42
d. Pendekatan tematik integratif
1 Pengertian pembelajaran tematik integratif
Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan
dan penyempurnaan pembelajaran di sekolah dilakukan melalui perubahan kurikulum sekolah oleh pemerintah. Kunandar dalam
Majid, 2014: 117 mengatakan bahwa perubahan kurikulum merupakan hal biasa serta merupakan suatu keniscayaan dalam
rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru di semua
jenjang pendidikan sejak tahun pelajaran 20132014. Kurikulum baru tersebut disebut sebagai Kurikulum 2013. Salah satu
karakteristik pembelajaran
dalam Kurikulum
2013 yaitu
pembelajaran dengan menggunakanmenerapkan pendekatan tematik integratif. Model pembelajaran tematik integratif dikembangkan
pertama kali pada awal tahun 1970-an bagi anak-anak berbakat dan bertalenta gifted and talented, anak-anak yang cerdas, program
perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat Majid, 2014: 118.
Majid 2014: 118 selanjutnya menjelaskan bahwa konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari dua orang
tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan
43
konsep pembelajaran integratif. Pembelajaran tematik merupakan salah
satu model
pembelajaran integratif
dengan sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok untuk aktif menggali dan menemukan konsep,
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik
dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran Majid, 2014: 122.
Perpaduan tersebut
dimaksudkan agar
peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan meyenangkan.
Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran
yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu, yang dalam pembahasannya, tema- tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
Pada dasarnya, pembelajaran berbasis tema berbeda dengan pembelajaran berbasis unit pelajaran. Sundayana 2014: 19
menyebutkan salah satu perbedaan dari keduanya adalah terletak pada peran guru. Dalam pembelajaran berbasis tema, guru berperan
sebagai fasilitator dan motivator dalam mendorong peserta didiknya untuk mengambil prakarsa. Oleh karena itu, pembelajaran tematik
mengharuskan guru untuk memilih dan mengembangkan tema secara berkolaborasi antarpeserta didik, serta antar guru dan peserta didik.
44
Selanjutnya, Sundayana 2014: 19 juga mengatakan bahwa guru sebaiknya menggunakan prinsip belajar yang berkembang dan
berakar dalam kearifan lokal, serta harus ditumbuhkembangkan lagi dalam suasana pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan uraian tentang konsep pembelajaran tematik tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang menggabungkan mata pelajaran-mata pelajaran yang berbeda, yang
kemudian dipadukan dalam satu tema untuk diajarkan. Pembelajaran tematik
membantu siswa untuk belajar secara holistik dan
berimbang.
2 Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 berupaya untuk menjawab tantangan dalam dunia pendidikan kita saat ini. Untuk menjawab tantangan
tersebut, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu memberikan kebermaknaan bagi peserta didik.
Pendekatan pembelajaran
yang digunakan
tersebut adalah
pendekatan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang sengaja mengaitkan atau
memadukan beberapa kompetensi dasar dan indikator dari kurikulum atau standar isi beberapa mata pelajaran yang berbeda untuk menjadi
satu kesatuan yang kemudian dikemas dalam satu tema. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Penerapan pembelajaran
tematik didasarkan
pada karakteristik anak usia sekolah dasar. Pada usia tersebut, seluruh
aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya, anak masih melihat
segala sesuatu sebagai suatu kesatuan holistik, mampu memahami hubungan antar konsep secara sederhana serta proses pembelajaran
masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung Daryanto, 2014: 8.
Melihat tugas perkembangan anak usia sekolah dasar tersebut, pembelajaran tematik dengan memanfaatkan tema akan
sangat bermanfaat dan berguna bagi peserta didik. Anak-anak belajar secara holistik karena tidak ada pemisahan antar mata pelajaran.
Oleh karena
itu, dalam
pelaksanaan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan tematik memiliki berbagai kekuatan.
Kadir dan Hanun 2014: 26 menyebutkan lima keuntungan pembelajaran tematik yaitu:
a Dapat mengurangi overlapping atau tumpang tindih antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran disajikan dalam
satu unit. b Menghemat pelaksanaan pembelajaran, terutama dari segi
waktu. Alasannya karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu.
46
c Peserta didik
mampu melihat
hubungan-hubungan yang
bermakna sebab isimateri pembelajaran lebih berperan sebagai sarana, bukan tujuan akhir.
d Pembelajaran menjadi holistik dan menyeluruh. e Keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya akan menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik, karena didukung dengan pandangan dari berbagai
perspektif. Senada dengan Kadir dan Hanun, Daryanto 2014: 33 juga
menyebutkan lima keuntunganmanfaat pembelajaran tematik yaitu: a Materi-materi dari berbagai mata pelajaran yang berbeda
memiliki keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
b Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian karena mata pelajaran dikemas dalam satu tema.
c Peserta didik dapat mengembangkan beberapa konsep yang sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda.
d Melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa konsep, sehinga mampu memproses
informasi yang baru. e Menghemat waktu karena mata pelajaran dikemas secara
terpadu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kekuatan pembelajaran tematik yang telah disebutkan di atas, tentunya juga memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaan.
Terutama pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi. Oleh karena itu, selain memiliki kekuatan, pembelajaran tematik juga memiliki
kelemahan. Puskur Balitbang Diknas dalam Majid, 2014: 93 mengidentifikasi beberapa aspek keterbatasan pembelajaran tematik
yaitu sebagai berikut: a Aspek guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang
tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Guru juga dituntut untuk terus menggali informasi baru dan
membaca banyak buku. b Aspek peserta didik
Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik
dan kreativitas. c Aspek sarana dan sumber belajar
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi. Selain itu,
pembelajaran tematik juga membutuhkan fasilitas internet. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
d Aspek kurikulum Kurikulum
harus luwes,
berorientasi pada
pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik, bukan pada pencapaian
target penyampaian materi. e Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh.
Menyeluruh maksudnya
adalah menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dari berbagai bidang kajian terkait yang dipadukan.
Berdasarkan pemaparan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran tematik tersebut di atas, peniliti menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki kekuatan karena proses pembelajarannya memperhatikan tugas perkembangan peserta didik
secara holistik dan memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik
juga memiliki
keterbatasankelemahan. Kelemahan-kelemahan
tersebut berkaitan dengan guru, peserta didik, serta komponen pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, agar pembelajaranan tematik
dapat berjalan dengan baik berhasil guru harus menguasai tentang pembelajaran tematik terlebih dahulu.
3 Karakteristik pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 menggunakan dua jenis pendekatan dalam proses pembelajaran. Dua jenis pendekatan yang digunakan
49
dalam Kurikulum 2013 yaitu pendekatan pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pada
dasarnya, kedua jenis pendekatan ini bertujuan untuk membuat proses pembelajaran menyenangkan, dengan suasana kelas yang
memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa menanggung resiko bersama.
Kedua jenis pendekatan ini memiliki ciri khas yang berbeda. Pendekatan saintifikpendekatan ilmiah membantu siswa
untuk mengalami sendiri proses pencarian ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang ia peroleh tersebut dapat terus diingat.
Sedangkan, pendekatan tematik integratif membantu siswa untuk belajar secara holistik dan berimbang. Dikatakan holistik dan
berimbang karena
pembelajaran tematik
integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang memadukanmenyatukan beberapa kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema
Majid, 2014: 122. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya, tema-tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Mengingat pendekatan
pembelajaran tematik merupakan suatu hal yang berbeda dengan pendekatan
lainnya, maka
pembelajaran tematik
memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Majid 2014: 126, karakteristik
pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a Berpusat pada siswa Dalam pembelajaran tematik, siswa berperan sebagai subjek
belajar yaitu siswa yang mencari, menemukan, dan berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator yang bertugas memberi kemudahan bagi siswa dalam melakukan proses belajar. Oleh karena itu, ciri
khas pembelajaran tematik yaitu student centered atau berpusat pada siswa.
b Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk aktif mencari
tahu, menemukan,
dan membuat
konsep-konsep baru
berdasarkan informasi baru yang ia miliki. Proses belajar seperti ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa. Dengan
adanya pengalaman
langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkrit, sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c Tidak ada penanda adanya pemisahan mata pelajaran Dalam pembelajaran tematik, fokus pembelajaran diarahkan
pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, pemisahan mata
pelajaran seharusnya tidak boleh begitu jelasnampak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d Menyajikan konsep dari mata pelajaran yang berbeda Pembelajaran tematik berusaha untuk menyajikan konsep-
konsep yang sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda, yang kemudian dipadukan dalam satu tema. Tujuannya agar
siswa dapat
belajar konsep-konsep
tersebut secara
utuhholistik. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang
dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. e Bersifat fleksibel
Maksud dari pembelajaran tematik bersifat fleksibel yaitu guru dapat memadukan bahan ajar dari beberapa mata pelajaran,
kemudian dipadukan dengan kehidupan siswa dan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
f Menggunakan prinsip belajar sambil bermain Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM
yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Adapun karakteristikciri-ciri pembelajaran tematik menurut
TIM Pengembang PGSD yang dikutip oleh Majid 2014: 126 yaitu:
1 Holistik Konsep yang menjadi fokus dalam pembelajaran
tematik dilihat dari berbagai bidang studi secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
bersamaan, tidak dari sudut pandang yang berbeda- bedaterkotak-kotak.
2 Bermakna Mengkaji
suatu fenomena
dari berbagai
sudut pandang mata pelajaran yang berbeda, pada akhirnya
membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan karena terjalin suatu skemata baru bagi siswa.
3 Otentik Pembalajaran
tematik memungkinkan
siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang
ingin dipelajari. 4 Aktif
Proses pembelajaran
dalam pendekatan
tematik memungkinkan siswa untuk aktif. Hal ini disebabkan
karena siswa sendiri yang mencari tahu, menemukan, merencanakan, dan membuat konsep-konsep baru,
sehingga siswa tidak hanya menjadi pembelajar yang pasif.
Berdasarkan pemaparan para ahli tentang karakteristik pendekatan pembelajaran tematik tersebut di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa ciri khas atau karakteristik utama dalam pendekatan
pembelajaran tematik
yaitu bahwa
pendekatan pembelajaran termatik berusaha untuk memadukan konsep-konsep
53
yang sama dari berbagai mata pelajaran yang berbeda untuk diajarkan secara bersamaan. Dengan adanya proses pemaduan ini,
diharapkan proses pembelajaran menjadi holistik dan berimbang. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengalami langsung proses pencarian informasi. Sehingga, siswa menjadi pembelajar yang aktif
bukan pembelajar pasif.
4 Prinsip pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu bagian dari pembelajaran terpadu. Maka dari itu, pembelajaran tematik memiliki
prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Ujang Sukandi dalam Trianto, 2010: 84 mengatakan bahwa pembelajaran
terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya, pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat
dalam kurikulum. Trianto 2010: 85 menjelaskan bahwa secara umum
prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasi menjadi prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip
evaluasi, dan prinsip reaksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a Prinsip penggalian tema Tema-tema yang saling tumpang tindih dan berkaitan menjadi
target utama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penggalian tema harus melalui persyaratan sebagai berikut:
1 Tema tidak telalu luas, namun dapat memadukan beberapa mata pelajaran.
2 Tema harus bermakna sehingga dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3 Tema harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4 Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
5 Tema yang dipilih harus memperhatikan peristiwa- peristiwa otentik yang terjadi selama rentang waktu
belajar. 6 Tema yang dipilih harus relevansi dengan kurikulum
yang berlaku dan kebutuhan masyarakat. 7 Tema
yang dipilih
juga harus
memperhatikan ketersediaan sumber belajar.
b Prinsip pengelolaan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu
menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pengelolaan pembelajaran guru harus berlaku seperti:
1 Guru tidak menjadi pemeran utama dalam proses pembelajaran,
sehingga mendominasi
seluruh pembicaraan yang terjadi di dalam kelas.
2 Guru harus tegas dalam memberikan tanggung jawab individu dan kelompok dalam setiap tugas yang
menuntut kerja sama kelompok. 3 Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang
sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. c Prinsip evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dalam proses pembelajaran tematik diperlukan beberapa langkah positif seperti:
1 Memberikan kesempatan
kepada siswa
untuk melakukan evaluasi diri, di samping evaluasi lainnya.
2 Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan
kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d Prinsip reaksi Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua
peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit, ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
56
Selain itu, Kurniawan 2014: 97 menyebutkan beberapa prinsip pembelajaran tematik tematik yaitu sebagai berikut:
a Berpusat pada anak Pembelajaran
tematik menjadikan
anak sebagai
pusat pembelajar, sehingga proses pembelajaran dirancang agar anak
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. b Pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan kesempatan kepada anak untuk memperoleh pengalaman langsung dalam mencari dan
menemukan konsep-konsep baru. c Pemisahan mata pelajaran tidak jelas
Dalam pembelajaran tematik, materi diajarkan dalam satu tema tertentu. Tema itulah yang dipelajari dari berbagai sudut
pandang dengan menggunakan informasi yang ada dalam sejumlah mata pelajaran. Sehingga, sekat-sekat bidang studi
tidak kelihatan dan melebur dalam tema. d Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran Dalam satu kali proses pembelajaran tematik menyajikan
bahasan materi dari beberapa mata pelajaran, namun identitas dari masing- masing mata pelajaran sudah tidak jelas lagi.
57
e Fleksibel Prinsip fleksibilitas dalam pembelajaran tematik memiliki
maksud bahwa dalam proses pembelajaran, tidak terfokus pada satu variasi pembelajaran, satu mata pelajaran. Penentuan
tematopik dapat menggunakan lebih dari satu cara. f Bermakna dan utuh
Pembelajaran tematik mepertimbangkan proses pembelajaran dan isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat anak didik.
Sehingga, pembelajaran dapat lebih dipahami, berguna, dan sesuai kebutuhan siswa.
g Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber Artinya bahwa dalam pembelajaran termatik guru harus
memperhatikan waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan. Selain itu, pembelajaran tematik juga harus
memperhatikan ketersediaan sumber yang berarti bahwa proses pembelajaran harus mempertimbangkan sumber yang akan
digunakan, apakah bisa tersedia atau tidak. h Tema terdekat dengan anak
Dalam penentuan tema diharapkan menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan anak-anak. Prinsip ini sangat penting
untuk diperhatikan karena hal ini sejalan dengan penjelasan teori belajar dewasa saat ini.
58
a Pencapaian kompetensi dasar bukan tema Seluruh
proses pembelajaran
yang sistematis
selalu berorientasi pada tujuan yang jelas. Walaupun pembelajaran
berdasarkan tema,
namun yang
ingin dicapai
adalah kompetensi dasar bukan tema.
Berdasarkan pemaparan kedua ahli di atas tentang prinsip pembelajaran tematik, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prinsip
pembelajaran tematik merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum melaksanakan pembelajaran tematik.
Prinsip pembelajaran tematik adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting, dan selalu ada dalam proses pembelajaran. Prinsip
pembelajaran tematik,
pada dasarnya
harus memperhatikan
implikasinya terhadap guru dan peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan perangkat pemebelajaran ini adalah:
Pertama ,
penelitian pengembangan yang berjudul,”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint Multimedia Untuk Keterampilan Menyimak
Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2 SMA Santa Maria Yogyakarta” yang dilakukan oleh Pinundhi 2014.
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis Powerpoint
multimedia untuk keterampilan menyimak Bahasa Indonesia kelas XI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI