c. Menumbuhkan semangat peer teaching di kalangan
peserta didik tidaklah mudah.
2. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
a. Student Team Achivement Divisions STAD
Metode yang dikembangkan Slavin ini melibatkan “kompetisi” antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara
beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama dengan
teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis.
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus
berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan
bahwa metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang di dalamnya terdapat unit tugas
yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.
b. Teams-Games-Turnament TGT
Dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok,
format instruksional, dan lembar kerjanya. Bedanya, jika STAD fokus pada komposisi kelompok berdasarkan kemampuan ras,
etnis, dan gender, maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu, jika dalam STAD, yang digunakan
adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik.
Teknis pelaksanaannya mirip dengan STAD. Setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 3 orang yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, masing-masing kelompok memiliki komposisi anggota yang
comparable. Komposisi ini dicatat dalam tabel khusus tabel turnamen, yang setiap minggunya harus diubah. Sama seperti
STAD, dalam TGT setiap angota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih dahulu bersama dengan anggota-anggota yang
lain, lalu mereka diuji secara individual melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game ini akan menentukan skor
kelompok mereka masing-masing.
c. Jigsaw
Metode jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson 1975. Dalam metode jigsaw, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari
meteri pelajaran mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, masing-masing anggota harus
mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari informasi tersebut. Misalnya, jika kelompok A diminta mempelajari
informasi tentang novel, maka lima orang anggota di dalamnya harus mempelajari bagian-bagian yang lebih kecil dari novel,
seperti tema, alur, tokoh, konflik, dan latar. Setelah
mempelajari informasi
tersebut dalam
kelompoknya masing-masing, setiap anggota yang mempelajari bagian-bagiain ini berkumpul dengan anggota-anggota dari
kelompok lain yang juga menerima bgaian-bagian yang materi yang sama. perkumpulan siswa yang memiliki bagian informasi
yang sama ini di kenal dengan istilah “kelompok ahli”. Dalam
kelompok ahli ini, masing-masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian infromasi
itu kepada teman-teman satu kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa d
alam “kelompok ahli” ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka
mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman- teman satu kelompoknya. Setelah maisng-masing anggota
menjelaskan bagiannya masing-masing kepada teman satu kelompoknay, mereka mulai bersiap untuk diuji secara individu.
Guru memberikan kuis kepada setiap anggota kelompok untuk
dikerjakan sendiri-sendiri, tanpa bantuan siapa pun. Skor yang diperoleh setiap anggota dari hasil ujian kuis individu ini akan
menentukan skor yang diperoleh kelompok mereka.
d. Team Accelerated Instruction TAI