menawarkannya kepada para penjual pangan jajanan anak sekolah PJAS. Akan tetapi, meskipun mereka mengetahui bahwa ketersediaan siklamat
banyak ditemui di pasaran, tidak semua pedagang PJAS membeli siklamat sebagai bahan baku pangan jajanan anak sekolah PJAS yang mereka jual.
Menurut Kasali 2005, sebagian dari industri pangan berskala kecil tidak terpengaruh untuk menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya untuk
mempertahankan citra mereka di hadapan konsumen sehingga mereka dapat mempertahankan target konsumen dari produk yang dihasilkan.
Pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam peredaran bahan baku produksi pangan perlu menerapkan langkah untuk mengantisipasi
banyaknya pedagang yang menggunakan siklamat berlebih dalam pangan jajanan anak sekolah PJAS. Cara yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi bahaya siklamat berlebih dalam pangan jajanan anak sekolah adalah dengan membatasi produksi dan pasokan siklamat di pasaran.
Pemerintah juga perlu memperbanyak pasokan pemanis alami dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik. Ketersediaan pemanis alami yang
lebih banyak dibanding siklamat diharapkan dapat mengurangi penggunaan siklamat yang dilakukan oleh para pedagang pangan.
H. Akses Mendapatkan Siklamat dan Hubungannya dengan Penggunaan
Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah PJAS
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan yang berinteraksi satu sama lain, sehingga menentukan mudah
atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Aksesibilitas dapat
diartikan sebagai suatu konsep yang menggabungkan antara sistem transportasi secara geografis dengan sistem jaringan transportasi sehingga
menimbulkan zona-zona dan jarak geografis yang akan mudah dihubungkan oleh penyediaan sarana dan prasarana angkutan Black, 1981.
Pengukuran akses mendapatkan siklamat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner mengenai pendapat responden mengenai kemudahan
dalam menemukan lokasi penjualan siklamat beserta jaraknya dari tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki akses
mudah dalam mendapatkan siklamat lebih banyak 51,3 dibanding responden yang memiliki akses sukar dalam mendapatkan siklamat 48,7.
Hasil ini membuktikan pernyataan Kemenkes 2011 bahwa pemanis buatan sakarin dan siklamat sangat mudah didapatkan dan dijual bebas di pasaran.
Kemudahan para pedagang pangan jajanan anak sekolah PJAS dalam mendapatkan siklamat salah satunya dikarenakan kemudahan sarana
transportasi. Untuk menuju tempat penjualan siklamat pedagang pangan jajanan anak sekolah PJAS dapat menggunakan kendaraan pribadi. Seperti
dikatehui, sebagian besar penduduk Indonesia telah memiliki kendaraan pribadi masing-masing, terlebih di wilayah Pamulang Barat yang notabene
merupakan daerah perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 83,4 responden mengaku menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju
tempat penjualan siklamat yang mereka gunakan. Selain itu, akses mendapatkan siklamat juga dapat diperoleh melalui sarana transportasi umum
yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Pamulang.
Sebanyak 67 responden mengaku bahwa jarak tempat tinggal mereka dengan lokasi membeli siklamat lebih dari 500 meter. Akan tetapi, mereka
berpendapat bahwa aksessibilitas mereka mendapatkan siklamat tergolong mudah. Hal tersebut dikarenakan kemudahan transportasi yang berasal dari
kendaraan pribadi maupun umum. Kondisi ini membuat faktor jarak bukan satu-satunya elemen yang menentukan tinggi rendahnya tingkat aksesibilitas
Miro, 2004. Terlebih, kemajuan teknologi yang membuat transportasi semakin mudah mengakibatkan terjadinya percepatan arus perpindahan dari
satu tempat ke tempat lain Sitompul, 2004. Percepatan teknologi tersebut turut mempengaruhi kemudahan para pedagang pangan dalam mendapatkan
siklamat. Hasil analisa tabel silang menunjukkan bahwa diantara responden yang
menggunakan siklamat, lebih banyak responden yang memiliki akses mudah dalam mendapatkan siklamat 64,1 dibanding responden yang memiliki
akses sukar dalam mendapatkan siklamat 37,8. Uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara akses
mendapatkan siklamat dengan penggunaan siklamat berlebih pada pangan jajanan anak sekolah PJAS. Hasil ini membuktikan pernyataan Irmawati
2014 bahwa kemudahan akses dalam mendapatkan suatu produk mempengaruhi keputusan untuk membeli dan menggunakan produk tersebut,
karena konsumen pada dasarnya menyukai produk yang mudah didapat dan hanya memerlukan sedikit usaha untuk mendapatkannya. Mudahnya akses
mendapatkan siklamat secara otomatis mempermudah para pedagang pangan jajanan anak sekolah PJAS untuk menggunakannya dalam pangan jajanan
yang mereka produksi. Penelitian ini didukung oleh penelitian Lestari 2011 yang menyatakan bahwa penjual jamu gendong yang dijual di pasar gubug
menjual jamu gendong yang menggunakan siklamat karena mudahnya mendapatkan siklamat.
Kemudahan akses dalam mendapatkan siklamat dapat mendorong para pedagang pangan jajanan anak sekolah PJAS untuk menggunakannya
sebagai bahan baku pangan jajanan anak sekolah PJAS yang mereka produksi. Hal tersebut dikarenakan para pedagang membutuhkan pemanis
sebagai bahan baku pangan jajanan yang mereka produksi. Penggunaan pemanis alami dapat menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga para
pedagang perlu bahan baku lain pengganti pemanis alami. Keberadaan siklamat yang mudah didapat tentu merupakan sebuah peluang besar bagi
para pedagang pangan jajanan anak sekolah PJAS. Hal tersebut terlihat dari pernyataan salah satu responden yang mengatakan bahwa siklamat yang
mudah didapat merupakan salah satu alasan kuat bagi para pedagang pangan untuk menggunakannya dalam pangan yang mereka produksi.
Pemerintah perlu membatasi akses para pedagang pangan dengan siklamat. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi lisensi dan
persayaratan khusus bagi setiap orang atau badan usaha yang menjual siklamat agar tidak setiap orang dengan mudah menjual siklamat. Dengan
cara tersebut maka diharapkan penjual siklamat tidak terlalu banyak dan memiliki jarak yang berdekatan. Selain itu, pembelian siklamat juga perlu
dibatasi agar tidak menimbulkan resiko penjualan kembali reseller oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.