Pakan Lebah Madu Manajemen Beternak Lebah Madu

penghisap madu, ekornya tidak bersengat dan sifatnya tenang. Lebah jantan tidak bekerja, dan tugasnya hanya mengawini lebah ratu muda Sarwono, 2001. Saat musim paceklik, sebagian lebah jantan akan dibinasakan dan dikeluarkan oleh lebah pekerja dari sarang. Lama hidup lebah jantan sekitar tiga bulan. c. Lebah Pekerja Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk tubuhnya ramping, warnanya hitam kecoklatan dan ekornya memiliki sengat yang tajam. Lebah pekerja menggunakan sengatnya untuk menyerang apapun yang mencoba mengganggu atau berusaha memasuki sarangnya, namun mereka tidak pernah menyerang lebah ratu Sarwono, 2001. Sengat lebah pekerja hanya dapat digunakan sekali dalam hidupnya, karena sesudah menyengat lebah akan mati Sumoprastowo dan Suprapto, 1993. Lebah pekerja mengerjakan tugas-tugas, mulai dari mencari nektar, menjaga kebersihan dan memperbaiki sarang, membunuh pengganggu dan mengawetkannya dengan propolis, memeriksa sel yang akan digunakan ratu dalam meletakkan telurnya, membersihkan sel penyimpan makanan dan mengatur temperatur untuk tetap pada kisaran 35 C, menjaga kelembaban sarang dan merawat larva yang baru menetas serta memberinya makan hingga dewasa

2.2 Pakan Lebah Madu

Sumoprastowo dan Suprapto 1993, menyatakan bahwa lebah memiliki kesukaan terhadap tepung sari tanaman tertentu, yang disebabkan karena kandungan gulanya. Nektar adalah zat manis yang berasal dari tanaman, mengandung 15-50 larutan gula, yang merupakan bahan baku pembuatan madu. Nektar merupakan sumber energi bagi lebah dalam mempertahankan suhu tubuh koloni lebah. Nektar yang hanya mengandung kurang dari 4 gula tidak menarik bagi lebah. Banyaknya nektar yang disimpan sebagai madu oleh satu koloni lebah madu tergantung dari beberapa faktor, antara lain : a. Ukuran dan komposisi populasi lebah dalam koloni, terutama kehadiran dan kualitas ratu. b. Sifat menimbun lebah pekerja yang berhubungan dengan faktor genetis. c. Keadaan cuaca, seperti temperatur, kelembaban, kecepatan angin, dan fotoperiode. d. Kapasitas ruangan penyimpan yang tersedia pada sisiran sarang. Curah hujan dan kelembaban udara mempengaruhi hasil nektar. Pada waktu musim hujan, hasil nektar cenderung baik, karena tanaman pakan lebah berbunga lebat. Bunga mengeluarkan nektar hanya pada cuaca yang sejuk, sehingga lebah mencari madu pada saat pagi maupun sore hari. Aktifitas pada siang hari yang panas tidak dilakukan, karena bunga hanya sedikit mengeluarkan nektar. Selain itu, lebah sibuk untuk mencari air guna menyejukkan sarangnya. 2.3 Manfaat Produk Peternakan Lebah 2.3.1 Madu Menurut Badan Standardisasi Nasional 2004, madu adalah cairan alami yang mempunyai rasa manis yang dihasilkan lebah madu dari sari bunga tanaman dan bagian lain dari tanaman maupun ekskresi serangga. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka 2003, mendefinisikan madu sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari berbagai nektar yang masih mengandung enzim diastase aktif. Jumlah dan kualitas madu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen bunga, cuaca, kelembaban dan temperatur udara, serta koloni lebah. Abdul Aziz ‘Ismail dalam Naufal 2005, mengatakan bahwa madu adalah senjata para dokter untuk mayoritas penyakit. Penggunaannya semakin bertambah seiring dengan perkembangan dunia medis. Madu dapat diberikan sebagai obat kuat dan makanan, anti racun penyakit eksternal tubuh, seperti arsenic, merkuri, dan kloroform, maupun sebagai anti racun penyakit internal tubuh, seperti keracunan oleh limpa, saluran pencernaan, saluran kencing, demam, campak, radang paru-paru, dan radang selaput otak dan sumsum. Secara garis besar, madu memiliki kandungan zat makanan yang penting, seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Zat Makanan Dalam Ma du per 100 gram Zat Makanan Jumlah Energi 294 kalori Karbohidrat 9.5 gr Air 24 gr Fosfor 16 mg Kalsium 5 mg Vitamin C 4 mg Sumber : Sarwono 2001 Untuk membuat 100 gram madu, lebah harus mendatangi sekitar satu juta tangkai bunga. Nektar diangkut dalam kantung tepung di kakinya. Di dalam sarang, nektar diolah menjadi madu, lilin, dan royal jelly. Pada umumnya, satu sarang akan menghasilkan sekitar 150 kilogram madu setiap musim. Madu yang akan dikemas, sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu sekitar 40 C. Karena pada suhu ini, madu akan lebih cepat disaring maupun diendapkan. Gula madu dapat dilelehkan dengan memanaskannya selama kurang dari tiga jam pada suhu 50 C Sihombing, 2005.

2.3.2 Royal Jelly

Royal jelly adalah cairan putih seperti susu, berbau tajam, memiliki rasa agak pahit dan sedikit masam. Royal jelly dihasilkan oleh kelenjar hifofaring dengan bantuan kelenjar ludah yang terletak di bagian kepala lebah pekerja pada umur 4-7 hari dengan bahan baku tepung sari tanaman Sarwono, 2001. Menurut Sihombing 2005, kandungan royal jelly terdiri dari 66 air, 12,34 protein, 5,46 lipida, 12,5 senyawa tereduksi, dan 0,8 senyawa yang belum diidentifikasi. Selain itu, royal jelly ini juga mengandung vitamin-vitamin sterol, sejumlah asam lemak dan asam 10-hidroksidekonol. Berdasarkan hasil penelitian Stein pada tahun 1986 Pusat Apiari Pramuka, 2003, menyimpulkan bahwa royal jelly dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit, seperti jerawat, alergi, jantung, kegelisahan, atristik, asma, kebotakan, bronchitis, kejang-kejang, exim, kelelahan, hipertensi dan hipotensi, impoten, insomnia, mentruasi, meningkatkan fertilitas, rasa mual dan hernia.

2.3.3 Pollen tepung sari bunga

Sihombing 2005, menjelaskan bahwa pollen adalah alat reproduksi jantan tumbuhan yang berprotein tinggi dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk dan pertumbuhan, serta pengganti sel-sel yang usang. Kandungan protein madu tergantung dari jenis tumbuhan sumber pollen. Bagi manusia, pollen dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan kepentingan farmasi. Selain itu, pollen dapat bermanfaat dalam menjaga stamina tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh, terhadap bibit penyakit maupun tekanan fisik dan psikis.

2.3.4 Propolis

Propolis merupakan cairan lengket dari pepohonan dan kuncup bunga berbagai tanaman. Bahan ini bukan sebagai bahan pakan, tetapi merupakan bahan bangunan yang disebut lem lebah dan dipakai sebagai perekat sarang karena sifatnya yang lentur, lekat dan kuat. Propolis berwarna coklat atau kuning kemerah-merahan dengan baunya yang khas. Propolis dapat digunakan untuk mengobati saluran pernafasan dan paru-paru, sedangkan dalam dunia industri digunakan sebagai bahan plester dan lak Sarwono, 2001.

2.3.5 Malam Lebah

Malam lebah yang dihasilkan oleh lebah pekerja tidak dikumpulkan dari bunga, tetapi dibuat dalam kelenjar yang terletak di bagian bawah perut lebah. Satu koloni lebah mengkonsumsi kurang lebih sebanyak 10 kg madu untuk menghasilkan 1 kg malam lebah. PPAP, 2003. Warna malam lebah bervariasi, mulai dari putih, kuning, dan oranye, serta memiliki aroma tumbuh-tumbuhan. Malam lebah bermanfaat sebagai bahan membatik, lilin, krim dingin, lipstik dan berbagai lotion. Pada industri farmasi, malam lebah digunakan untuk bahan pembuatan plester atau kain pembalut, obat-obatan luar, campuran semir, dan zat pengkilat Sarwono, 2001.

2.3.6 Bee Venom

Bee venom adalah salah satu manfaat terbaru produk perlebahan bagi manusia. Manusia yang disengat lebah dalam jumlah banyak akan mengalami paralisa pernafasan yang berakibat pada kematian, namun pada dalam jumlah tertentu akan mengobati beberapa penyakit, karena racunnya mengandung bahan yang berkhasiat. Bee venom dapat mengobati reumatik, neuritis, asma, hipertonik, poliartritis, dan sakit kepala karena gangguan syaraf Sarwono, 2001.

2.4 Manajemen Beternak Lebah Madu

Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka 2003, sebelum memulai usaha beternak lebah madu, diperlukan persiapan-persiapan agar dapat mengatasi hambatan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain: a. Memilih lokasi yang sesuai : 1. Kaya tanaman pakan lebah yang mengandung nektar dan pollen dengan jarak satu sampai dua km dari sarang. 2. Terdapat sumber air bersih dan lokasi yang mudah dijangkau kendaraan. 3. Tidak ada angin kencang. 4. Ketinggian tempat antara 200-1000 m di atas permukaan laut dengan suhu 20 C-30 C. b. Peralatan Utama Stup merupakan peralatan utama dalam beternak lebah madu. Keuntungan penggunaan stup adalah setiap koloni dapat diperiksa setiap saat dengan cara mengangkat sisiran-sisiran sarang satu persatu dan pemanenan madu dapat dilakukan secara selektif tanpa merusak sisiran sarang. Stup terbuat dari bahan kayu yang tidak berbau dan memiliki ketebalan 2 cm, tahan lama, serta mudah didapat. Stup mempunyai panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm, sedangkan frame stup mempunyai panjang 45 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm. c. Peralatan pelengkap Peralatan pelengkap digunakan untuk kelancaran pelaksanaan beternak lebah. Peralatan pelengkap yang diperlukan, antara lain: - Pondasi sarang digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang. - Penyekat ratu digunakan untuk menahan gerak atau menghalangi ratu supaya tidak naik ke kotak super maupun kotak di atasnya. - Kurungan ratu digunakan untuk mengamankan ratu atau memperkenalkan ratu kepada koloni yang membutuhkan ratu baru. - Mangkokan ratu digunakan untuk menempatkan calon-calon ratu baru. - Bingkai stimulasi digunakan sebagai wadah tempat pakan tambahan. d. Perlengkapan Petugas Perlengkapan yang digunakan petugas dalam melaksanakan pekerjaan, antara lain: - Pengasap untuk menjinakkan lebah. - Penutup wajah digunakan untuk melindungi wajah dari serangan lebah. - Pengungkit digunakan untuk membantu mengangkat sisiran yang melekat kuat pada stup. - Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari serangan lebah. - Sikat lebah digunakan untuk menghalau lebah dari sisiran sarang, pada saat pema nenan.

2.5 Hama dan Penyakit Lebah Madu