VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1.SStrategi yang telah dilaksnakan oleh perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya, antara lain mendirikan divisi pengembangan
produk pada awal Februari 2007, membeli mesin dehumifier pada awal tahun 2007 belum dipakai secara berkala, menambah jumlah kedai dengan
mendirikan kedai baru di mall Permata Hijau, dan merekrut karyawan baru, terutama bagian pemasaran outdoor.
2. Hasil analisis matriks IFE, menunjukan bahwa kekuatan terbesar perusahaan adalah produk berkualitas dan memiliki ciri khas, sedangkan kelemahan
terbesar adalah kurangnya promosi produk. Nilai matriks IFE sebesar 2,681466 menggambarkan bahwa perusahaan berada pada kondisi internal
rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. Hasil analisis matriks EFE, menunjukkan bahwa peluang terbesar perusahaan
adalah kesadaran masyarakat akan manfaat produk perlebahan semakin tinggi, sedangkan ancaman terbesar bagi perusahaan adalah adanya pemalsua n
produk. Nilai matriks EFE sebesar 2,599616 menggambarkan bahwa respon PT Madu Pramuka terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang dalam
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. 2. Hasil analisis matriks IE menempatkan perusahaan pada kuadran V yang
menggambarkan bahwa perusahaan berada pada kondisi internal rata-rata dan respon perusahaan terhadap faktor eksternal tergolong sedang. Strategi yang
dapat diterapkan perusahaan adalah strategi hold and maintain, yaitu berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Berdasarkan analisis matriks SWOT, maka diperoleh 8 alternatif strategi pengembangan usaha PT Madu Pramuka, yang terdiri dari tiga strategi SO 1
Memperluas daerah pemasaran, 2 Mempromosikan jasa pendidikan dan pelatihan serta terapi sengat lebah, 3 Meningkatkan mutu pelayanan kepada
konsumen. Dua strategi WO, yaitu 1 Melakukan promosi melalui media massa dan internet, 2 Mengoptimalkan divisi litbang dalam melakukan
diversifikasi produk. Dua strategi ST, yaitu 1 Memperkuat hubungan dengan peternak binaan dan pengecer, 2 Melakukan lobi kepada pemerintah
terhadap kebijakannya dalam industri perlebahan. Dan satu strategi WT, yaitu memperbaiki dan meningkatkan kinerja kegiatan produksi.
4. Berdasarkan analisis metode Proses Hirarkhi Analitik PHA, maka didapatkan prioritas strategi pengembangan usaha, yaitu strategi memperluas daerah
pemasaran, meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen, melakukan promosi melalui media massa dan internet, memperbaiki dan meningkatkan
kinerja kegiatan produksi, memperkuat hubungan dengan peternak binaan dan pengecer, mengoptimalkan divisi litbang dalam melakukan diversifikasi
produk, mempromosikan jasa diklat serta terapi sengat lebah, dan melakukan lobi kepada pemerintah terhadap kebijakannya dalam industri perlebahan.
8.2 Saran