Kontribusi  pangan  jajanan  terhadap  pemenuhan  gizi  juga  dilaporkan cukup  penting.  Berdasarkan  hasil  Kegiatan  Monitoring  dan  Verifikasi  Profil
Keamanan  Pangan  Jajanan  Anak  Sekolah  PJAS  Nasional  yang  dilakukan BPOM  pada  tahun  2008  diketahui  bahwa  total  konsumsi  pangan  jajanan
sekolah bagi para  siswa adalah sebesar  239,87 grkaphari yang mengandung 384  kkal  dan  9,4  gram  protein.  Hasil  survey  tersebut  juga  menunjukkan
bahwa  pangan  jajanan  menyumbang  3,1  energi  dan  27,4  protein  dari konsumsi pangan harian siswa BPOM RI, 2009. Saat ini jajan menjadi salah
satu  “kebutuhan  primer”  bagi  anak-anak  saat  disekolah,  bahkan  setiap  pagi sang  anak  selalu  rutin  minta  uang  jajan  dan  selalu  disisipkan  oleh
orangtuanya sebelum berangkat ke sekolah Kemenkes RI, 2011.
2. Kelompok Pangan Jajanan Anak Sekolah PJAS
Pangan  jajanan  anak  sekolah  PJAS  umumnya  dapat  dikelompokkan
menjadi tiga kategori Kemenkes RI, 2011 :
a.  Makanan utama PJAS  yang  termasuk  dalam  kelompok  makanan  utama  misalnya  nasi
goreng,  nasi  soto,  mie  bakso,  mie  ayam,  gado-gado,  siomay,  dan sejenisnya.
b.  Penganan atau kue-kue PJAS  yang  termasuk  kelompok  penganan  antara  lain  tahu  goreng,
cilok, martabak telur, apem, keripik, jelly, dan sejenisnya.
c.   Minuman dan Buah-Buahan PJAS  yang  termasuk  kelompok  minuman  misalnya  es  campur,  es
sirup, es teh, es mambo, dan sejenisnya. Sedangkan PJAS  yang termasuk kelompok  buah-buahan  adalah  rujak,  pepaya  potong,  melon  potong,  dan
sejenisnya.
3. Masalah Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah PJAS
Pangan  merupakan  sumber  energi  dan  berbagai  zat  gizi  untuk mendukung  hidup  manusia,  tetapi  pangan  juga  dapat  menjadi  sumber
pengganggu  kesehatan,  bila  pangan  yang  dikonsumsi  tidak  aman.  Masalah keamanan  pangan  jajanan  yang  sering  ditemui  di  lingkungan  sekolah
diantaranya disebabkan  karena produk pangan olahan di  lingkungan sekolah yang  tercemar  bahan  berbahaya  bahaya  mikrobiologis  dan  kimia,  pangan
siap saji di lingkungan sekolah belum memenuhi syarat higienitas, dan donasi pangan  yang  bermasalah. Terjadinya  masalah  tersebut  dikarenakan  tata  cara
penanganan  pangan  yang  mengabaikan  kaidah-kaidah  keamanan  pangan. Kesalahan tersebut bisa dijumpai pada berbagai aspek mulai dari bahan baku,
penanganan  proses  produksi,  penyimpanan  dan  penyajian  serta  tata  cara distribusinya. Selain itu, faktor ketidaktahuan konsumen, dalam hal ini anak-
anak  sekolah  dan  guru,  akan  tingkat  keamanan  pangan  jajanan  juga
menyebabkan masalah keamanan pangan BPOM RI, 2006.
Kemungkinan  potensi  bahaya  yang  timbul  dalam  PJAS  antara  lain bahaya  fisik,  bahaya  kimia,  dan  bahaya  biologis,  yang  bila  dikonsumsi
manusia, dapat  menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.  Bahaya tersebut