kepada MT2 dengan maksud menyindir, karena MT2 belum juga memiliki teman dekat. Penutur laki-laki berusia 48 tahun, MT1 adalah tamu, dan MT2
perempuan semester 8, berusia 22 tahun. Penutur adalah bapak dari MT2. Tujuan tuturan penutur adalah mengajak bercanda. Tindak verbal yang terjadi:
ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut: MT2 diam.
Tuturan D16: Percakapan yang terjadi antara penutur, MT1, dan MT2 di
sawah pada siang hari. Senin, 10 Juni 2013, sekitar pukul 11.30 – 12.30 WIB.
MT1 memanggil MT2, MT 2 hanya menjawab dengan singkat sambil terus melanjutkan pekerjaannya. MT1 kembali memanggil MT2, bahkan berulang-
ulang. Namun, MT2 hanya diam tanpa mempedulikan panggilan MT1, tiba- tiba penutur melontarkan kata-kata kepada MT1 dengan maksud menyindir
MT2. Penutur, MT1, dan MT2 laki-laki. Penutur berusia 40 tahun, MT1 berusia 4 tahun, dan MT2 berusia 42 tahun. Penutur adalah kerabat dari MT2.
Tujuan dari tuturan penutur adalah menyindir MT2 yang tidak mengindahkan panggilan MT1. Tindak verbal yang terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi: MT2
tersenyum.
5 Maksud Ketidaksantunan
Kedua tuturan di atas disampaikan dengan maksud mengajak bercanda mitra tuturnya.
4.2.4.2 Subkategori Mengejek
Cuplikan tuturan 46 P
: “Mak, satus ki nol’e piro??” D4
MT
: “Piro yo? 10?”
semua anggota keluarga tertawa
Konteks tuturan: penutur dan mitra tutur sedang berdiskusi untuk menyelesaikan PR bersama beberapa anggota keluarga yang lain di
ruang keluarga. Penutur sengaja bertanya kepada mitra tutur, padahal penutur sudah mengetahui keterbatasan mitra tutur, yakni tidak dapat
membaca. Mendengar pertanyaan tersebut, mitra tutur memberikan jawaban sekenanya
Cuplikan tuturan 51 MT 1
: “Kalau Mas ini putranya Bapak?
P : “Iya, itu yang masih belum laku mbak, soalnya
pengangguran.” D9
Konteks tuturan: penutur sedang berbincang bersama MT 1 di ruang tamu rumah penutur Senin, 13 Mei 2013, sekitar pukul 12.10
– 12.35 WIB. MT2 berjalan dari dalam membawakan minuman untuk MT1. MT
1 bertanya kepada penutur perihal MT2. Tiba-tiba penutur melontarkan jawaban bahwa MT2 seorang pengangguran sembari menunjuk MT2
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan D4
: “Mak, satus ki nol’e piro?” Mak, seratus itu nol’nya berapa?
Tuturan D9
: “Iya, itu yang masih belum laku mbak, soalnya pengangguran.”
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan D4: penutur berbicara dengan lugas di depan anggota keluarga yang
lain, penutur sengaja melontarkan pertanyaan kepada orang yang memiliki kelemahan baca tulis agar kebingungan, penutur berbicara kepada orang yang
lebih tua.
Tuturan D9: penutur berbicara dengan ketus sembari menunjuk ke arah mitra
tutur 2, penutur berbicara langsung di hadapan tamu yang datang, penutur juga berbicara sembari tertawa.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan D4: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi tanya, tekanan
lunak pada nol’e piro, nada sedang, dan pilihan kata yang digunakan adalah
bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa.
Tuturan D9: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi berita, tekanan
lunak pada pengangguran, nada sedang, dan pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu soalnya.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan D4: Penutur dan mitra tutur sedang berdiskusi untuk menyelesaikan
PR bersama beberapa anggota keluarga yang lain di ruang keluarga. Penutur sengaja bertanya kepada mitra tutur, padahal penutur sudah mengetahui
keterbatasan mitra tutur, yakni tidak dapat membaca. Mendengar pertanyaan tersebut, mitra tutur memberikan jawaban sekenanya, sehingga seluruh anggota
keluarga tertawa. Penutur laki-laki kelas 4 SD, berusia 12 tahun dan mitra tutur perempuan berusia 42 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan dari
tuturan penutur adalah mengajak MT bergurau. Tindak verbal yang terjadi yakni ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu
diam saja karena malu tidak dapat membantu mengerjakan PR, kemudian pergi tidur.
Tuturan D9: Penutur sedang berbincang bersama MT1 di ruang tamu rumah
penutur Senin, 13 Mei 2013, sekitar pukul 12.10 –12.35 WIB. MT2 berjalan
dari dalam membawakan minuman untuk MT1. MT1 bertanya kepada penutur perihal MT2. Tiba-tiba penutur melontarkan jawaban bahwa MT2 seorang
pengangguran sembari menunjuk MT2. Penutur laki-laki berusia 50 tahun, MT1 seorang tamu, dan MT2 laki-laki berusia 23 tahun. Penutur adalah bapak
dari MT2. Tujuan tuturan penutur adalah menyuruh MT2 untuk segera mencari pekerjaan. Tindak verbal yang terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan
tersebut:MT2 hanya tersneyum malu kemudian kembali ke belakang.
5 Maksud Ketidaksantunan
Pada tuturan D4 penutur bermaksud mengajak bercanda mitra tuturnya, sedangkan tuturan D9 disampaikan dengan maksud memberi informasi.
Pemberian informasi tersebut terkait kelemahan mitra tuturnya. Oleh karena itu, tuturan penutur dipersepsi sebagai tuturan yang menghilangkan muka.
4.2.4.3 Subkategori Kesal