penting  dapat  menimbulkan  keyakinan  positif  pada  diri  seseorang  untuk melakukan  suatu  perilaku.  Kepercayaan  masyarakat  terhadap  suatu  objek
mempengaruhi perilaku terhadap objek tersebut. Green  Kreuter, 2005. Kepercayaan  merupakan  salah  satu  faktor  predisposisi  yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Kepercayaan adalah hal-hal yang diyakini seseorang dan dianggap benar, mengenai diri sendiri, orang
lain  dan  dunia  sekitarnya  yang  memengaruhi  perasaan  dan  perilakunya sehari-hari Martono  Joewana, 2006. Kepercayaan seseorang mengenai
suatu hal dapat dipengaruhi lingkungan sekitarnya karena manusia bersifat sistem  terbuka  yang  dapat  dipengaruhi  dan  mempengaruhi  lingkungan
sekitarnya  Suhaemi,  2002.Biasanya  kepercayaan  diterima  tanpa  bukti bahwa kepercayaan tersebut terbukti kebenarannya WHO, 2000.
Kepercayaan  terhadap  suatu  produk  akan  mendorong  konsumen untuk  menggunakan  produk  tersebut  Ramdan,  2009.  Salah  satu  faktor
yang  mendasari  masyarakat  untuk  menggunakan  siklamat  adalah  adanya kepercayaan  bahwa  siklamat  mempunyai  beberapa  kelebihan  yang
mengungguli pemanis murni seperti tidak menyebabkan peningkatan gula darah  sehingga  aman  bagi  penderita  diabetes,  tidak  menyebabkan
kenaikan berat badan, dan tidak menimbulkan kerusakan gigi seperti yang terjadi pada kelebihan konsumsi pemanis alami Vasudevan, 2013.
d. Nilai
Nilai  dapat  diartikan  sebagai  hal-hal  yang  penting  atau  berguna  bagi kemanusiaan  Hidayat,  2007.  Nilai  tak  hanya  dijadikan  rujukan  untuk
bersikap  dan  berbuat  dalam  masyarakat,  tetapi  juga  dijadikan  sebagai ukuran  benar  tidaknya  suatu  fenomena  perbuatan  dalam  masyarakat  itu
sendiri.  Apabila  ada  suatu  fenomena  sosial  yang  bertentangan  dengan sistem  nilai  yang  dianut  oleh  masyarakat,  maka  perbuatan  tersebut
dinyatakan bertentangan dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, dan akan mendapatkan penolakan dari masyarakat tersebut Hakim, 2012.
Nilai  adalah  sesuatu  yang  berharga,  keyakinan  yang  dipegang sedemikian  rupa  oleh  seseorang  sesuai  dengan  tuntutan  hati  nuraninya
sehingga menjadi pertimbangan terhadap suatu tindakan untuk mengambil keputusan  berperilaku  Suhaemi,  2002.  Nilai  pada  hakikatnya
mengarahkan  perilaku  dan  pertimbangan  seseorang,  tetapi  tidak menghakimi  apakah  sebuah  perilaku  tertentu  salah  atau  benar  Soeroso,
2006. Nilai adalah suatu bagian penting dari kebudayaan. Suatu tindakan dianggap  sah  artinya  secara  moral  dapat  diterima  kalau  harmonis  dengan
nilai-nilai  yang  disepakati  dan  dijunjung  oleh  masyarakat  di  mana tindakan itu dilakukan Narwoko  Suyanto, 2004.
Nilai  yang  berlaku  di  dalam  masyarakat  berpengaruh  terhadap perilaku kesehatan. Nilai-nilai tersebut, ada yang menunjang dan ada yang
merugikan kesehatan Notoatmodjo, 2010. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini  kebenarannya  dan  dianut  serta  dijadikan  sebagai  acuan  dasar
individu dan masyarakat dalam menentukan sesuatu yang dipandang baik, benar, bernilai maupun berharga Hakim, 2012.
2. Faktor Pemungkin Enabling Factor
a. Ketersediaan Fasilitas
Ketersediaan fasilitas merupakan salah satu faktor pemungkin yang menyebabkan  suatu  perubahan  perilaku.  Pengetahuan  dan  sikap  saja
belum  menjamin  terjadinya  perilaku,  masih  diperlukan  sarana  atau fasilitas  untuk  memungkinkan  atau  mendukung  perilaku  tersebut
Notoatmodjo, 2010. Ketersediaan sumber daya sangat dipengaruhi oleh lokasi,  dapat  dijangkau  oleh  masyarakat  atau  tidak,  serta  kecukupan
fasilitas  tersebut  dapat  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  yang memerlukannya  Effendy,  1997.  Sebagai  salah  satu  unsur  utama  dalam
kegiatan produksi, ketersediaan sumber daya merupakan hal  yang sangat berpengaruh  bagi  para  pemiliki  usaha.  Ketersediaan  sumber  daya  yang
memadai  dapat  dilihat  dari  terpenuhinya  kebutuhan  pedagang  akan sumber daya yang dibutuhkan Herjanto, 2008.
Ketersediaan  bahan  tambahan  pangan  dapat  mempengaruhi perilaku  penggunaannya  dalam  masyarakat.  Semakin  banyak  bahan
tambahan  pangan  yang  tersedia  dapat  menjadi  faktor  pendorong  yang semakin  memudahkan  seseorang  dalam  menggunakan  bahan  tambahan
pangan  tertentu  WHO,  2000.  Salah  satu  bahan  tambahan  pangan  yang ketersediaannya memadai adalah siklamat, karena siklamat banyak dijual
di pasar tradisional tanpa merk Apriadji, 2007.