadi pada setiap bulan. Menurut perhitungan nelayan di kawasan mangrove TNK, pasang besar terjadi pada saat air pasangsurut besar pada setiap tanggal 13-18 kalender hijriah menjelang purnama-setelah purnama dan tanggal 29-3 bulan matibulan sabit. Di luar tanggal-tanggal tersebut terjadilah konda. Konda biasanya terjadi antara 3-5 hari. Karena pesisir Kutai Timur termasuk dalam jenis pasang tipe campuran cenderung ke harian ganda Dahuri 2001, maka terjadi dua kali pasang harian dengan puncak yang berbeda. Air pasang harian, atau nyorong menurut istilah nelayan, mulai terjadi jam 5-6 sore, mencapai puncak tertinggi jam 9-10 malam. Selanjutnya air mulai surut, hingga surut terendah harian terjadi pada jam 11-12 malam. Pasang berikutnya terjadi pada pukul 7-8 pagi, dan mulai surut pada jam 12 siang. Pasang surut ini juga berpengaruh dalam usaha budidaya sylvofishery kepiting bakau, karena mekanisme penggantian air dalam kurungan tancap tergantung pada pasang surut air laut tersebut. Sehingga pada areal yang tidak selalu tergenang oleh pasut akan memerlukan teknologi tambahan berupa pompa air untuk mengganti air dalam kurungan, sementara secara teknis hal ini agak sulit dilakukan pada daerah pesisir yang terpencil dan akses yang sulit untuk memperoleh listrik atau bahan bakar minyak.

B. Arus Laut