PEMBAHASAN PENUTUP Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kelelahan Kerja pada Pembuat Tahu di Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur Tahun 2014

xv DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Alur Pembuatan Tahu 23 Bagan 2.2 Kerangka Teori 70 Bagan 3.1 Kerangka Konsep 75 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Pemetaan Titik Pengukuran Tingkat Kebisingan, Tingkat Pencahayaan, dan Tekanan Panas Lampiran 3 Output SPSS 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970, pemerintah mewajibkan pada semua bidang usaha agar menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di tempat kerja sebagai salah satu wujud profesionalisme. Undang- undang tersebut menjelaskan tentang pentingnya memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan kecelakaan, bahaya peledakan, bahaya suhu, kelembaban, radiasi, suara, getaran, bahaya listrik, memadamkan kebakaran, pertolongan pada kecelakaan serta memberi alat pelindung diri APD pada para pekerja. Dengan demikian, perusahaan yang bergerak di bidang usaha apapun wajib menerapkan K3 di tempat kerja. Bidang usaha dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu usaha formal dan informal. Usaha sektor formal adalah pekerjaan yang terstruktur dan terorganisir, secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian, dan syarat- syarat bekerja dilindungi oleh hukum. Sedangkan bidang usaha sektor informal adalah kegiatan usaha yang secara umum sederhana, skala usaha relatif kecil, umumnya tidak mempunyai izin usaha, untuk bekerja di sektor informal lebih mudah dari pada di sektor formal, tingkat pendapatan di sektor informal biasanya rendah, keterkaitan sektor informal dengan usaha-usaha lain sangat kecil, dan usaha-usaha di sektor informal sangat beraneka ragam Effendi, 1993. Di sektor informal, penerapan K3 masih belum terlaksana secara memadai karena kurangnya dukungan landasan hukum untuk pembinaan sektor informal, serta kurangnya kesadaran K3 dan kerjasama lintas sektor yang berkaitan dengan penanganan sektor informal Setyawati, 2001. Salah satu bidang usaha sektor informal yang berkembang saat ini adalah industri tahu. Tahu merupakan salah satu makanan utama dan digemari oleh masyarakat Indonesia karena selain harganya murah dan mudah didapat, tahu juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan, rasanya enak, dan merupakan salah satu makanan yang menyehatkan Mudjajanto, 2006. Kebutuhan masyarakat terhadap tahu sangat besar sehingga banyak industri tahu bermunculan. Dengan demikian, industri tahu juga wajib menerapkan K3 di tempat kerja, agar dapat mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan dan kesakitan akibat kerja. Secara umum, terdapat dua golongan penyebab kecelakaan yaitu tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan unsafe human acts dan keadaan lingkungan yang tidak aman unsafe condition Heinrich, 1959. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80-85. Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia adalah stress dan kelelahan Suma’mur, 1993. Kelelahan yang terjadi di tempat kerja memberi kontribusi 50 terhadap terjadinya kecelakaan di tempat kerja Setyawati, 2007, Maurits dan Widodo, 2008. Kelelahan kerja merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada pekerja, dimana pekerja tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas kerja akibat faktor pekerjaan Riyadina, 1996, Sedarmayanti, 2009. Orang yang mengalami kelelahan kerja biasanya mengalami gejala- gejala seperti perasaan lesu, menguap, mengantuk, pusing, sulit berpikir, kurang berkonsenterasi, kurang waspada, persepsi yang buruk dan lambat, kaku dan canggung dalam gerakan, gairah bekerja kurang, tidak seimbang dalam berdiri, tremor pada anggota badan, tidak dapat mengontrol sikap, dan menurunnya kinerja jasmani dan rohani Kroemer dan Grandjean, 1997, Tarwaka, 2013. Kelelahan kerja dapat berdampak terhadap menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan motivasi untuk bekerja, penurunan kewaspadaan, menurunnya konsentrasi dan ketelitian, performa kerja rendah, kualitas kerja rendah, dan menurunnya kecepatan reaksi. Hal-hal tersebut akan menyebabkan banyak terjadi kesalahan, sehingga pekerja mengalami cidera, stress kerja, penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, dan pada akhirnya produktivitas berkurang Sastrowinoto, 1985, Manuaba, 1998, Budiono, dkk, 2003, Tarwaka, 2013. Kelelahan kerja disebabkan oleh beberapa hal seperti irama sirkadian, masalah lingkungan kerja tingkat kebisingan, tingkat pencahayaan, dan iklim kerja, intensitas dan lamanya kerja, masalah-masalah fisik tanggungjawab, kecemasan, dan konflik dalam organisasi, status kesehatan, status gizi Budiono, dkk, 2003, Kroemer dan Grandjean, 1997, Tarwaka, 2013, kerja monoton, dan beban kerja Suma’mur, 1999. Pendapat lain menambahkan kelelahan kerja juga dipengaruhi oleh waktu kerja, jenis kelamin, usia, masa kerja, status gizi, dan kondisi kesehatan Silaban, 1998. Berdasarkan penelitian menyebutkan kelelahan kerja disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian yang dilakukan pada pekerja penjahit sektor informal faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja adalah faktor usia pekerja dan masa kerja Umyati, 2010. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja pada karyawan Laundry informal adalah beban kerja Wati dan Haryono, 2011. Lalu jenis kelamin dan beban kerja memiliki hubungan dengan kelelahan kerja pada karyawan pengolah dan pendistribusi makanan di instalasi gizi sebuah rumah sakit Virgy, 2011 Berdasarkan hasil survey di negara maju, dilaporkan bahwa antara 10- 50 penduduk mengalami kelelahan Silaban, 1998. Sedangkan penelitian