Tingkat Pencahayaan Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kelelahan Keja

2 Penentuan titik pengukuran. Penerangan setempat, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada. Dan penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. 3 Persyaratan pengukuran. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan serta lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan. 4 Tata cara a Hidupkan lux meter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. b Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, penerangan setempat atau umum. c Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil. d Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan. e Matikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.

9. Tekanan Panas

Tekanan panas atau yang dikenal dengan iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya Permenakertrans No. 13, 2011. Tekanan panas sangat erat kaitannya dengan suhu udara, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi Budiono, dkk, 2003. Pekerja akan dapat dan mampu bekerja dengan sebaik-baiknya apabila kondisi lingkungan kerja yang nyaman dan terdapat temperatur yang hampir sama antara metabolisme tubuh dan lingkungan sekitarnya Soewito, 1985. Bagi orang Indonesia cuaca kerja ditempat kerja dirasakan nyaman antara 21°- 30°C Suma’mur, 1996. Standar suhu lingkungan kerja yaitu 18°- 28°C Keputusan Menteri Kesehatan, 2002. Suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan suhu panas dapat mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris Suma’mur, 1996. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°-27 °C Wigjosoebroto, 2003. Suhu lingkungan yang tinggi dapat mengakibatkan suhu tubuh akan meningkat. Hal itu menyebabkan hipotalamus merangsang kelenjar keringat sehingga tubuh mengeluarkan keringat. Dalam keringat terkandung bermacam-macam garam terutama, garam Natrium chlorida. Keluarnya garam Natrium chloride bersama keringat akan mengurangi kadarnya dalam tubuh, sehingga menghambat transportasi glukosa sebagai sumber energi. Hal ini menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga tubuh mengalami kelelahan Guyton, 1991. Oleh karena itu agar terhindar dari kelelahan kerja akibat terpapar panas yang tinggi, maka lamanya kerja ditempat yang panas harus disesuaikan dengan tingkat pekerjaan dan tekanan panas yang dihadapi tenaga kerja. Hal ini sebanding dengan hasil penelitian di PT. Indokores Sahabat Purbalingga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja dengan kelelahan tenaga kerja Risva, 2002. Ada 2 dua jenis rumus perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB, yaitu: a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung: b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari: Berikut ini NAB iklim kerja ISBB yang diperkenankan Permenakertrans No. 13, 2011. Tabel 2.6 NAB Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB yang Diperkenankan Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam ISBB o C Beban Kerja Ringan Sedang Berat 75-100 31.0 28.0 - 50-75 31.0 29.0 27.5 25-50 32.0 30.0 29.0 0-25 32.2 31.1 30.5 Sumber: Permenakertrans No. 13, 2011 Pengukuran tekanan panas dengan Quest Thermal Environmental Monitor, perlu mempertimbangkan beban kerja sesuai dengan klasifikasi beban kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011 dan mengukur waktu kerja tenaga kerja. a. Beban Kerja Beban kerja adalah suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi Tarwaka, 2013. Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan perilaku dan persepsi dari pekerja Hart dan Staveland, 1988 dalam Tarwaka, 2013. Beban kerja yang melebihi kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja Depkes, 1991. Hasil penelitian pada pekerja laundry menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kelelahan kerja, dimana dari 30 pekerja 20 66,7 pekerja mengalami kelelahan akibat beban kerja tidak normal Wati dan Haryono, 2011. Beban kerja dapat ditentukan dengan menggunakan Estimasi Pengukuran Panas Metabolik, yaitu dengan merujuk kepada jumlah kalori yang dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan per satuan waktu NIOSH, 1986. Estimasi pengukuran panas metabolik dapat dilihat pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Estimasi Pengukuran Panas Metabolik A Body Position and Movement Kcalmin Sitting Standing Walking Walking uphill 0.3 0.6 2.0-3.0 Add 0,8 per meter rise B Type of Work Average Kcalmin Range kcalmin Hand work Light Heavy Work one arm Light Heavy Work Both two arms Light Heavy Work whole body Light Moderate Heavy Very Heavy 0.4 0.9 1.0 1.8 1.5 2.5 3.5 5.0 7.0 9.0 0.2-1.2 0.7-2.5 1.0-3.5 2.5-9.0 C Basal Metabolism 1.0