Metode Proses Hirark hi Analitik PHA
b. Hirarkhi fungsional, menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian- bagiannya sesuai hubungan esensialnya. Hirarkhi ini membantu mengatasi masalah
yang kompleks untuk mencapai tujuan yang diinginkannya seperti penentuan prioritas
tindakan dan alokasi sumber daya.
Saaty 1993, menyebutkan keuntungan yang dapat diperoleh apabila mengambil keputusan dengan menggunakan PHA, antara lain:
a. Kesatuan: PHA memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur.
b. Kompleksitas: PHA memadukan rancangan deduktif, berdasarkan pada sistem dalam memecahkan persoalan yang kompleks.
c. Saling ketergantungan: PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear.
d. Penyusunan hirarkhi: PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. e. Pengukuran: PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal yang
terwujud dalam suatu metode untuk menetapkan prioritas. f. Konsistensi: PHA melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan
yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. g. Sintesis: PHA menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kelebihan
setiap alternatif. h. Tawar-menawar: PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.
i. Penilaian dan konsensus: PHA tidak memaksakan konsensus, tetapi mensistesiskan hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda.
j. Pengulangan proses: PHA memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian
mereka melalui pengulangan. Menurut Saaty 1993, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan,
yaitu prinsip penyusunan hirarkhi, penetapan prioritas, dan konsistensi. 1. Prinsip Penyusunan Hirarkhi
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraika n menjadi unsur kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarkhi.
2. Prinsip Penetapan Prioritas Setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan
pairwise comparisons yang kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari suatu alternatif.
3. Prinsip Konsistensi Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperhitungkan secara
konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.