dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mekanis, kimiawi insektisida, biologi memutuskan siklus hidup hama, sanitasi dan eradikasi memusnahkan
inang serta penggunaan varietas lebah yang tahan akan hama dan penyakit.
2.5.1 Hama
1. Tabuhan vespa Insekta ini termasuk ke dalam keluarga lebah, tetapi menjadi hama bagi
lebah madu. Tabuhan memangsa lebah madu dengan cara menyambar lebah yang berdiri di depan sarang atau sedang terbang. Pengendalian dilakukan
secara mekanis dengan menangkap langsung, menggunakan jaring dan raket, serta membakar sarang tabuhan yang berada di sekitar sarang.
2. Semut Dalam jumlah sedikit, kehadiran semut tidak banyak mengganggu.
Sebaliknya, bila jumlahnya banyak, akan menjadi hama bagi lebah. Untuk mencegah serangan semut, biasanya dibuat barrier atau penghalang, dengan
mengoleskan oli di sekitar kaki stup. 3. Ngengat Lilin
Ngengat lilin adalah serangga jenis kupu-kupu yang aktif pada malam hari dengan merusak sarang lebah, sehingga koloni lebah akan hijrah bila
kondisinya lemah. Pengendalian secara mekanis dengan cara menangkap larva dan mematikan telur, mengecilkan pintu masuk stup, dan melakukan sanitasi.
4. Tungau akarina Tungau merupakan hama lebah yang hidup sebagai parasit pada larva,
pupa, atau lebah dewasa. Lebah akan cacat atau mati, karena cairan darahnya dihisap oleh tungau.
2.5.2 Penyakit
1. American foulbroud AFB American foulbroud disebabkan oleh bakteri Bacillus larvae yang
memiliki endospora, yang tidak akan rusak dengan perlakuan apapun kecuali dengan sinar X. Gejala serangan ini dikenali dari pembukaan sel yang tidak
merata dan berlubang-lubangnya sel pada sarang. Pencegahannya dengan membakar koloni, bila diketahui terserang bakteri sebelum larva menyebar.
2. European foulbroud EFB European foulbroud disebabkan oleh bakteri Melligococcus pluton.
Pembusukan larva mempunyai gejala seperti AFB, tetapi tidak menimbulkan bau yang menyengat. Apabila serangannya masih ringan, segera dilakukan
penggantian ratu dengan ratu baru dan koloni yang lemah dikuatkan. 3. Keracunan
Lebah yang mengalami keracunan dapat dengan mudah diketahui, karena terdapat banyak lebah yang mati di sekitar sarang atau pintu kotak. Keadaan
ini sering terjadi pada waktu petani menyemprot tanaman. Upaya pencegahan dilakukan dengan koordinasi petani di sekitar lokasi peternakan, sehingga
pada saat penyemprotan, pintu lebah sudah ditutup. 4. Mencret
Lebah yang mengalami mencret ditandai dengan banyaknya bercak kotoran di lantai atau dasar kotak dari sarang lebah. Cara pengendalian
dilakukan dengan pemberian stimulasi larutan gula. Bila lebah masih banyak yang mencret walau stimulasi telah diberikan, maka konsentrasi dikentalkan.
5. Kesalahan genetis
Adanya kesalahan genetis ditandai dari banyaknya larva yang tidak lahir, karena terjadi perkawinaan keluarga. Untuk mengatasinya, ratu dikawinkan
dengan pejantan dari koloni yang berbeda lokasi. 6. Stres dan kelelahan
Stres dan kelelahan terjadi, karena koloni lebah terlalu bekerja keras pada saat musim panen, sehingga kondisi tubuhnya menurun. Cara mengatasinya
dengan mengangon atau membawa koloni lebah di lokasi pakan lebah dengan kualitas pollen yang lebih baik dan banyak.
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu