Penyakit Bawaan Makanan Food Borne Disease

c. Untuk membantu dalam pengolahan dan persiapan makanan Bahan tambahan pangan digunakan untuk mempertahankan kualitas yang diinginkan tertentu yang terkait dengan berbagai makanan. Sebagai contoh, pektin yang berasal dari kulit jeruk digunakan dalam jeli untuk mempertahankan ketebalan yang diinginkan. d. Untuk memperbaiki penampilan makanan Mayoritas bahan tambahan pangan paling sering digunakan untuk tujuan ini. Makanan yang tampak menarik bagi indera kita akan meningkatkan selera. Bahan tambahan pangan seperti agen penyedap, zat pewarna dan pemanis digunakan agar pangan terlihat dan terasa enak.

3. Jenis Bahan Tambahan Pangan

Pada umumnya, bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua bagian besar Winarno, 1984 : a. Aditif disengaja Merupakan zat aditif yang diberikan dengan sengaja dan memiliki maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa serta tujuan lainnya. b. Aditif tidak disengaja Merupakan zat aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan. Apabila dilihat dari asalnya, aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain sebagainya. Zat aditif dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa benar dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat metabolismenya seperti misalnya β-karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetik mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadi kanker pada hewan atau manusia Winarno, 1984.

E. Bahan Tambahan Pangan Pemanis

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 4 tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis, pemanis sweetener adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan. Pemanis ada yang memiliki nutrisi seperti gula alkohol dan poliol, atau yang tidak memiliki nutrisi seperti pemanis sintetis. Pemanis sintetis tidak merubah besaran, kekentalan atau tekstur dari makanan dan minuman. Pemanis yang tidak memiliki nutrisi harus dicampur dengan pemanis yang memiliki nutrisi yang diperbolehkan penggunaannya Smith, 1991.

Dokumen yang terkait

Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli Tahun 2001

3 50 91

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

12 87 142

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Wanita Bekerja di Wilayah Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

2 16 221

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pengasuhan dan kemandirian anak sekolah dasar

0 9 83

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 2 142

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 10 142

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016.

4 9 36

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

4 20 180

Penggunaan Pengawet dan Pemanis Buatan pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY | Wariyah | Agritech 9807 17897 1 PB

0 0 8