b. Akses
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, sehingga menentukan
mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Aksesibilitas dapat diartikan sebagai suatu konsep yang menggabungkan
antara sistem transportasi secara geografis dengan sistem jaringan transportasi sehingga menimbulkan zona-zona dan jarak geografis yang
akan mudah dihubungkan oleh penyediaan sarana dan prasarana angkutan Black, 1981. Faktor jarak bukan satu-satunya elemen yang menentukan
tinggi rendahnya tingkat aksesibilitas Miro, 2004. Terlebih, kemajuan teknologi yang membuat transportasi semakin mudah mengakibatkan
terjadinya percepatan arus perpindahan dari satu tempat ke tempat lain Sitompul, 2004.
Kemudahan akses
dalam mendapatkan
suatu produk
mempengaruhi keputusan untuk membeli dan menggunakan produk tersebut, karena konsumen pada dasarnya menyukai produk yang mudah
didapat dan hanya memerlukan sedikit usaha untuk mendapatkannya Irmawati, 2014. Kemudahan akses dalam mendapatkan siklamat sebagai
bahan tambahan pangan pemanis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan siklamat pada pedagang pangan
BPOM, 2012. Terlebih, pemanis buatan sakarin dan siklamat sangat mudah didapatkan dan dijual bebas di pasaran Kemenkes, 2011.
c. Komitmen Pemerintah
Komitmen pemerintah mengenai penggunaan siklamat tertuang dalam regulasi yang mengatur batas maksimum penggunaan siklamat
dalam pangan jajanan anak sekolah PJAS. Batas maksimum penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan diatur dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 4 tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pemanis. Selain itu, pemerintah melalui BPOM melakukan intensifikasi pengawasan pangan jajanan anak sekolah setiap tahunnya melalui
sampling dan pengujian laboratorium serta penindaklanjutan pada pangan jajanan anak sekolah PJAS yang terbukti memiliki kandungan siklamat
berlebih BPOM, 2013.
3. Faktor Penguat Reinforcing Factor
a. Peran Pedagang Lain
Teman terkadang menjadi bagian penting dari faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang
tahu dan mampu melakukan perilaku sehat, tetapi tidak melakukannya karena pengaruh dari teman Notoatmodjo, 2010. Hal yang sama juga
terjadi pada perilaku penggunaan siklamat berlebih pada pangan jajanan anak sekolah PJAS. Salah satu faktor yang mendorong penggunaan
siklamat pada pedagang pangan adalah karena adanya pengaruh dari pedagang lain yang menggunakan siklamat BPOM, 2012.
b. Peran Petugas Kesehatan
Peran petugas kesehatan melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian terkait penggunaan siklamat berlebih pada pangan jajanan
anak sekolah PJAS merupakan faktor yang penting. Tanpa adanya pengawasan oleh petugas kesehatan, industri dan pengolah makanan
cenderung menggunakan bahan pengawet yang berbahaya dan melebihi standar maksimal yang dipersyaratkan. Penggunaan bahan berbahaya
tersebut dapat disebabkan oleh ketidaktahuan tentang dampak bahan pengawet dalam bentuk keracunan kronis akibat dosis kecil yang
kumulatif atau keracunan akut dalam dosis besar Hartati, 2007.
H. Pedagang
Pedagang adalah setiap orang yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai pekerjaan sehari-hari, baik berupa bahan pokok kebutuhan sehari-hari
maupun kebutuhan tambahan yang diperoleh dari orang lain atau diproduksi sendiri Purwosutjipto, 1999. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui
bahwa pedagang pangan merupakan setiap orang yang melakukan perniagaan pangan sebagai pekerjaan sehari-hari, baik pangan yang diperoleh dari orang
lain maupun pangan yang diproduksi sendiri. Idealnya bila semua pedagang pangan yang memproduksi sendiri pangan
yang dijualnya menerapkan perundangan dan peraturan yang berlaku tentang keamanan pangan, tentu tidak ada pangan yang tidak aman yang beredar atau
diperdagangkan, dan tidak ada korban keracunan pangan. Akan tetapi, lebih dari 70 makanan jajanan dihasilkan oleh industri rumahan dengan