Hubungan Konstruktivisme dengan Teori Belajar Prinsip-Prinsip Penerapan Konstruktivisme

dunia sejauh dialmaninya. Proses pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Menurut Suparno 1997 secara ringkas gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut : 1 Pengetahuan bukan merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. 2 Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. 3 Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.

5. Hubungan Konstruktivisme dengan Teori Belajar

Garis besar pemikiran filsafat konstruktivisme menurut Suparno dalam Adisusilo, 2012 yang diambil manfaatnya untuk proses belajar peserta didik adalah : 1 Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, baik secara personal maupun secara sosial. 2 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pendidik ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar. 3 Peserta didik aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah. 4 Pendidik sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi peserta didik berjalan mulus.

6. Prinsip-Prinsip Penerapan Konstruktivisme

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa konstruktivisme dikembangkan berdasarkan pandangan bahwa anak atau siswa dapat mengkonstruks atau membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu, belajar adalah proses mengakomodasi pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh pengetahuan yang baru yang terjadi dalam rangka mencocokkan apa yang telah diketahui dengan apa yang dihadapai. Berkaitan dengan hal tersebut, Brook Brook 1993 : 34 mengemukakan prinsip-prinsip penerapan pendekatan konstruktivisme, yang diperkaya oleh Jamaris 2004 : 101 seperti berikut ini. a. Belajar perlu dimulai dari isu-isu yang berkaitan dengan kegiatan siswa dalam mengkonstruk pemahaman dan pengetahuannya secara aktif. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menemukan makna dari apa yang dipelajari. b. Proses pembelajaran perlu disusun dengan memperhatikan konsep utama dan bagian-bagian yang berkaitan dengan konsep utama tersebut. Hal ini disebabkan karena kebermaknaan mempersyaratkan pemahaman konsep, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian dari konsep. c. Pemahaman terhadap model mental yang digunakan siswa dalam memahami dunia di sekitarnya dan asumsi-asumsi yang menjadi dasar dalam pengembangan model mental tersebut perlu dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dengan proses pembelajaran. d. Pembelajaran perlu disajikan dalam konteks yang dapat membantu siswa untuk membangun pemahaman dan pengetahuannya secara interdisiplin. Hal ini disebabkan karena tujuan belajar bukan hanya menghafal, akan tetapi memahami sesuatu dalam konteks yang mengandung makna. e. Asesmen merupakan bagian dari proses belajar. Hal ini disebabkan karena aesmen tidak dilakukan hanya untuk mengetahui hasil belajar yang dilakukan di akhir proses belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, sumber belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa perlu disediakan. f. Berkaitan dnegan pandangan konstruktivisme terhadap kemampuan siswa dalam membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri maka penggunaan kurikulum yang standar perlu dihindari. Oleh sebab itu, kurikulum hendaknya dikembangkan berdasarkan pengetahuan aktual yang dimiliki siswa yang diarahkan pada kemampuan pemecahan masalah secara aktual. g. Konstruktivisme menganjurkan agar menghindari pemberian nilai berdasarkan tes yang telah distandarisasi, karena asesmen merupakan bagian dari proses belajar yang melibatkan siswa dalam menilai kemajuan belajar yang telah dicapainya. h. Pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme menekankan peranan pendidikan dalam menghubungkan fakta-fakta yang ada dapat mempertajam pemahaman siswa dalam usahanya membangun pengetahuan barunya sendiri. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran digunakan adalah strategi yang mampu mendorong siswa untuk melakukan analisis, interpretasi, dan memprediksi. Berkaitan dengan hal tersebut, guru disarankan untuk mengajukan pertanyaan yang bersifat open-ended question atau pertanyaan yang dapat memunculkan berbagai pendapat yang bersifat divergent, artinya pertanyaan yang tidak dijawab dengan jawaban “ya atau tidak”. Dengan demikian, dialog antara siswa dapat terjadi dengan baik.

7. Karakeristik Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN

0 10 193

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi pengelolaan lingkungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011-2012.

0 1 222

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

0 0 14

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12