tamu. MT2 laki-laki berusia 5 tahun. Penutur adalah ibu dari MT2. Tujuan dari penutur ialah mengejek penampilan fisik MT2. Tindak verbal yang terjadi
yakni ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu diam saja.
Tuturan C16: Penutur sedang berbincang-bincang dengan MT1 di pendhopo
rumah dalam suasana santai Senin, 10 Juni 2013 sekitar pukul 12.47 – 13.36
WIB. Tiba-tiba MT2 selaku adik keponakan dari penutur lewat depan pendhopo dan tersenyum. Penutur secara spontan menceritakan kelemahan
MT2 dengan nada mengejek. Penutur dan MT1 perempuan. Penutur berusia 63
tahun, MT1 adalah tamu, dan MT2 laki-laki berusia 40 tahun. Penutur adalah kakak keponakan dari MT2. Tujuan dari tuturan penutur ialah mengejek MT2.
Tindak verbal yang terjadi yakni ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT2 yaitu pergi meninggalkan penutur dan MT1.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan C7 terdengar sebagai sebuah ejekan, namun maksud dari tuturan penutur hanyalah mengajak bercanda mitra tuturnya. Lain halnya dengan
tuturan C16 yang disampaikan dengan maksud memberi sebuah informasi. Sayangnya, pemberian informasi pada tuturan tersebut berkaitan dengan
kelemahan mitra
tuturnya, sehingga
dipersepsi sebagai
maksud ketidaksantunan
4.2.3.3 Subkategori Menolak
Cuplikan tuturan 38 MT
: “Ya ampun kalian itu gadis, dandan dong” P
: “Ngapain dandan? Iihh Ibu juga ga dandan.” C21
Konteks tuturan: penutur berpamitan kepada mitra tutur hendak bepergian. Melihat penampilan penutur yang polos, mitra tutur meminta
penutur untuk memperhatikan kecantikan, mengingat usianya yang sudah beranjak dewasa. Namun, penutur menolak permintaan mitra
tutur dengan jawaban sekenanya sebagai upaya membela diri
Cuplikan tuturan 40 MT
: “Koe sesok dadi pegawai negeri wae, Nduk” P
: “Dadi pegawai negeri bapak ra dadi opo-opo kok Aku emoh pegawai negeri
” C23
Konteks tuturan: penutur dan mitra tutur berbincang-bincang di ruang keluarga dalam suasana serius. Mitra tutur memberi saran kepada
penutur agar menjadi PNS yang memiliki kejelasan masa depan. Penutur kurang sependapat dengan mitra tutur, kemudian mengungkapkan
alasannya
1 Wujud Ketidaksantunan linguistik
Tuturan C21
: “Ngapain dandan? Ih, Ibu juga ga dandan.”
Tuturan C23
: “Dadi pegawai negeri bapak ra dadi opo-opo kok Aku emoh pegawai negeri
” Jadi pegawai negeri bapak tidak jadi apa-apa kok Saya tidak ingin jadi pegawai negeri.
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C21: penutur berbicara kepada orang yang lebih tua dengan sinis,
penutur tidak mengindahkan saran dari mitra tutur, penutur juga berbicara sembari berlalu meninggalkan mitra tutur.
Tuturan C23: penutur berbicara kepada orang yang lebih tua dengan sinis,
penutur tidak mengindahkan saran dari mitra tutur, perkataan penutur terdengar merendahkan profesi mitra tutur.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan C21: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi tanya, tekanan
lunak pada frasa ga dandan, nada sedang, pilihan kata yang digunakan adalah
bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu ngapain, dandan, ga, dan kata fatis yang terdapat dalam tuturan: ih.
Tuturan C23: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi seru, tekanan
keras pada kata emoh, nada sedang, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa, dan kata fatis yang terdapat
dalam tuturan: kok.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C21: Penutur dan mitra tutur berada di ruang keluarga pada sore hari.
Penutur berpamitan kepada mitra tutur hendak bepergian. Melihat penampilan penutur yang polos, mitra tutur meminta penutur untuk memperhatikan
kecantikan, mengingat usianya yang sudah beranjak dewasa. Namun, penutur menolak permintaan mitra tutur dengan jawaban sekenanya sebagai upaya
membela diri. Penutur dan mitra tutur perempuan. Penutur berusia 28 tahun dan mitra tutur berusia 64 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan
dari tuturan penutur ialah membela diri. Tindak verbal yang terjadi adalah ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu diam
sembari menggelengkan kepala.
Tuturan C23: Penutur dan mitra tutur berbincang-bincang di ruang keluarga
dalam suasana serius. Mitra tutur memberi saran kepada penutur agar menjadi PNS yang memiliki kejelasan masa depan. Penutur kurang sependapat dengan
mitra tutur, kemudian mengungkapkan alasannya. Penutur perempuan berusia 28 tahun dan mitra tutur laki-laki berusia 62 tahun. Penutur adalah anak
perempuan dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan penutur ialah menolak saran
dari MT. Tindak verbal yang terjadi yaitu komisif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi mitra tutur yaitu diam saja.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan C21 disampaikan dengan maksud protes. Penutur bermaksud memrotes mitra tuturnya yang tidak pernah memperhatikan penampilan. Lain
halnya dengan tuturan C23 yang disampaikan dengan maksud menolak. Penutur menolak saran dari mitra tutur, karena menurut penutur menjadi PNS
itu bukan pilihan yang tepat.
4.2.3.4 Subkategori Menyindir