tahun. Penutur adalah adik dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan tersebut adalah penutur mengungkapkan amarahnya. Tindak verbal yang terjadi ialah
ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut: MT melontarkan kata-kata umpatan kepada penutur.
Tuturan E9: Penutur berusaha memperingatkan mitra tutur untuk Shalat,
namun penutur tidak mengindahkan peringatan dari mitra tutur, bahkan melontarkan jawaban dengan kata-kata tidak santun. Penutur laki-laki kelas VII
SMP, berusia 13 tahun dan mitra tutur perempuan berusia 40 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan tersebut ialah mengungkapkan
amarahnya karena penutur tidak suka diatur-atur. Tindak verbal yang terjadi yakni ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut adalah MT marah dan
membanting pintu kamar penutur.
5 Maksud Ketidaksantunan
Tuturan E7 disampaikan dengan maksud marah karena tingkah laku mitra tutur yang mengakibatkan penutur tidak berkenan. Selanjutnya, tuturan E9 yang
disampaikan dengan maksud kesal karena penutur merasa sering diatur oleh mitra tuturnya.
4.2.5.2 Subkategori Kesal
Cuplikan tuturan 61 MT
: “Pakai celana kok ngetat semua to?”
P : “Sak karepku to mak, wong sing nganggo aku kok” E3
MT : meninggalkan penutur dengan raut wajah sinis Konteks tuturan: mitra tutur menghampiri penutur yang hendak
bepergian dan bertanya kepadanya. Menurut mitra tutur, celana yang dikenakan terlalu ketat. Penutur kurang senang dengan pertanyaan mitra
tutur yang dinilai terlalu mengatur cara berpakaian penutur, sehingga penutur memberikan jawaban dengan kesal
Cuplikan tuturan 68 MT 2
: “Dik, bebek’e dipakani yoo” MT1 : tidak menjawab, justru berbalik menyuruh penutur
P : “Wooo opo-opo aku. Opo-opo aku” E10
MT 1 : “Salahe dituku”
Konteks tuturan: percakapan sore hari di teras rumah. MT 2 menyuruh MT 1 untuk memberi makan bebek peliharaan. Namun, MT 1 justru
menyuruh penutur yang empunya bebek tersebut. Penutur kesal karena selalu disuruh untuk mengerjakan sesuatu. MT 1 yang juga merasa kesal
kemudian menanggapi perkataan penutur
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan E3
: “Sak karepku to mak, wong sing nganggo aku kok” Terserah
saya dong Mak, yang pakai kan saya Tuturan E10
: “Woo opo-opo aku. Opo-opo aku”Apa-apa saya, apa-apa
saya 2
Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E3: penutur berbicara kepada orang yang lebih tua dengan ketus dan
keras, penutur juga berbicara sembari berjalan meninggalkan mitra tutur.
Tuturan E10: penutur berbicara kepada orang yang lebih tua dengan keras
tanpa melihat ke arah mitra tutur, penutur berbicara sembari berjalan hendak meninggalkan mitra tutur, penutur juga sengaja melontarkan kata-kata
sekenanya.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Tuturan E3: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi seru, tekanan
keras pada sak karepku to Mak, nada tinggi, pilihan kata yang digunakan adalah
bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa, dan kata fatis yang terdapat dalam tuturan: kok dan to.
Tuturan E10: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi seru, tekanan
keras pada kata fatis woo, nada tinggi, pilihan kata yang digunakan adalah
bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa, dan kata fatis yang terdapat dalam tuturan: woo.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Tuturan E3: Mitra tutur menghampiri penutur yang hendak bepergian dan
bertanya kepadanya. Menurut mitra tutur, celana yang dikenakan terlalu ketat. Penutur kurang senang dengan pertanyaan mitra tutur yang dinilai terlalu
mengatur cara berpakaian penutur, sehingga penutur memberikan jawaban dengan kesal. Tuturan terjadi dalam suasana serius. Penutur laki-laki berusia 24
tahun dan mitra tutur perempuan berusia 46 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan penutur ialah mengungkapkan amarahnya.
Tindak verbal yang terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut: MT meninggalkan penutur sinis.
Tuturan E10: Percakapan sore hari di teras rumah. MT2 menyuruh MT1
untuk memberi makan bebek peliharaan. Namun, MT1 justru menyuruh penutur yang empunya bebek tersebut. Penutur kesal karena selalu disuruh
untuk mengerjakan sesuatu. MT1 yang juga merasa kesal kemudian menanggapi perkataan penutur. Penutur laki-laki kelas 4 SD, berusia 12 tahun,
MT1 perempuan kelas XII SMK ,berusia 19 tahun, dan MT2 perempuan berusia 42 tahun. Penutur adalah adik dari MT1, dan MT2 adalah ibu dari
penutur juga MT1. Tujuan penutur adalah menolak perintah MT1. Tindak verbal yang terjadi yaitu ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut
adalah MT1 menanggapi perkataan penutur dengan kesal.
5 Maksud Ketidaksantunan
Pada tuturan E3 penutur bermaksud mengungkapkan kekesalanya karena mitra tutur terlalu banyak mengatur cara berpakaian penutur. Lain halnya dengan
maksud protes yang terdapat pada tuturan E10. Penutur bermaksud memrotes mitra tuturnya yang terlalu sering memerintah dirinya
4.2.5.3 Subkategori Menyepelekan