Pembelajaran menurut Jihad dan Haris 2009 : 11 merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar dan mengajar.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan siswa, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pemberi pelajaran. Menurut Suherman pembelajaran merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik
dalam rangka perubahan perilaku Jihad dan Haris, 2009 : 11. Oleh karena itu, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi
yang memiliki tujuan tercapainya perubahan perilaku melalui interaksi antara pendidik dengan peserta dan antar peserta didik.
C. Pendekatan Konstruktivisme
1. Hakikat Pendekatan Konstruktivisme
Pandangan konstruktivisme menurut Kukla 2000 : 3 memberikan pandangan konstruktivismenya dengan menyatakan bahwa semua konsep
yang didapat oleh setiap organisme merupakan suatu hasil dari proses konstruksi. Kukla beranggapan konsep yang dibangun berhubungan
dengan suatu realitas. Realitas merupakan hasil dari konstruksi setiap organisme. Menurut Kukla pada dasarnya setiap individu membentuk
realitas dalam perspektif mereka masing-masing. Oleh karena itu realitas yang terbangun merupakan hasil interpretasi dari masing-masing
organisme.
Menurut Bidell dan Fischer 2005 : 10 konstruktivisme memiliki karakteristik adanya perolehan pengetahuan sebagai produk dari kegiatan
organisasi sendiri oleh individu dalam lingkungan tertentu. Richardson 1997 : 3 menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan
sebuah keadaan di mana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai, serta ide dan
fenomena di mana mereka berhubungan. Menurut Chaille dan Britain 2003 : 5 terdapat dua perbedaan
pandangan terhadap bagaimana peserta didik belajar. Pertama perspektif behavioral yang menganggap bahwa pengetahuan merupakan suatu proses
pentransferan dari seseorang pendidik kepada peserta didik. Kedua adalah pandangan konstruktivis menyatakan bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari konstruksi pengetahuan yang aktif dan dinamis. Oleh karena itu, untuk memahami proses pengkonstruksian pengetahuan
diperlukan pengkonsepan proses pembelajaran sebagai salah satu aspek dalam teori pembangunan konsep peserta didik.
Titik krusial dalam pandangan konstruktivisme adalah terkait dengan proses pembelajaran. Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran
lebih menekankan proses daripada hasil pembelajaran. Artinya bahwa hasil belajar yang merupakan tujuan pembelajaran tetap dianggap penting,
namun di sisi lain proses belajar yang melibatkan cara maupun strategi juga dianggap penting. Pandangan konstruktivisme menganggap bahwa
belajar merupakan proses aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan. Proses aktif tersebut sangat didukung oleh terciptanya interaksi antara peserta
didik dan guru, dan interaksi antar peserta didik. Pendekatan menurut Sanjaya 2008 : 127 dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Penentuan pendidik dalam menentukan pendekatan yang digunakan pada saat proses
pembelajara harus tepat. Artinya bahwa dalam melakukan proses pembelajaran, konsep awal yang harus dilakukan adalah memahami dasar
sudut pandang yang digunakan pendidik. Pendekatan pembelajaran jika dilihat dari pusat pembelajaran
dibedakan menjadi teacher centered learning dan student centered learning. Jika dlihat dari pengkonsepan pengetahuan dalam pembelajaran
atau teori belajar dibedakan menjadi
teori behavioristik
dan konstruktivisme. Adapun jika dilihat dari cara belajar dibedakan menjadi
kooperatif dan individualism. Pembelajaran
yang menggunakan pendekatan konstruktivisme
menuntut agar seorang pendidik mampu menciptakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dengan
materi pelajaran melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas, aktivitas siswa dalam pembelajaran konstruktivisme dapat dilakukan
dengan kegiatan mengamati fenmena-fenomena, mengumpulkan data-data,
meruuskan dan mengudi hipotesis-hipotesis, dan bekerjasama dengan orang lain Schunk, 2012 : 324.
2. Pendekatan Psikologi Berbasis Konstruktivisme