Keamanan Pangan TINJAUAN PUSTAKA

Akan tetapi, penggunaan bahan tambahan pangan secara berlebih sehingga melampaui ambang batas maksimal tidak dibenarkan karena dapat merugikan atau membayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi pangan tersebut Saliswijaya, 2004.

2. Fungsi Bahan Tambahan Pangan

Terdapat empat fungsi utama bahan tambahan pangan IFAC, 2013 yaitu : a. Untuk memberikan nutrisi pada makanan. Beberapa bahan tambahan pangan berfungsi untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas gizi makanan. Misalnya, penambahan yodium garam telah berkontribusi pada penghapusan virtual gondok sederhana. Penambahan Vitamin D untuk susu dan produk susu lainnya telah dilakukan hal yang sama sehubungan dengan rakhitis. Niacin dalam roti, tepung jagung dan sereal telah membantu menghilangkan pellagra, penyakit yang ditandai dengan sistem dan kulit gangguan saraf pusat. b. Untuk menjaga kualitas produk dan kesegaran. Makanan segar tidak dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. Makanan tersebut dapat cepat memburuk, menjadi tengik dan merusak. Bahan tambahan pangan menunda kerusakan signifikan dan mencegah pembusukan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme, bakteri dan ragi dan juga oleh oksidasi oksigen di udara bersentuhan dengan makanan. c. Untuk membantu dalam pengolahan dan persiapan makanan Bahan tambahan pangan digunakan untuk mempertahankan kualitas yang diinginkan tertentu yang terkait dengan berbagai makanan. Sebagai contoh, pektin yang berasal dari kulit jeruk digunakan dalam jeli untuk mempertahankan ketebalan yang diinginkan. d. Untuk memperbaiki penampilan makanan Mayoritas bahan tambahan pangan paling sering digunakan untuk tujuan ini. Makanan yang tampak menarik bagi indera kita akan meningkatkan selera. Bahan tambahan pangan seperti agen penyedap, zat pewarna dan pemanis digunakan agar pangan terlihat dan terasa enak.

3. Jenis Bahan Tambahan Pangan

Pada umumnya, bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua bagian besar Winarno, 1984 : a. Aditif disengaja Merupakan zat aditif yang diberikan dengan sengaja dan memiliki maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman atau kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa serta tujuan lainnya. b. Aditif tidak disengaja Merupakan zat aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Dokumen yang terkait

Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli Tahun 2001

3 50 91

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

12 87 142

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Wanita Bekerja di Wilayah Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

2 16 221

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pengasuhan dan kemandirian anak sekolah dasar

0 9 83

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 2 142

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 10 142

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016.

4 9 36

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

4 20 180

Penggunaan Pengawet dan Pemanis Buatan pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY | Wariyah | Agritech 9807 17897 1 PB

0 0 8