Matriks Internal-External IE Matriks

3.1.11 Metode Proses Hirark hi Analitik PHA

Metode Proses Hirarkhi Analitik PHA dikembangkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1990-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan menggunakan PHA, suatu persoalan akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan dalam mengambil keputusan yang efektif. Prinsip kerja PHA adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks ya ng tidak terstruktur, strategik dan dinamis menjadi tiap bagian, serta tertata dalam suatu hirarkhi. Kemudian, tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan, kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. PHA dapat digunakan untuk merangsang timbul nya gagasan dalam melaksanakan tindakan kreatif dan mengevaluasi keefektifan tindakan tersebut. Kemudian dapat membantu para pemimpin dalam menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan, guna mengevaluasi pengaruh faktor-faktor yang relevan dalam situasi yang kompleks Saaty, 1993. Secara umum hirarkhi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Hirarkhi struktural, yaitu masalah yang kompleks diuraikan menjadi bagian-bagiannya atau elemen-elemennya menurut ciri atau besaran tertentu. Hirarkhi ini erat kaitannya dengan menganalisa masalah yang kompleks melalui pembagian obyek yang diamati menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. b. Hirarkhi fungsional, menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian- bagiannya sesuai hubungan esensialnya. Hirarkhi ini membantu mengatasi masalah yang kompleks untuk mencapai tujuan yang diinginkannya seperti penentuan prioritas tindakan dan alokasi sumber daya. Saaty 1993, menyebutkan keuntungan yang dapat diperoleh apabila mengambil keputusan dengan menggunakan PHA, antara lain: a. Kesatuan: PHA memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur. b. Kompleksitas: PHA memadukan rancangan deduktif, berdasarkan pada sistem dalam memecahkan persoalan yang kompleks. c. Saling ketergantungan: PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear. d. Penyusunan hirarkhi: PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. e. Pengukuran: PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal yang terwujud dalam suatu metode untuk menetapkan prioritas. f. Konsistensi: PHA melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. g. Sintesis: PHA menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kelebihan setiap alternatif. h. Tawar-menawar: PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.