2. Metode Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2012: 199. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner
turutup adalah
kuesioner yang
disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih Suharsimi, 2010: 28.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini ada dua, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam RPP
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, alat dan bahan, sumber
belajar, dan penilaian. Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan selama 5 kali pertemuan, antara lain :
Tabel 3. 1 Rencana Pembelajaran
Pertemuan ke - Materi
Kegiatan
1 Perkalian pada bilangan
bulat Menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme dan model
kooperatif tipe TSTS.
2 Sifat-sifat perkalian pada
bilangan bulat Test kemampuan awal dan
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme dan model kooperatif tipe TSTS.
3 Pembagian pada bilangan
bulat Menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme dan model
kooperatif tipe TSTS.
4 Sifat-sifat pembagian dan
operasi hitung campuran pada bilangan bulat.
Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme dan model kooperatif tipe TSTS.
5 Operasi
hitung pada
bilangan bulat Test evaluasi kemampuan
belajar siswa
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan kegiatan, hasil
test kemampuan awal, hasil uji coba soal, hasil belajar siswa, dan kuesoiner atau angket motivasi.
a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan
Lembar observasi keterlaksanaan kegiatan adalah lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran. Lembar observasi tersebut diisi setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada lembar observasi tersebut
memuat daftar pernyataan-pernyataan dan observer memberikan
tanda cek pada jawaban yang dipilihnya. Pada lembar
observasi tersebut terdapat 4 kriteria jawaban, yaitu : 1 : tidak dilakukan
2 : dilakukan akan tetapi pelaksanaannya kurang baik 3 : dilakukan dan pelaksanaannya cukup baik
4 : dilakukan dan pelaksanaannya sangat baik
b. Kuesioner Motivasi Belajar
Pengumpulan data motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan di akhir
kegiatan penelitian, yaitu setelah siswa melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme dengan model
kooperatif tipe TSTS. Kuesioner tersebut tidak diujikan terlebih dahulu di kelas lain karena kelas yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme hanya satu kelas saja. Pernyataan dalam kuesioner tersebut terbagi menjadi dua macam, yaitu pernyataan yang positif
dan pernyataan yang negatif.
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Motivasi Belajar
Variabel Indikator
Diskripsi Item
+ -
Motivasi Belajar
Tekun menghadapi
tugas 1.
Siswa gigih dalam menyelesaikan tugas yang
sulit 2.
Siswa sungguh-sungguh mengerjakan tugas
1, 2, 3 4, 6, 10
Ulet 1.
Siswa sabar dalam 5, 8
12, 13
Variabel Indikator
Diskripsi Item
+ -
menghadapi kesulitan
menyelesaikan tugas yang sulit
Bekerja sama untuk
mendiskusikan suatu persoalan
1. Siswa mampu bekerja
sama untuk menyelesaikakan tugas
2. Siswa terbuka atas
pendapat atau masukan dari temannya
3. Siswa bersedia
memberikan informasi kepada teman dari
kelompok atas hasil diskusinya dengan
kelompoknya sendiri
4. Siswa bersedia mencari
informasi ke kelompok yang lain untuk
mendapatkan jawaban
5. Siswa saling bertukar
pikiran dalam menyelesaikan persoalan
7. 11, 17, 20
9, 14, 15, 18
Senang mencari dan
memecahkan soal-soal,
1. Siswa menyukai tantangan
2. Siswa lebih menyukai soal
yang sulit 3.
Siswa mencoba menyelesaikan persoalan
dengan bekal pengetahuan yang telah dimilikinya
4. Siswa membentuk
pengetahuannya sendiri dengan bantuan LKS tanpa
diberi tahu guru terus- menerus
16, 19, 26, 30
22, 23, 25, 29
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar,
1. Siswa memiliki alasan
yang kuat untuk terus belajar
2. Siswa merasa bahwa
belajar adalah sebuah kebutuhan yang penting
24, 28 21, 27
c. Test kemampuan awal
Test kemampuan awal dilaksanakan sebelum pembelajaran berlangsung, dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman siswa
mengenai materi yang telah diajarkan oleh guru pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Test Kemampuan Awal
Sub Pokok Bahasan Indikator
Jumlah Soal
Penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat Menyelesaikan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat. 2
Menyelesaikan permasalahan sehari-hari
dengan menggunakan konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
3
d. Test Evaluasi Belajar
Test evaluasi belajar diberikan pada akhir pembelajaran, setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan model kooperatif tipe TSTS. Soal evaluasi belajar berkaitan dengan materi operasi hitung
perkalian, pembagian, dan campuran serta sifat-sifat pada perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Test Evaluasi Belajar Soal Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Jumlah
Soal
Melakukan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan.
Bilangan Bulat
Melakukan operasi hitung perkalian pada
bilangan bulat 3
Melakukan opersi hitung pembagian pada bilangan
2
T a
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Test Evaluasi Belajar Soal Uraian
Test evaluasi ini sebelum di berikan, terlebih dahulu dikonsultasikan ke dosen, kemudian diujikan di kelas yang lain yang memiliki kemampuan
yang setara dengan kelas yang diberi perlakuan.
a. Validitas
Menurut Jihad dan Haris 2013 : 179 validitas ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar
dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-sisi yang sudah dibuat. Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan
korelasi produck moment Pearson dengan mengkorelasikan skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat.
bulat Menentukan sifat-sifat
operasi hitung perkalian dan pembagian pada
bilangan bulat. 1
Melakukan operasi hitung campuran pada
bilangan bulat. 9
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Jumlah
Soal
Melakukan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan.
Bilangan Bulat
Melakukan operasi hitung perkalian dan
pembagian pada bilangan bulat
3 Melakukan operasi
hitung campuran pada bilangan bulat.
3
Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas item dapat digunakan rumus :
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Banyaknya peserta test
X = Nilai hasil uji coba Y = Nilai rata-rata
Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi digunakan kriteria
Nurgana Rusefendi, 1994 :114 berikut ini : : sangat tinggi
: tinggi : cukup
: rendah : sangat rendah
b. Reliabilitas
Menurut Jihad dan Haris 2013 : 180 reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang
digunakan :
[ ] [
] Keterangan :
n = banyaknya butir soal = jumlah varian skor tiap item
= varian skor total Rumus untuk mencari varians :
∑
∑
Keterangan :
: sangat rendah : rendah
: sedang : tinggi
: sangat tinggi
c. Tingkat Kesukaran
Menurut Jihad dan Haris 2013 : 182 menyatakan bahwa tingkat kesukaran TK pada masing-masing butir soal dihitung
dengan menggunakan rumus :
Keterangan : = Jumlah skor kelompok atas
= Jumlah skor kelompok bawah n
= jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Kriteria interpretasi tingkat kesukaran digunakan pendapat Sudjana 1999 ; 137 :
: Sukar : Sedang
: Mudah
d. Daya Pembeda
Menurut Jihad dan Haris 2013 : 181 menyatakan bahwa untuk perhitungan daya pembeda DP dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut : 1.
Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel 2.
Dibuat pengelompokan siswa dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah terdiri atas 50 dari
seluruh siswa yang mendapatkan skor rendah. Daya pembeda ditentukan dengan :
Keterangan : = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
= jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
= jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah
Interpretasi nilai DP mengacu pada pendapat Ruseffendi, 1991 : 203-204 :
atau lebih : Sangat baik : Cukup baik, mungkin perlu diperbaiki
: Minimum, perlu diperbaiki ke bawah : Jelek
H. Tehnik Analisis Data