VI. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
6.1. Identifikasi Faktor Internal
Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan meliputi: 1 Manajemen dan sumberdaya manusia, 2 Pemasaran, 3 Keuangan, 4 Produksi dan operasi,
serta 5 Penelitian dan pengembangan.
6.1.1 Manajemen
Setiap perusahaan besar atau kecil selalu berlandaskan atas kerjasama antar karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Jumlah
karyawan yang relatif sedikit dan intensitas pertemuan yang rutin berdampak pada tingginya kualitas dan kuantitas hubungan antar karyawan.
Hubungan personal antar karyawan PT Madu Pramuka terjalin sangat erat, melalui beberapa kegiatan yang diadakan oleh perusahaan, antara lain berupa
olahraga bersama setiap jumat pagi, pengajian rutin setiap dua bulan sekali, maupun dalam interaksi pelaksaanaan pekerjaan lainnya.
Dalam pelaksanaan tugas pekerjaan sehari-hari, terkadang masih dijumpai job desk yang masih tumpang tindih dan cenderung berbenturan, yaitu antara
bagian accounting dengan keuangan, fungsi administrasi yang dilakukan oleh bagian accounting, serta terbatasnya sumberdaya di beberapa divisi, salah satunya
divisi penelitian dan pengembangan yang masih berjumlah satu orang. Pelatihan bagi karyawan baru bersifat on the job training, dimana karyawan baru langsung
belajar mengenai tugas-tugasnya kepada karyawan lama yang sudah ada. Selain itu, PT Madu Pramuka menggunakan jasa pos dalam mengumpulkan laporan
keuangan dari tiap-tiap cabang setiap awal bulannya, untuk diolah dan dianalisis di kantor Pusat Cibubur.
Sistem pengambilan keputusan pada PT Madu Pramuka masih bersifat terpusat yang dilakukan oleh Direktur. Namun, dalam setiap pengambilan
keputusan, Direktur berupaya untuk mengadakan rapat terlebih dahulu dengan kepala-kepala bagian PT Madu Pramuka. Rapat ini bertujuan untuk melaporkan
perkembangan perusahaan setiap satu bulan sekali sekaligus merumuskan dan mengevaluasi strategi yang sudah dilaksanakan perusahaan.
6.1.2 Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak suatu perusahaan. Karena melalui kegiatan ini, akan berdampak langsung pada pendapatan dan eksistensi
perusahaan di dalam industri. Kegiatan pemasaran PT Madu Pramuka ditangani oleh dua divisi, yaitu divisi pemasaran indoor dan outdoor. Divisi pemasaran
indoor melayani pengelolaan kedai counter, sedangkan divisi outdoor melayani penjualan melalui pengecer dan pembelian dari pihak perusahaan.
Perusahaan saat ini memiliki dua buah kedai di daerah Cibubur, satu buah kedai masing-masing di kantor Kwarnas Pusat, Serang, Cilegon, Tangerang,
Gringsing, Semarang, dan Yogyakarta. Pada saat ini, perusahaan berupaya untuk memasuki segmen menengah ke atas dengan membukai gerai counter penjualan
produk peternakan lebah di mall Permata Hijau, Jakarta. Selain itu, perusahaan sedang fokus dalam memperluas daerah pemasaran dengan mendirikan kedai di
beberapa daerah ya ng belum dimasuki dan berupaya menambah jumlah tenaga pemasar outdoor.
Produk yang dijual oleh perusahaan berupa madu pollen madu + tepung sari bunga, madu royal jelly madu + royal jelly, madu super madu + tepung
sari + royal jelly, bee pollen tepung sari bunga, royal jelly, madu sisir, madu parcel, propolis, koloni lebah, buku-buku cara beternak lebah, peralatan beternak
lebah, jasa apiteraphy serta pendidikan dan pelatihan beternak lebah. Volume penjualan produk PT Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Volume Penjualan Produk PT Madu Pramuka
Sumber : PT Madu Pramuka 2007 Keterangan : sudah tidak dicetak.
Sistem penentuan harga produk PT Madu Pramuka berdasarkan pada besarnya biaya produksi. Perusahaan akan menaikkan harga, apabila biaya
produksi mengalami kenaikan. Pembelian produk dalam volume besar dan kontinu oleh konsumen, akan mendapatkan diskon 10-20 untuk madu botol dan
25 untuk madu curah. Produk PT Madu Pramuka yang sering laris dibeli oleh konsumen, yaitu madu kapuk, madu super dan madu kelengkeng.
Pembeli produk PT Madu Pramuka dari kalangan perusahaan, antara lain PT Khong Guan Indonesia dan PT Mecosin yang membeli madu dalam bentuk
Penerimaan Rp Tahun
2003 2004
2005 2006
Penjualan koloni lebah 355.885.000
420.497.500 340.952.500
371.425.000 Penjualan peralatan
beternak lebah 38.984.200
32.614.500 30.722.250
29.875.150 Penjualan madu
1.310.073.092 1.517.041.192
1.258.305.200 1.647.125.210
Penjualan madu super 857.474.950
960.872.475 943.582.150
945.752.300 Penjualan madu sarang
65.460.000 74.590.000
75.000.000 75.851.500
Penjualan bee pollen 66.846.450
75.731.525 79.852.300
82.587.250 Penjualan pollen kering
40.779.500 57.779.000
52.245.300 54.780.150
Penjualan royal jelly 138.550.875
123.915.050 124.852.075
131.520.875 Penjualan buku-buku
perlebahan Paket job training
80.223.500 62.586.000
60.150.000 62.300.000
Pengobatan sengat lebah
82.245.000 110.270.000
108.528.000 121.631.000
Kunjungan 34.485.600
36.780.000 30.800.500
35.780.800
Total 3.071.008.167
3.472.677.242 3.104.990.275
3.558.629.235
curah. Jenis pengecer produk PT Madu Pramuka, terdiri dari empat jenis, yaitu 1 Koperasi, 2 Apotik, toko obat dan jamu. 3 Mini market, swalayan dan warung
4 Individu. Sistem pembayaran dengan pengecer adalah konsinyasi, dengan alasan untuk mengurangi resiko yang didapat pengecer dari menjual madu.
Apabila salah satu jenis produk yang dijual tidak laku, maka dapat diganti dengan jenis produk yang banyak diminta oleh konsumen.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka tergolong masih sederhana, yaitu melalui penyebaran pamflet, promosi dari mulut ke mulut
mouth promotion dan mengikuti pameran yang diadakan oleh Departemen Kehutanan maupun Kwartir Nasional. Perusahaan juga mengirimkan surat
penawaran jasa pelatihan beternak lebah kepada Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Seringnya, perusahaan mendapat liputan media massa televisi, surat
kabar, dan majalah serta kunjungan dari lembaga pendidikan dan perusahaan yang tertarik dengan beternak lebah maupun terapi sengat lebah, memberi
keuntungan dengan semakin dikenalnya perusahaan oleh masyarakat. Divisi pemasaran juga melakukan survei untuk mengetahui kepuasan
konsumen dengan cara menanyakan secara langsung kepada konsumen pada saat melakukan transaksi. Selama ini, banyak konsumen mengeluhkan kemasan
produk terutama madu botol yang terlalu sederha na dan kurang menarik. Pada kemasan produk tidak tertera manfaat dan kandungan gizi, serta cara penyajian
produk tersebut. Kasus pemalsuan stiker produk PT Madu Pramuka oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab ini, pernah dialami perusahaan pada tahun 1991
dan sudah diselesaikan secara hukum.
6.1.3 Keuangan dan Accounting