Kelebihan Siklamat dibanding Pemanis Alami

Tabel 2.1 Batas Maksimum Penggunaan Siklamat Berdasarkan Kategori Pangan Kategori Pangan Batas Maksimum mgkg sebagai asam siklamat Minuman berbasis susu yang berperisa danatau difermentasi. Contohnya susu coklat, eggnog, minuman yoghurt, minuman berbasis whey. 250 Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah. 250 Dihitung terhadap produk siap konsumsi Makanan pencuci mulut berbasis lemak tidak termasuk makanan pencuci mulut berbasis susu. 250 Dihitung terhadap produk siap konsumsi Es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet. 250 Buah dalam kemasan pasteurisasisterilisasi. 250 Kembang gulapermen meliputi kembang gula permen keras dan lunak, nougat dan lain-lain. 500 Kembang gula karet permen karet. 2000 Produk cokelat analogpengganti cokelat. 500 Gula dan sirup lainnya misalnya sirup mapel, xilosa, gula hias. serta gula untuk hiasan kue contohnya kristal gula berwarna untuk kukis. 500 Selai, jelly, marmalad. 1000 Olesan berbasis kakao, termasuk isian filling 500 Sumber : Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 4 tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis

4. Dampak Penggunaan Siklamat Berlebih Bagi Kesehatan

Penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan tidak boleh melebihi batas maksimum yang dipersyaratkan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, batas maksimum konsumsi siklamat harian Acceptable Daily Intake menurut Organisasi Kesehatan Dunia Food and Agriculture Organizations Joint Expert Committee on Food Additives JECFA adalah sebesar 11 mgkg. Penggunaan siklamat secara berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Bakteri organik dalam saluran gastrointestinal dapat mengubah siklamat yang dikonsumsi menjadi senyawa cyclohexilamine yang lebih toksik dibanding siklamat itu sendiri Lu, 1995. Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh senyawa sikloheksilamin antara lain : a. Efek testikular Sejumlah studi toksikologi telah menunjukkan bahwa testis tikus merupakan organ yang paling sensitif terhadap sikloheksilamin, dan efek ini yang digunakan oleh JECFA dan lembaga lainnya sebagai dasar untuk menentukan Acceptable Daily Intake ADI dari siklamat Nabors, 2001. Senyawa sikloheksilamin dalam tubuh dalam menyebabkan atropi penghentian pertumbuhan testikular Lu, 1995. b. Efek kardiovaskular Sebuah studi mengungkapkan bahwa sebanyak 0,1 siklamat yang dikonsumsi akan bermetabolisme menjadi sikloheksilamin dalam urin. Sebagian senyawa sikloheksilamin akan mengendap di dalam plasma darah dan meningkatkan tekanan darah Nabors, 2001. c. Kerusakan Hati dan Ginjal Paparan siklamat dan sikloheksilamin secara berulang-ulang dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal NJDH, 2010. d. Kerusakan organ Berdasarkan hasil uji laboratorium pada hewan uji, pemberian siklamat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, limpa dan menyebabkan kerusakan genetik BPOM, 2008.

G. Perilaku

Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan Notoatmodjo, 2007. Perilaku seseorang dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Menurut Green 2005 tiga kategori umum faktor yang mempengaruhi perilaku individu adalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors Faktor-faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai. b. Faktor-faktor pemungkin enabling factors Faktor-faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi kinerja dari suatu tindakan oleh individu atau organisasi. Faktor pemungkin terdiri dari ketersediaan, aksesibilitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan serta regulasi pemerintah. c. Faktor-faktor penguat reinforcing factors Faktor-faktor penguat adalah konsekuensi dari tindakan yang menentukan apakah seseorang menerima umpan balik positif atau negatif dan didukung secara sosial. Contoh faktor penguat adalah sikap dan perilaku dari keluarga, petugas kesehatan serta orang sekitar.

Dokumen yang terkait

Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli Tahun 2001

3 50 91

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

12 87 142

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Wanita Bekerja di Wilayah Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

2 16 221

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pengasuhan dan kemandirian anak sekolah dasar

0 9 83

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 2 142

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

0 10 142

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016.

4 9 36

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

4 20 180

Penggunaan Pengawet dan Pemanis Buatan pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY | Wariyah | Agritech 9807 17897 1 PB

0 0 8