yang terjadi ialah ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yakni tidak mengindahkan saran dari penutur.
Tuturan C20: Penutur dan mitra tutur berada di ruang keluarga pada sore hari
dalam keadaan santai. Mitra tutur terlihat sedang bersiap-siap hendak pergi. Penutur berusaha memperingatkan mitra tutur dengan sindiran agar mitra tutur
mau memperhatikan penampilan, mengingat usianya yang sudah beranjak dewasa. Penutur dan mitra tutur perempuan. Penutur berusia 64 tahun dan
mitra tutur berusia 28 tahun. Penutur adalah ibu dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan penutur ialah memberi saran kepada MT. Tindak verbal yang terjadi
adalah direktif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu memberikan jawaban sekenanya.
5 Maksud Ketidaksantunan
Dalam subkategori menyarankan, terdapat dua maksud ketidaksantunan. Maksud yang pertama adalah maksud menakut-nakuti yang terdapat pada
tuturan C15. Penutur menakut-nakuti mitra tutur agar mau mengikat rambutnya. Lain halnya dengan tuturan C20 yang disampaikan dengan maksud
memberikan saran kepada mitra tuturnya agar berkenan memperhatikan penampilan.
4.2.3.7 Subkategori Menanyakan
Cuplikan tuturan 19 P
: “Kok nilai kamu tu jelek, ga pernah belajar ya?” C2
MT : “Ah, nggak ngerti aku, Buk.”
Konteks tuturan: percakapan antara penutur dan mitra tutur bersama teman-temannya di rumah saat jam pulang sekolah. Penutur berusaha
mencari tahu alasan perihal nilai jelek yang diperoleh di sekolah dengan
bertanya kepada mitra tutur. Namun, mitra tutur merasa enggan menjawab pertanyaan penutur
1 Wujud Ketidaksantunan linguistik
Tuturan C2
: “Kok nilai kamu tu jelek, ga pernah belajar ya?”
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C2: penutur bertanya kepada mitra tutur dengan sinis, penutur
bertanya langsung di hadapan teman-teman mitra tutur.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan C2: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi tanya, tekanan
lunak pada kata jelek, nada sedang, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu ga, dan kata fatis yang
terdapat dalam tuturan: kok.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C2: Percakapan antara penutur dan mitra tutur bersama teman-
temannya di rumah saat jam pulang sekolah pada suasana santai. Penutur berusaha mencari tahu alasan perihal nilai jelek yang diperoleh di sekolah
dengan bertanya kepada mitra tutur. Namun, mitra tutur merasa enggan menjawab pertanyaan penutur. Penutur dan mitra tutur perempuan. Penutur
ibu berusia 36 tahun dan mitra tutur masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Penutur adalah ibu dari mitra tutur. Tujuan dari penutur ingin mencari tahu
alasan MT yang selalu memperoleh nilai jelek. Tindak verbal yang terjadi ialah ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu memberi
jawaban sekenanya.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan C2 termasuk dalam subkategori menanyakan, namun disampaikan dengan maksud menyimpulkan. Penutur menyimpulkan bahwa nilai jelek yang
diperoleh mitra tuturnya akibat dari kemalasan mitra tutur untuk belajar.
4.2.4 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan Muka