5 Maksud Ketidaksantunan
Pada tuturan E3 penutur bermaksud mengungkapkan kekesalanya karena mitra tutur terlalu banyak mengatur cara berpakaian penutur. Lain halnya dengan
maksud protes yang terdapat pada tuturan E10. Penutur bermaksud memrotes mitra tuturnya yang terlalu sering memerintah dirinya
4.2.5.3 Subkategori Menyepelekan
Cuplikan tuturan 62 MT
: “Seko ngendi koe mau?”
P : “Biasa anak muda.” E4
MT : pergi meninggalkan penutur dan membanting pintu. Konteks tuturan: penutur tiba di rumah dari bepergian sore hari. Mitra
tutur menyapa penutur di ruang tamu sembari melontarkan pertanyaan dari mana penutur pergi. Penutur merasa tidak nyaman ketika mitra
tutur bertanya perihal kepergiannya, sehingga penutur hanya menjawab sekenanya dan terkesan menyepelekan
Cuplikan tuturan 64 MT
: “Ayo ngewangi aku neng sawah”
P : “Halah mangke bu, neng sawah terus koyo dibayar wae.”
E6 MT
: “Bocah ora ngerti kahanan. Koe iso urip tekan dino iki yo mergo seko hasil sawah kui.”
Konteks tuturan: mitra tutur sedang bersiap-siap di teras rumah hendak pergi ke sawah pada siang hari. Mitra tutur menyuruh penutur untuk
membantu pekerjaan di sawah. Penutur enggan melaksanakan perintah dari mitra tutur dan hanya memberi jawaban sembrono
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan E4
: “Biasa anak muda.”
Tuturan E6
: “Halah mangke Bu, neng sawah terus koyo dibayar wae.” Halah nanti Bu, di sawah terus seperti dibayar saja.
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan E4: penutur berbicara kepada orang yang lebih tua dengan sembrono,
penutur tidak memberi tahu mitra tutur dari mana ia pergi, penutur menanggapi pertanyaan mitra tutur sembari berjalan.
Tuturan E6: penutur menanggapi ajakan mitra tutur dengan datar tanpa ada
rasa tanggung jawab, penutur berbicara kepada orang yang lebih tua, penutur tidak mengindahkan ajakan mitra tutur.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan E4: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi berita, tekanan
lunak pada frasa anak muda, nada sedang, dan pilihan kata yang digunakan adalah bahasa populer.
Tuturan E6: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi berita, tekanan
keras pada frasa halah, nada sedang, dan pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan E4: Penutur tiba di rumah dari bepergian sore hari. Mitra tutur
menyapa penutur di ruang tamu sembari melontarkan pertanyaan dari mana penutur pergi. Penutur merasa tidak nyaman ketika mitra tutur bertanya perihal
kepergiannya, sehingga penutur hanya menjawab sekenanya dan terkesan menyepelekan. Penutur perempuan, kelas XII SMK berusia 19 tahun dan mitra
tutur perempuan berusia 42 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan penutur ialah berusaha merahasiakan sesuatu. Tindak verbal yang
terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut adalah MT marah dan membanting pintu.
Tuturan E6: Mitra tutur sedang bersiap-siap di teras rumah hendak pergi ke
sawah pada siang hari. Mitra tutur menyuruh penutur untuk membantu pekerjaan di sawah. Penutur enggan melaksanakan perintah dari mitra tutur dan
hanya memberi jawaban sembrono. Penutur laki-laki, berusia 28 tahun dan mitra tutur perempuan, berusia 53 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur.
Tujuan dari tuturan tersebut ialah penutur enggan melaksanakan tugas dari MT. Tindak verbal yang terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut
adalah MT menjawab perkataan penutur dengan kesal kemudian pergi meninggalkan penutur.
5 Maksud Ketidaksantunan
Dalam subkategori menyepelekan terdapat dua maksud ketidaksantunan. Maksud yang pertama adalah maksud merahasiakan sesuatu dan terdapat pada
tuturan E4. Penutur merasa tidak nyaman dengan pertanyaan mitra tutur, sehingga berusaha merahasiakan kepergian penutur. Berbeda dengan tuturan
E6 yang disampaikan dengan maksud menolak. Penutur bermaksud menolak ajakan mitra tuturnya untuk pergi ke sawah.
4.2.5.4 Subkategori Menyindir