5 Maksud Ketidaksantunan
Pada tuturan C3, penutur bermaksud menakut-nakuti mitra tuturnya yang pipis di celana agar tidak mengulangi kesalahan itu lagi. Lebih lanjut lagi maksud
kesal karena ketidakmampuan mitra tuturnya yang terdapat pada tuturan C13.
4.2.3.2 Subkategori Mengejek
Cuplikan tuturan 24 Ketika penutur dan MT1 berbincang-bincang, datanglah MT2
menghampiri penutur. Kemudian penutur berkata
P : “Sing mesak’ake yo iki mbak, kasian sekali ini. Wis disambi, ireng, kasian sekali yo le sayang ya.
” C7
Konteks tuturan: tuturan terjadi saat penutur sedang berbincang- bincang dengan MT 1 di ruang tamu rumah penutur Kamis, 25 April
2013, pukul 16.06 WIB. MT 2 datang dari luar rumah menghampiri penutur. Penutur ingin memperkenalkan MT2 kepada MT1 dengan
melontarkan kata-kata ejekan sambil mencium MT2 penuh rasa sayang
Cuplikan tuturan 33 Ketika penutur dan MT sedang berbincang-bincang, tiba-tiba MT2
berjalan melewati keduanya. Penutur kemudian berkata
P : “Itu adik saya yang kepala desa itu tapi itu yang paling bodoh itu.” C16
Konteks tuturan: penutur sedang berbincang-bincang dengan MT 1 di pendhopo rumah dalam suasana santai Senin, 10 Juni 2013 sekitar
pukul 12.47 – 13.36 WIB. Tiba-tiba MT 2 selaku adik keponakan dari
penutur lewat depan pendhopo dan tersenyum. Penutur secara spontan menceritakan kelemahan MT2 dengan nada mengejek
1 Wujud Ketidaksantunan linguistik
Tuturan C7
: “Sing mesak’ake yo iki mbak, kasian sekali ini. Wis disambi, ireng, kasian sekali yo le sayang ya.” ..yang kasian ya ini mbak. Sudah
ditinggal-tinggal, hitam, kasian sekali ya nak, sayang ya. Tuturan C16
: “Itu adik saya yang kepala desa itu tapi itu yang paling bodoh itu.”
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C7: penutur berbicara langsung di hadapan tamu yang sedang
berkunjung, penutur berbicara sembari tertawa mengejek dan mencium pipi mitra tutur, penutur menggunakan kata ‘hitam’ untuk menguatkan maksud
ejekannya terhadap mitra tutur.
Tuturan C16: penutur berbicara dengan sinis sembari menunjuk ke arah MT2,
penutur berbicara langsung di hadapan tamu yang berkunjung, penutur juga dengan sengaja menceritakan kelemahan MT2.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan C7: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi berita, tekanan
lunak pada frasa wis disambi, ireng, nada rendah, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan istilah bahasa Jawa, yaitu pada
frasa sing mesak’ake yo iki, wis disambi, dan pada kata ireng dan yo, kemudian
kata fatis yang terdapat dalam tuturan: ya dan yo.
Tuturan C16: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi berita, tekanan keras pada frasa paling bodoh, nada sedang, dan pilihan kata yang digunakan
adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan kata tidak baku, yaitu tapi.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan C7: Tuturan terjadi saat penutur sedang berbincang-bincang santai
dengan MT 1 di ruang tamu rumah penutur Kamis, 25 April 2013, pukul 16.06 WIB. MT 2 datang menghampiri penutur. Penutur ingin memperkenalkan
MT2 kepada MT1 dengan melontarkan kata-kata ejekan sambil mencium MT2. Penutur dan MT1 perempuan. Penutur ibu berusia 39 tahun dan MT1 adalah
tamu. MT2 laki-laki berusia 5 tahun. Penutur adalah ibu dari MT2. Tujuan dari penutur ialah mengejek penampilan fisik MT2. Tindak verbal yang terjadi
yakni ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT yaitu diam saja.
Tuturan C16: Penutur sedang berbincang-bincang dengan MT1 di pendhopo
rumah dalam suasana santai Senin, 10 Juni 2013 sekitar pukul 12.47 – 13.36
WIB. Tiba-tiba MT2 selaku adik keponakan dari penutur lewat depan pendhopo dan tersenyum. Penutur secara spontan menceritakan kelemahan
MT2 dengan nada mengejek. Penutur dan MT1 perempuan. Penutur berusia 63
tahun, MT1 adalah tamu, dan MT2 laki-laki berusia 40 tahun. Penutur adalah kakak keponakan dari MT2. Tujuan dari tuturan penutur ialah mengejek MT2.
Tindak verbal yang terjadi yakni ekspresif. Tuturan tersebut mengakibatkan tindak perlokusi MT2 yaitu pergi meninggalkan penutur dan MT1.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan C7 terdengar sebagai sebuah ejekan, namun maksud dari tuturan penutur hanyalah mengajak bercanda mitra tuturnya. Lain halnya dengan
tuturan C16 yang disampaikan dengan maksud memberi sebuah informasi. Sayangnya, pemberian informasi pada tuturan tersebut berkaitan dengan
kelemahan mitra
tuturnya, sehingga
dipersepsi sebagai
maksud ketidaksantunan
4.2.3.3 Subkategori Menolak