Faktor Ekonomi Faktor Sosial

6.2.1.2 Faktor Ekonomi

Konsumen kalangan menengah ke bawah, umumnya mengkonsumsi madu dan produk perlebahan lainnya, setelah konsumsi kebutuhan bahan-bahan pokok terpenuhi. Sehingga, permintaan dari kalangan ini cenderung fluktuatif, karena tergantung pada harga-harga kebutuhan pokok lainnya dan harga produk perlebahan madu di pasaran. Hal ini berbeda dengan kalangan atas yang cenderung konstan dalam hal pembelian 5 . Beberapa kenaikan harga yang menyebabkan fluktuatifnya permintaan masyarakat, yaitu naiknya harga BBM akibat kenaikan harga minyak mentah dunia, kenaikan tarif listrik dan air, kenaikan harga beras, dan harga minyak goreng. Salah satu kebutuhan pokok yang berpengaruh terhadap industri perlebahan adalah gula pasir. Kenaikan harga gula pasir pada bulan Februari- Maret 2006 di beberapa daerah di Indonesia sebesar Rp. 500 - Rp.2000, mendorong kenaikan harga madu sebesar Rp. 2000 - Rp. 2500. Larutan gula pasir ini digunakan oleh peternak untuk mencukupi kebutuhan pakan lebah pada musim paceklik. Ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga harga barang-barang kebutuhan pokok, membuat industri ini menjadi terancam.

6.2.1.3 Faktor Sosial

Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar disertai dengan tingkat pendidikan yang semakin meningkat, akan menyebabkan perubahan pada prilaku gaya hidup masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia masih merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2003 berjumlah 5 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Pemasaran 215.276.000 jiwa, dan pada tahun 2004 mencapai 217.854.000 jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan 1,35 per tahun, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan menjadi 400 juta jiwa pada tahun 2050 6 . Tingginya tingkat pertumbuha n jumlah penduduk ini, menjadi peluang bagi perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar. Hal ini didukung oleh, meningkatnya kesadaran masyarakat, terutama masyarakat perkotaan terhadap pentingnya menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan alami. Selain itu, terjadinya pergeseran pola hidup konsumen. PT Madu Pramuka juga menerapkan sistem kemitraan terhadap peternak binaan di daerah Grinsing. Adanya sistem kemitraan ini dapat memberikan dampak positif, yaitu memberikan kepastian pemasaran dari produk yang dihasikan peternak. Perusahaan akan menerima hasil panen produk peternak binaan yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Namun jika tidak memenuhi standar perusahaan, maka hasil panen tersebut akan ditolak oleh PT Madu Pramuka dan umumnya peternak langsung menjual hasil panennya kepada tengkulak atau menjualnya langsung secara eceran kepada konsumen. Dari sinilah lahir produk perlebahan yang berkualitas rendah yang beredar di pasaran.

6.2.1.4 Faktor Teknologi