3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
Metode TSTS atau metode dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Kagan Lie, 2010: 60. Metode ini memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar
mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Peserta didik bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan peserta
didik yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah,
kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.
Gambar skema Diskusi Model TSTS Kagan, Lie, 2010: 60 Keterangan :
= Peserta didik yang bertamu ke kelompok lain. = Kelompok
= Arah perpindahan peserta didik sebagai tamu
Menurut Wijayanti 2007: 25-27, langkah-langkah skema diskusi Model TSTS pada gambar 1 adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok berempat, setiap peserta
didik dalam setiap kelompok mendapat nomor. Sistem penomoran misalnya 1a : anak dari kelompok 1 kode a, 4b :
anak dari kelompok 4 kode b, dst. b.
Guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya.
c. Setelah diskusi intra kelompok usai, dua orang dari masing-
masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain
d. Anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai duta
tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja
kelompoknya kepada tamu tersebut. e.
Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan
tugasnya, mereka kembali kekelompoknya masing-masing f.
Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima
tamu mencocokan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
Metode TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut : a.
Persiapan Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah
membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas peserta didik dan membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 peserta didik dan setiap anggota kelompok harus heterogen
berdasarkan prestasi akademik peserta didik dan suku, b.
Presentasi Guru Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran,
mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
c. Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-
tiap peserta didik dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, peserta didik mempelajarinya dalam kelompok kecil 4 peserta didik
yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau
memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam
kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota
yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan
dan membahas hasil-hasil kerja mereka. d.
Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan salah
satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya.
Kemudian guru membahs dan mengarahkan peserta didik ke bentuk formal.
e. Evaluasi kelompok dan penghargaan
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah
diperoleh dengan menggunakan metode TSTS. Masing-masing peserta didik diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari
hasil pembelajaran dengan metode TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok
yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
4. Penerapan Konstruktivisme Pada Model Kooperatif Tipe Two