Data Primer Pengumpulan Data

sering dengan skor 3, K kadang-kadang dengan skor 2, dan TP tidak pernah dengan skor 1.

3. Kuesioner

a. Kuesioner Karakteristik Pekerja Karakteristik pekerja dapat diketahui menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok. b. Kuesioner IMT Kuesioner IMT digunakan untuk mengukur status gizi. Dalam kuesioner ini berisi pertanyaan berat badan pekerja dalam satuan kilogram kg dan pertanyaan tinggi badan dalam satuan meter m. Untuk pengukuran berat badan, pekerja diminta untuk menimbang berat badan diatas timbangan yang telah disediakan. Sedangkan untuk pengukuran tinggi badan, peneliti mengukur menggunakan meteran. Data tersebut digunakan untuk menghitung IMT. Hasil perhitungan IMT tesebut akan dibandingkan dengan standar dari Departemen Kesehatan RI Depkes RI Tahun 2004. Adapun cara perhitungan IMT adalah sebagai berikut Almatsier, 2009: c. Lembar Penilaian Pekerjaan untuk mengukur Estimasi Panas Metabolik Lembar penilaian pekerjaan digunakan untuk mengukur beban kerja yang nantinya sebagai pertimbangan dalam menentukan NAB iklim kerja ISBB yang diperkenankan. Pengukuran ini dilakukan dengan metode observasi proses kerja aktifitas kerja dan posisi saat bekerja menggunakan Estimasi Pengukuran Panas Metabolik menurut NIOSH 1986. Dengan merujuk kepada jumlah kalori yang dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan per satuan waktu. Hasil tersebut akan dibandingkan dengan standar dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011. Beban kerja diklasifikasikan menjadi beban kerja ringan, beban kerja sedang, dan beban kerja berat. Langkah-langkah penilaian pekerjaan adalah sebagai berikut: 1 Amati setiap aktivitas pekerja jenis dan posisinya yang diambil sebagai sampel setiap jam. 2 Catat posisi paling sering dilakukan pekerja. 3 Hitung beban kerja yang dikeluarkan menggunakan Estimasi Pengukuran Panas Metabolik menurut NIOSH 1986, kemudian disesuaikan dengan standar kriteria beban kerja dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011.