aktual yang dimiliki siswa yang diarahkan pada kemampuan pemecahan masalah secara aktual.
g. Konstruktivisme menganjurkan agar menghindari pemberian nilai
berdasarkan tes yang telah distandarisasi, karena asesmen merupakan bagian dari proses belajar yang melibatkan siswa dalam menilai
kemajuan belajar yang telah dicapainya. h.
Pembelajaran yang
menerapkan pendekatan
konstruktivisme menekankan peranan pendidikan dalam menghubungkan fakta-fakta
yang ada dapat mempertajam pemahaman siswa dalam usahanya membangun pengetahuan barunya sendiri. Oleh sebab itu, strategi
pembelajaran digunakan adalah strategi yang mampu mendorong siswa untuk melakukan analisis, interpretasi, dan memprediksi.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru disarankan untuk mengajukan pertanyaan yang bersifat open-ended question atau pertanyaan yang
dapat memunculkan berbagai pendapat yang bersifat divergent, artinya pertanyaan yang tidak dijawab dengan jawaban “ya atau
tidak”. Dengan demikian, dialog antara siswa dapat terjadi dengan baik.
7. Karakeristik Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Jamaris 2012 : 154 mengatakan bahwa teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh Vigotsky pada tahap selanjutnya diperluas oleh ahli-
ahli terkait melalui berbagai penelitian yang dilakukan mereka. Dari
berbagai hasil penelitian tersebut dapat disintesis karakteristik konsep- konsep konstruktivisme dalam pendidikan, seperti yang dijelaskan berikut
ini.
a. Konsep penting dalam penerapan konstruktivisme di bidang
pendidikan adalah zone of proximal yang diterapkan melalui scaffolding, yaitu suatu proses pemberian bimbingan pada siswa
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya kepada apa yang harus diketahuinya.
b. Di dalam mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah,
perlu dipertimbangkan : 1.
Keterampilan yang belum dikuasai siswa; 2.
Keterampilan yang tidak dapat dilakukan siswa; 3.
Keterampilan yang mungkin dapat dilakukan siswa; 4.
Keterampilan yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan orang lain.
c. Guru yang bijaksana memberikan dukungan pada siswa dalam
usahanya mencapai perkembangannya secra optimal. Oleh sebab itu, scaffolding merupakan aspek yang penting di dalam proses
pembelajaran. d.
Proses pembelajaran yang menerapkan prinsip konstruktivisme dikelola melalui pendekatan lingkungan secara nyata yang dilakukan
dengan berbagai kegiatan nyata.
e. Pendidikan dan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
konstruktivisme memiliki ciri-ciri : 1.
Berbagai materi dan konsep disajikan dalam berbagai perspektif dan konteks.
2. Tujuan pendidikan dan pembelajaran ditetapkan bersama oleh
siswa dan guru. 3.
Pendidik berperan sebagai pembimbing, mediator, monitor, dan fasilitator.
4. Berbagai kegiatan belajar, kesempatan, sarana dan prasarana
disiapkan untuk
mendorong perkembangan
metakognitif, kemampuan analitis secara mandiri, kemampuan mengontrol dan
merefleksikan diri secara mandiri. 5.
Siswa memegang peranan penting dalam mengontrol dan memediasi proses belajar.
6. Situasi belajar, lingkungan belajar, keterampilan, isi, tugas-tugas
belajar menekankan prinsip relevansi, realistik, autentik, dan merepresentasikan dunia nyata secara alami bersifat kompleks.
7. Penekanan hasil belajar tidak hanya pada hasil belajar, tetapi pada
proses mengkontruksi pengetahuan. 8.
Pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berlangsung, baik secara individual maupun melalui negosiasi sosial, kolaboratif
dan pengalaman aktual.
9. Pengetahuan yang telah dibangun siswa pada masa sebelumnya,
keyakinan dan sikap yang telah dimiliki siswa merupakan bahan- bahan pertimbangan penting dalam membangun pengetahuan
barunya. 10.
Pemecahan masalah, penerapan proses berpikir tinggi, dalam pemahaman yang mendalam dan komprehensif merupakan hal-
hal yang menjadi penekanan dalam proses pembelajaran. 11.
Kesalahan dipandang sebagai peluang dalam usaha memahami dan membangun pengetahuan yang baru.
12. Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran yang diterapkan
dengan tujuan untuk mendorong siswa dalam mencari dan membangun pengetahuannya sendiri secara mandiri untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. 13.
Siswa dihadapkan pada berbagai kesempatan yang memberi peluang untuk mempelajari berbagai tugas belajar yang secara
bertahap ditingkatkan kesulitannya melalui interelasi berbagai konsep dan berbagai disiplin ilmu,
14. Penerapan metode kerja kelompok merupakan isu utama dalam
mengungkapkan berbagai alternatif dan beragai pandangan dalam pemecahan suatu masalah.
8. Perbandingan antara Kelas Konstruktivisme dan Tradisional