Subkategori Kesal Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka

4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B11: Tuturan terjadi ketika penutur pulang dari kuliah siang hari ketika suasana santai. Penutur secara tiba-tiba memberi tahu mitra tutur bahwa 2 hari lagi batas akhir pembayaran uang kuliah. Penutur tidak menyadari bahwa perkataannya membuat mitra tutur terkejut dan kurang berkenan. Penutur laki-laki, semester 4 berusia 20 tahun dan mitra perempuan berusia 45 tahun. Penutur adalah anak mitra tutur. Tujuan dari penutur adalah memberi tahu kepada MT. Tindak verbal yang terjadi adalah ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut yakni MT terkejut dan menanggapi pernyataan penutur dengan ketus. 5 Maksud Ketidaksantunan Pada tuturan B11, penutur bermaksud memberi informasi kepada mitra tuturnya perihal pembayaran uang kuliah. Namun, pemberian informasi itu justru mengakibatkan mitra tuturnya kurang berkenan, karena dianggap terlalu mendadak.

4.2.3 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka

Tuturan-tuturan di bawah ini adalah tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan melecehkan muka yang dipaparkan berdasarkan subkategori ketidaksantunan.

4.2.3.1 Subkategori Kesal

Cuplikan tuturan 20 P : “Hayoo, punya mulut kok ga bisa ngomong to?besok lagi bilang” C3 Konteks tuturan: tuturan terjadi ketika penutur sedang berbincang- bincang dengan MT 1 di teras rumah penutur, tiba-tiba MT 2 yang juga berada di tempat tersebut buang air kecil di celana Senin, 8 April 2013 pukul 13.50 WIB. Penutur berusaha menegur MT2 Cuplikan tuturan 30 MT : “Iki pie to ngitunge?” P : “Huu bodoh, raiso ngitung” C13 MT : “Yo ben.” Konteks tuturan: tuturan terjadi sepulangnya penutur dan mitra tutur dari membeli sesuatu di toko, mereka terdengar bercakap-cakap Kamis, 13 Juni 2013, pukul 13.10 WIB. Mitra tutur terlihat kebingungan menghitung uang kembalian dari warung, kemudian penutur berusaha menjelaskan kepada mitra tutur sambil melontarkan kata-kata ejekan 1 Wujud Ketidaksantunan linguistik Tuturan C3 : “Hayoo, punya mulut kok ga bisa ngomong to? Besok lagi bilang” Tuturan C13 : “Huu bodoh, raiso ngitung” Bodoh, tidak dapat menghitung. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C3: penutur berbicara langsung di hadapan tamu yang sedang berkunjung, penutur berbicara sembari menunjuk ke arah mitra tutur, penutur juga berbicara keras dengan tatapan mata terbelalak. Tuturan C13: penutur berbicara dengan keras sembari memegang kepala mitra tutur, penutur juga berbicara di hadapan beberapa orang. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan C3: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi seru, tekanan keras pada frasa besok lagi bilang, nada sedang, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu ga, bisa, dan ngomong, serta kata fatis yang terdapat dalam tuturan: hayoo, kok, dan to. Tuturan C13: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi seru, tekanan keras pada kata bodoh, nada tinggi, dan pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan istilah bahasa Jawa, yaitu pada frasa raiso ngitung. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C3: Tuturan terjadi ketika penutur sedang berbincang-bincang dengan MT1 di teras rumah penutur, tiba-tiba MT2 yang juga berada di tempat tersebut buang air kecil di celana Senin, 8 April 2013 pukul 13.50 WIB. Penutur berusaha menegur MT2. Penutur perempuan, berusia 40 tahun, MT1 adalah seorang tamu, dan MT2 laki-laki berusia 2 tahun. Penutur adalah ibu dari MT2. Tujuan dari penutur mengungkapkan kekesalannya akibat tindakan MT. Tindak verbal yang terjadi ialah ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu diam saja dan terlihat sangat menyesal. Tuturan C13: Tuturan terjadi sepulangnya penutur dan mitra tutur dari warung, keduanya terdengar bercakap-cakap Kamis, 13 Juni 2013, pukul 13.10 WIB. Mitra tutur terlihat kebingungan menghitung uang kembalian dari warung, kemudian penutur berusaha menjelaskan kepada mitra tutur sambil melontarkan kata-kata ejekan. Penutur dan mitra tutur perempuan, duduk di bangku SD. Penutur berusia 7 tahun dan mitra tutur berusia 5 tahun. Penutur adalah kakak dari mitra tutur. Tujuan dari penutur ialah mengungkapkan kekesalannya kepada MT. Tindak verbal yang terjadi yaitu ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT adalah menjawab sekenanya. 5 Maksud Ketidaksantunan Pada tuturan C3, penutur bermaksud menakut-nakuti mitra tuturnya yang pipis di celana agar tidak mengulangi kesalahan itu lagi. Lebih lanjut lagi maksud kesal karena ketidakmampuan mitra tuturnya yang terdapat pada tuturan C13.

4.2.3.2 Subkategori Mengejek