Pembatasan Masalah Penegasan Istilah

Nilai tes kemampuan awal dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai tes kemampuan awal siswa dapat dinyatakan dalam kategori nilai menurut Ngalim Purwanto 2012: 103, yaitu : Tabel 3. 7 Kategori Nilai Tes Nilai Kategori 86 – 100 Baik Sekali 76 – 85 Baik 60 – 75 Cukup 55 – 59 Kurang 54 Kurang Sekali

b. Tes Evaluasi Belajar

Nilai yang diperoleh pada masing-masing soal diberi skor sebagai pedoman penilaian untuk tes evaluasi belajar. Tabel 3. 8 Skor Maksimal Per Butir Soal Tes Evaluasi Belajar Nomor Soal Skor 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 11 1 12 1 13 1 14 1 15 1 1a 4 1b 5 1c 4 2a 3 2b 4 3 5 Total 40 Nilai tes evaluasi belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kategori nilai disesuaikan dengan kategori nilai tes seperti pada tabel 3. 7. Hasil tersebut digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

2. Pengolahan Data Non Tes

a. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model kooperatif tipe TSTS adalah sebagai berikut: Dimana, skor 1 diberikan apabila tidak dilakukan, skor 2 diberikan apabila dilakukan akan tetapi pelaksanaannya kurang baik, skor 3 diberikan apabila dilakukan dan pelaksanaannya cukup baik, skor 4 diberikan apabila dilakukan dan pelaksanaannya baik. Presentase keterlaksanaan yang diperoleh dari masing-masing observer pada setiap pertemuan kemudian dihitung rata-ratanya. Rata- rata presentase tersebut disesuaikan dengan kategori berikut ini : Tabel 3. 9 Kategori Presentase Presentase Kategori 81 - 100 Sangat Baik 61 - 80 Baik 41 - 60 Cukup 21 - 40 Kurang 0 - 20 Sangat Kurang modifikasi dari Jihat 2013: 89

b. Kuesioner

Data kuesioner atau angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam megikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model kooperatif tipe TSTS. Skala yang digunakan dalam kuesioner yaitu skala Likert dengan skala 4. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skor diberikan berdasarkan alternatif jawaban yang diperoleh siswa. Dalam pemberian skor digunakan panduan berikut: Tabel 3. 10 Panduan Pemberian Skor Kuesioner Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Total skor yang diperooleh kemudian dipresentasekan dengan rumus :

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN

0 10 193

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi pengelolaan lingkungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011-2012.

0 1 222

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

0 0 14

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12