Subkategori Menyindir Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan Konflik

terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut adalah MT marah dan membanting pintu. Tuturan E6: Mitra tutur sedang bersiap-siap di teras rumah hendak pergi ke sawah pada siang hari. Mitra tutur menyuruh penutur untuk membantu pekerjaan di sawah. Penutur enggan melaksanakan perintah dari mitra tutur dan hanya memberi jawaban sembrono. Penutur laki-laki, berusia 28 tahun dan mitra tutur perempuan, berusia 53 tahun. Penutur adalah anak dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan tersebut ialah penutur enggan melaksanakan tugas dari MT. Tindak verbal yang terjadi: ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut adalah MT menjawab perkataan penutur dengan kesal kemudian pergi meninggalkan penutur. 5 Maksud Ketidaksantunan Dalam subkategori menyepelekan terdapat dua maksud ketidaksantunan. Maksud yang pertama adalah maksud merahasiakan sesuatu dan terdapat pada tuturan E4. Penutur merasa tidak nyaman dengan pertanyaan mitra tutur, sehingga berusaha merahasiakan kepergian penutur. Berbeda dengan tuturan E6 yang disampaikan dengan maksud menolak. Penutur bermaksud menolak ajakan mitra tuturnya untuk pergi ke sawah.

4.2.5.4 Subkategori Menyindir

Cuplikan tuturan 59 MT : mitra tutur mengambil makanan, namun kurang berhati-hati sehingga mneimbulkan kegaduhan P : “Mbok dibanting sisan Mbok dibaleni” E1 MT : mitra tutur kesal dan justru dengan sengaja membuat gaduh ruang makan Konteks tuturan: penutur dan mitra tutur sedang makan siang di ruang makan. Mitra tutur secara tidak sengaja mengambil piring dengan tidak hati-hati, sehingga menimbulkan suara gaduh. Penutur menanggapi tingkah laku mitra tutur dengan melontarkan kata-kata sindiran 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E1 : “Mbok dibanting sisan Mbok dibaleni” Dibanting sekalian, diulang lagi 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1: penutur berbicara dengan ketus dan sengaja melontarkan kata- kata sindiran kepada mitra tutur, penutur berbicara sembari melirik sinis ke arah mitra tutur, penutur sengaja menyindir mitra tutur dengan tujuan agar lebih berhati-hati ketika mengambil sesuatu. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E1: intonasi yang digunakan penutur adalah intonasi perintah, tekanan keras pada kata sisan, nada sedang, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa nonstandar dengan menggunakan bahasa Jawa, dan kata fatis yang terdapat dalam tuturan: mbok. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1: Penutur dan mitra tutur sedang makan siang di ruang makan. Mitra tutur secara tidak sengaja mengambil piring dengan tidak hati-hati, sehingga menimbulkan suara gaduh. Penutur menanggapi tingkah laku mitra tutur dengan melontarkan kata-kata sindiran. Penutur dan mitra tutur laki-laki. Penutur mahasiswa semester 4, berusia 19 tahun dan mitra tutur kelas VIII SMP, berusia 14 tahun. Penutur adalah kakak dari mitra tutur. Tujuan dari tuturan penutur adalah menyuruh MT agar lebih berhati-hati. Tindak verbal yang terjadi yaitu ekspresif. Tindak perlokusi dari tuturan tersebut adalah MT kesal dan semakin membuat gaduh suasana. 5 Maksud Ketidaksantunan Tuturan E1 disampaikan dengan maksud menyindir mitra tuturnya yang tidak pernah berhati-hati dalam melakukan aktivitas, sehingga selalu menimbulkan suara gaduh.

4.2.5.5 Subkategori Menolak